Selasa, 01 November 2011

"Jannah-jannah" lainnya di Dunia: Madinah (9) & Kegagalan Penyerangan Lasykar Persekutuan


بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ


HUBUNGAN KISAH MONUMENTAL

"ADAM, MALAIKAT, IBLIS"

DENGAN

SURAH AL-IKHLASH, AL-FALAQ, DAN AL-NAAS

Bagian XXVIII


Tentang

"Jannah-jannah" Lainnya di Dunia: Madinah (9) &

Kegagalan Penyerangan Lasykar Persekutuan

Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma


وَ لَمَّا رَاَ الۡمُؤۡمِنُوۡنَ الۡاَحۡزَابَ ۙ قَالُوۡا ہٰذَا مَا وَعَدَنَا اللّٰہُ وَ رَسُوۡلُہٗ وَ صَدَقَ اللّٰہُ وَ رَسُوۡلُہٗ ۫ وَ مَا زَادَہُمۡ اِلَّاۤ اِیۡمَانًا وَّ تَسۡلِیۡمًا ﴿ؕ۲۳ مِنَ الۡمُؤۡمِنِیۡنَ رِجَالٌ صَدَقُوۡا مَا عَاہَدُوا اللّٰہَ عَلَیۡہِ ۚ فَمِنۡہُمۡ مَّنۡ قَضٰی نَحۡبَہٗ وَ مِنۡہُمۡ مَّنۡ یَّنۡتَظِرُ ۫ۖ وَ مَا بَدَّلُوۡا تَبۡدِیۡلًا ﴿ۙ۲۴ لِّیَجۡزِیَ اللّٰہُ الصّٰدِقِیۡنَ بِصِدۡقِہِمۡ وَ یُعَذِّبَ الۡمُنٰفِقِیۡنَ اِنۡ شَآءَ اَوۡ یَتُوۡبَ عَلَیۡہِمۡ ؕ اِنَّ اللّٰہَ کَانَ غَفُوۡرًا رَّحِیۡمًا ﴿ۚ۲۵

Dan ketika orang-orang beriman melihat lasykar-lasykar persekutuan mereka berkata: “Inilah yang telah dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kami, dan Allah serta Rasul-Nya telah mengatakan yang benar.” Dan hal itu tidak menambah kepada mereka kecuali keimanan dan kepatuhan. Di antara orang-orang yang beriman ada orang-orang yang telah menggenapi apa yang dijanjikannya kepada Allah, maka dari antara mereka ada yang telah menyempurnakan sumpahnya, yakni mati syahid, dan di antara mereka ada yang masih menunggu, dan mereka sekali-kali tidak mengubah sedikit pun. Supaya Allah mengganjar orang-orang yang benar itu atas kebenaran mereka, dan mengazab orang-orang munafik jika Dia menghendaki, atau menerima taubat mereka. Sesungguhnya Allah itu Maha Pengampun, Maha Penyayang. (Al-Ahzab [33]:23-25).

Dalam Bab sebelumnya telah dikemukakan mengenai Nabi Besar Muhammad saw. sebagai “suri teladan terbaik”, firman-Nya:

لَقَدۡ کَانَ لَکُمۡ فِیۡ رَسُوۡلِ اللّٰہِ اُسۡوَۃٌ حَسَنَۃٌ لِّمَنۡ کَانَ یَرۡجُوا اللّٰہَ وَ الۡیَوۡمَ الۡاٰخِرَ وَ ذَکَرَ اللّٰہَ کَثِیۡرًا ﴿ؕ۲۲ وَ لَمَّا رَاَ الۡمُؤۡمِنُوۡنَ الۡاَحۡزَابَ ۙ قَالُوۡا ہٰذَا مَا وَعَدَنَا اللّٰہُ وَ رَسُوۡلُہٗ وَ صَدَقَ اللّٰہُ وَ رَسُوۡلُہٗ ۫ وَ مَا زَادَہُمۡ اِلَّاۤ اِیۡمَانًا وَّ تَسۡلِیۡمًا ﴿ؕ۲۳

Sungguh dalam diri Rasulullah benar-benar terdapat suri teladan yang sebaik-baiknya bagi kamu, yaitu bagi orang yang mengharapkan Allah dan Hari Akhir, dan bagi yang banyak mengingat Allah. (Al-Ahzab [33]: 22).

Sikap Murid Sejati Ketika Menghadapi Bahaya

Dalam Bab ini akan dikemukakan bukti mengenai hal tersebut, yakni keadaan para sahabat beliau saw., sebab sempurnanya keadaan seorang seorang “guru” dalam berbagai hal maka akan tercermin pada keadaan “murid-muridnya” atau para sahabatnya. Demikian pula halnya dengan Nabi Besar Muhammad saw., firman-Nya:

مِنَ الۡمُؤۡمِنِیۡنَ رِجَالٌ صَدَقُوۡا مَا عَاہَدُوا اللّٰہَ عَلَیۡہِ ۚ فَمِنۡہُمۡ مَّنۡ قَضٰی نَحۡبَہٗ وَ مِنۡہُمۡ مَّنۡ یَّنۡتَظِرُ ۫ۖ وَ مَا بَدَّلُوۡا تَبۡدِیۡلًا ﴿ۙ۲۴ لِّیَجۡزِیَ اللّٰہُ الصّٰدِقِیۡنَ بِصِدۡقِہِمۡ وَ یُعَذِّبَ الۡمُنٰفِقِیۡنَ اِنۡ شَآءَ اَوۡ یَتُوۡبَ عَلَیۡہِمۡ ؕ اِنَّ اللّٰہَ کَانَ غَفُوۡرًا رَّحِیۡمًا ﴿ۚ۲۵

Dan ketika orang-orang beriman melihat lasykar-lasykar persekutuan mereka berkata: “Inilah yang telah dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kami, dan Allah serta Rasul-Nya telah mengatakan yang benar.” Dan hal itu tidak menambah kepada mereka kecuali keimanan dan kepatuhan. Di antara orang-orang yang beriman ada orang-orang yang telah menggenapi apa yang dijanjikannya kepada Allah, maka dari antara mereka ada yang telah menyempurnakan sumpahnya, yakni mati syahid, dan di antara mereka ada yang masih menunggu, dan mereka sekali-kali tidak mengubah sedikit pun. Supaya Allah mengganjar orang-orang yang benar itu atas kebenaran mereka, dan mengazab orang-orang munafik jika Dia menghendaki, atau menerima taubat mereka. Sesungguhnya Allah itu Maha Pengampun, Maha Penyayang. (Al-Ahzab [33]:23-25).

Jadi, keadaan “murid-murid sejati Nabi Besar Muhammad saw. tersebut bertolak-belakang dengan keadaan orang-orang munafik Madinah pimpinan Abdullah bin Ubayy bin Salul, firman-Nya:

وَ اِذۡ یَقُوۡلُ الۡمُنٰفِقُوۡنَ وَ الَّذِیۡنَ فِیۡ قُلُوۡبِہِمۡ مَّرَضٌ مَّا وَعَدَنَا اللّٰہُ وَ رَسُوۡلُہٗۤ اِلَّا غُرُوۡرًا ﴿۱۳ وَ اِذۡ قَالَتۡ طَّآئِفَۃٌ مِّنۡہُمۡ یٰۤاَہۡلَ یَثۡرِبَ لَا مُقَامَ لَکُمۡ فَارۡجِعُوۡا ۚ وَ یَسۡتَاۡذِنُ فَرِیۡقٌ مِّنۡہُمُ النَّبِیَّ یَقُوۡلُوۡنَ اِنَّ بُیُوۡتَنَا عَوۡرَۃٌ ؕۛ وَ مَا ہِیَ بِعَوۡرَۃٍ ۚۛ اِنۡ یُّرِیۡدُوۡنَ اِلَّا فِرَارًا ﴿۱۴

Dan ingatlah ketika orang-orang munafik dan mereka yang di dalam hatinya ada penyakit berkata: “Allah dan Rasul-Nya sekali-kali tidak menjanjikan kepada kami kecuali menipu,” Dan ketika segolongan dari mereka berkata: “Hai orang-orang Yathrib, kamu tidak akan dapat bertahan terhadap musuh karena itu kembalilah kamu.” Dan segolongan dari mereka meminta izin kepada Nabi dengan berkata: “Sesungguhnya rumah kami terbuka padahal rumah mereka itu sebenarnya tidak terbuka, mereka hanya berusaha melarikan diri. (Al-Ahzab [33]:13-14).

Pengkhianatan Orang-orang Munafik Madinah

Yatsrib adalah nama kota Medinah sebelum hijrah. Kata-kata “karena itu kembalilah kamu“ berarti: “Kembalilah kepada kepercayaanmu yang semula,” atau, “Pulanglah ke rumah kalian.” Pendek kata, mereka benar-benar bertolak belakang dengan orang-orang beriman sejati dalam watak mereka. Selanjutnya mengenai mereka Allah Swt. berfirman:

وَ لَوۡ دُخِلَتۡ عَلَیۡہِمۡ مِّنۡ اَقۡطَارِہَا ثُمَّ سُئِلُوا الۡفِتۡنَۃَ لَاٰتَوۡہَا وَ مَا تَلَبَّثُوۡا بِہَاۤ اِلَّا یَسِیۡرًا ﴿۱۵ وَ لَقَدۡ کَانُوۡا عَاہَدُوا اللّٰہَ مِنۡ قَبۡلُ لَا یُوَلُّوۡنَ الۡاَدۡبَارَ ؕ وَ کَانَ عَہۡدُ اللّٰہِ مَسۡـُٔوۡلًا ﴿۱۶

Dan seandainya musuh memasuki kota Medinah dari daerah-daerah sekitarnya, kemudian mereka diminta bergabung dalam kerusuhan terhadap kaum Muslimin pasti mereka akan melakukannya, tetapi mereka sekali-kali tidak akan tinggal di Medinah melainkan sebentar saja. Dan sungguh mereka sebelum itu benar-benar telah mengikat janji dengan Allah bahwa mereka tidak akan memalingkan punggungnya. Dan perjanjian yang diadakan dengan Allah akan diminta pertanggung-jawaban. (Al-Ahzab [33]:15-16).

Ayat 15 bermaksud mengatakan bahwa andaikata ada musuh masuk ke Medinah dari arah lain dan orang-orang munafik diajak kerjasama dengan dia melawan orang-orang Muslim, niscaya mereka dengan senang hati dan dengan segala suka hati melakukannya.

Kata-kata “telah mengikat janji dengan Allah” menunjuk kepada perjanjian yang telah diadakan orang-orang Yahudi di Madinah dengan Nabi Besar Muhammad saw. bahwa mereka akan berperang di pihak beliau saw. melawan musuh mana pun yang menyerang Madinah. Selanjutnya Allah Swt. berfirman:

قُلۡ لَّنۡ یَّنۡفَعَکُمُ الۡفِرَارُ اِنۡ فَرَرۡتُمۡ مِّنَ الۡمَوۡتِ اَوِ الۡقَتۡلِ وَ اِذًا لَّا تُمَتَّعُوۡنَ اِلَّا قَلِیۡلًا ﴿۱۷ قُلۡ مَنۡ ذَا الَّذِیۡ یَعۡصِمُکُمۡ مِّنَ اللّٰہِ اِنۡ اَرَادَ بِکُمۡ سُوۡٓءًا اَوۡ اَرَادَ بِکُمۡ رَحۡمَۃً ؕ وَ لَا یَجِدُوۡنَ لَہُمۡ مِّنۡ دُوۡنِ اللّٰہِ وَلِیًّا وَّ لَا نَصِیۡرًا ﴿۱۸

Katakanlah: Tidak akan pernah bermanfaat bagi kamu jika kamu melarikan diri dari kematian atau terbunuh, dan meskipun demikian kamu tidak akan diberi faedah kecuali sedikit.” Katakanlah: ”Siapakah dapat menyelamatkan kamu dari Allah jika Dia berkehendak menimpakan keburukan kepadamu, atau jika Dia berkehendak memberi rahmat kepadamu?” Dan mereka tidak akan mendapatkan seorang pelindung dan tidak pula seorang penolong selain Allah. (Al-Ahzab [33]:17-18).

Lebih lanjut mengenai keadaan orang-orang munafik yang berkhianat kepada Nabi Besar Muhammad saw. tersebut Allah Swt. berfirman:

قَدۡ یَعۡلَمُ اللّٰہُ الۡمُعَوِّقِیۡنَ مِنۡکُمۡ وَ الۡقَآئِلِیۡنَ لِاِخۡوَانِہِمۡ ہَلُمَّ اِلَیۡنَا ۚ وَ لَا یَاۡتُوۡنَ الۡبَاۡسَ اِلَّا قَلِیۡلًا ﴿ۙ۱۹ اَشِحَّۃً عَلَیۡکُمۡ ۚۖ فَاِذَا جَآءَ الۡخَوۡفُ رَاَیۡتَہُمۡ یَنۡظُرُوۡنَ اِلَیۡکَ تَدُوۡرُ اَعۡیُنُہُمۡ کَالَّذِیۡ یُغۡشٰی عَلَیۡہِ مِنَ الۡمَوۡتِ ۚ فَاِذَا ذَہَبَ الۡخَوۡفُ سَلَقُوۡکُمۡ بِاَلۡسِنَۃٍ حِدَادٍ اَشِحَّۃً عَلَی الۡخَیۡرِ ؕ اُولٰٓئِکَ لَمۡ یُؤۡمِنُوۡا فَاَحۡبَطَ اللّٰہُ اَعۡمَالَہُمۡ ؕ وَ کَانَ ذٰلِکَ عَلَی اللّٰہِ یَسِیۡرًا ﴿۲۰

Sungguh Allah mengetahui orang-orang yang menghalang-halangi dari antara kamu dan orang-orang yang berkata kepada saudara-saudara mereka: “Datanglah kepada kami,” dan mereka tidak datang untuk berperang kecuali sebentar. Mereka kikir kepada kamu. Apabila ketakutan datang, engkau melihat mereka memandang kepada eng-kau dengan matanya berputar-putar seperti orang yang menjadi pingsan karena dihampiri kematian. Tetapi, apabila ketakutan berlalu, mereka menyakiti engkau dengan lidah yang tajam, karena mereka sangat kikir mengenai kebaikan yang datang kepada engkau. Mereka tidak beriman maka Allah telah menjadikan amal mereka sia-sia, dan yang demikian itu sangat mudah bagi Allah. (Al-Ahzab [33]:19-20).

Syuh berarti kebakhilan dan ketamakan; ungkapan itu berarti; (a) bahwa orang-orang munafik sangat bakhil (kikir) dalam memberikan bantuan kepada orang-orang Muslim; (b) bahwa mereka sangat tamak mendapatkan uang, dan memaki-maki orang-orang Muslim, bila ketamakan mereka tidak terpenuhi.

Dengan ayat ke-13 gambaran tentang alam pikiran orang-orang munafik, pada khususnya ketika mereka berhadapan dengan bahaya, telah mulai diberikan. Gambaran itu telah menjadi lengkap dengan ayat ini. Orang-orang munafik itu pengecut dan mudah putus asa. Mereka pembohong dan tidak mempunyai rasa hormat terhadap kekhidmatan janji yang diucapkan mereka. Mereka khianat, tidak setia, dan bermuka-dua. Mereka bakhil dan tamak. Pendek kata, mereka benar-benar bertolak belakang dengan orang-orang beriman sejati dalam watak mereka.

Lasykar-lasykar Malaikat

Lebih jauh mengenai keburukan sifat-sifat orang-orang munafik Madinah tersebut Allah Swt. berfirman:

یَحۡسَبُوۡنَ الۡاَحۡزَابَ لَمۡ یَذۡہَبُوۡا ۚ وَ اِنۡ یَّاۡتِ الۡاَحۡزَابُ یَوَدُّوۡا لَوۡ اَنَّہُمۡ بَادُوۡنَ فِی الۡاَعۡرَابِ یَسۡاَلُوۡنَ عَنۡ اَنۡۢبَآئِکُمۡ ؕ وَ لَوۡ کَانُوۡا فِیۡکُمۡ مَّا قٰتَلُوۡۤا اِلَّا قَلِیۡلًا ﴿٪۲۱

Mereka menyangka lasykar-lasykar persekutuan itu belum pergi, dan andaikata lasykar-lasykar persekutuan itu datang lagi, mereka menghendaki berada di antara orang-orang Arab padang pasir, dan menanyakan berita mengenai [kebinasaan] kamu. Dan seandainya mereka berada di antaramu, mereka sama sekali tidak akan ikut berperang (Al-Ahzab [33]:19-21).

Orang-orang munafik tersebut tidak mengetahui bahwa pengepungan yang dilakukan lasykar persekutuan terhadap kota Madinah telah berakhir dengan sangat tragis, karena Allah Swt. telah mengirim “lasykar-lasykar-Nya” yang tidak kelihatan untuk menngusir mereka, sebagaimana firman-Nya dalam Bab sebelumnya:

ۤاَیُّہَا الَّذِیۡنَ اٰمَنُوا اذۡکُرُوۡا نِعۡمَۃَ اللّٰہِ عَلَیۡکُمۡ اِذۡ جَآءَتۡکُمۡ جُنُوۡدٌ فَاَرۡسَلۡنَا عَلَیۡہِمۡ رِیۡحًا وَّ جُنُوۡدًا لَّمۡ تَرَوۡہَا ؕ وَ کَانَ اللّٰہُ بِمَا تَعۡمَلُوۡنَ بَصِیۡرًا ۚ﴿۱۰

Hai orang-orang yang beriman, ingatlah nikmat Allah atas kamu, ketika datang menyerang kepada kamu lasykar-lasykar, dan Kami pun mengirimkan kepada mereka angin taufan dan lasykar-lasykar yang kamu tidak melihatnya. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (Al-Ahzab [33]:10).

Tenaga-tenaga alam — angin, hujan, dan dingin — membuat orang-orang kafir kepayahan dan melesukan semangat mereka. Kata-kata itu dapat juga menunjuk kepada lasykar malaikat yang memasukkan rasa takut ke dalam hati orang-orang kafir dan menguatkan hati serta menambah keberanian orang-orang Muslim. William Muir berkata: “Ransum diperoleh dengan susah-payah; perbekalan makin berkurang, dan unta serta kuda setiap hari mati dalam jumlah besar, letih dan semangat melesu, dalam keadaan demikian malam pun datang, dingin dan angin berhembus bagai taufan serta hujan menggasak tanpa ampun perkemahan-perkemahan tak terlindung. Badai berubah menjadi taufan samun. Api-api unggun padam, tenda-tenda tertiup hingga roboh, alat-alat masak-memasak dan perkakas lainnya berantakan” (“Life of Mohammad”).

(Bersambung)

Rujukan:

The Holy Quran, editor Malik Ghulam Farid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar