Sabtu, 19 November 2011

"Jannah-jannah" lainnya di Dunia: Kanaan - "Negeri yang Dijanjikan" (8) & Pemanfatan Kaum-kaum yang Ditaklukkan


بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ


HUBUNGAN KISAH MONUMENTAL

"ADAM, MALAIKAT, IBLIS"

DENGAN

SURAH AL-IKHLASH, AL-FALAQ, DAN AL-NAAS

Bagian XXXXIV


Tentang

"Jannah-jannah" Lainnya di Dunia: Kanaan - "Negeri yang Dijanjikan" (8) & Pemanfaatan Keahlian Kaum-kaum yang Ditaklukkan

Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma


وَ دَاوٗدَ وَ سُلَیۡمٰنَ اِذۡ یَحۡکُمٰنِ فِی الۡحَرۡثِ اِذۡ نَفَشَتۡ فِیۡہِ غَنَمُ الۡقَوۡمِ ۚ وَ کُنَّا لِحُکۡمِہِمۡ شٰہِدِیۡنَ ﴿٭ۙ۷۹ فَفَہَّمۡنٰہَا سُلَیۡمٰنَ ۚ وَ کُلًّا اٰتَیۡنَا حُکۡمًا وَّ عِلۡمًا ۫ وَّ سَخَّرۡنَا مَعَ دَاوٗدَ الۡجِبَالَ یُسَبِّحۡنَ وَ الطَّیۡرَ ؕ وَ کُنَّا فٰعِلِیۡنَ ﴿۸۰ وَ عَلَّمۡنٰہُ صَنۡعَۃَ لَبُوۡسٍ لَّکُمۡ لِتُحۡصِنَکُمۡ مِّنۡۢ بَاۡسِکُمۡ ۚ فَہَلۡ اَنۡتُمۡ شٰکِرُوۡنَ ﴿۸۱ وَ لِسُلَیۡمٰنَ الرِّیۡحَ عَاصِفَۃً تَجۡرِیۡ بِاَمۡرِہٖۤ اِلَی الۡاَرۡضِ الَّتِیۡ بٰرَکۡنَا فِیۡہَا ؕ وَ کُنَّا بِکُلِّ شَیۡءٍ عٰلِمِیۡنَ ﴿۸۱ وَ مِنَ الشَّیٰطِیۡنِ مَنۡ یَّغُوۡصُوۡنَ لَہٗ وَ یَعۡمَلُوۡنَ عَمَلًا دُوۡنَ ذٰلِکَ ۚ وَ کُنَّا لَہُمۡ حٰفِظِیۡنَ ﴿ۙ۸۲

Dan ingatlah Daud dan Sulaiman ketika mereka berdua memberikan keputusan mengenai suatu ladang, ketika kambing-kambing kepunyaan suatu kaum berkeliaran di dalamnya, dan Kami menjadi saksi atas benarnya keputusan mereka. Maka Kami memberikan pengertian kepada Sulaiman, dan kepada masing-masing Kami memberikan kebijaksanaan dan ilmu. Dan Kami menundukkan gunung-gunung dan burung-burung untuk bertasbih bersama Daud, dan Kami Yang mengerjakannya. Dan Kami mengajarinya membuat baju besi bagi kepentingan kamu supaya dapat melindungi dari pertempuranmu, maka apakah kamu mau bersyukur? Dan Kami menundukkan untuk Sulaiman angin yang kencang, angin itu bertiup atas perintahnya ke arah daerah yang telah Kami berkati di dalamnya. Dan Kami Maha Mengetahui segala sesuatu. Dan kalangan syaitan-syaitan ada yang menyelam untuk dia, dan mereka melakukan pekerjaan lain selain itu, dan Kami-lah yang menjaga mereka. (Al-Anbiya [21]:79-83).

Dalam Bab sebelumnya telah dikemukakan kesuksesan Thalut atau Gideon mengalahkan Jalut dan balatentaranya, dan di zaman Nabi Daud a.s. Jalut berhasil beliau bunuh, yakni kaum Midian serta kaum-kaum sekutunya yang selalu menyerang suku-suku Bani Israil -- benar-benar telah ditaklukkan secara total (QS.2:247-253).


Bahasa dan Istilah Kiasan (Perumpamaan)

Dengan memakai bahasa kiasan surah-surah Al-Quran lainnya telah menyebut Jalut dan balatentaranya yang telah dikalahkan dan kemudian atas izin Allah Swt. mereka dipekerjakan oleh Nabi Daud a.s. dan Nabi Sulaiman a.s. untuk kepentingan kerajaan Bani Israil, disebut dengan istilah jin, syaitan, gunung-gunung dan burung (QS.34:11-15; QS.38:18-27), demikian pula mengenai kaum-kaum lainnya yang menyerang wilayah kekuasaan kerajaan Bani Israil disebut dengan istilah “kambing yang meranjah suatu ladang” (QS.21:79-83).

Istilah-istilah kiasan atau perumpamaan tersebut telah diartikan secara keliru oleh orang-orang yang tidak memahami berbagai makna dari misal-misal (perumpamaan) yang dikemukakan Allah Swt. dalam Al-Quran (QS.17:90), sehingga muncullah berbagai cerita-cerita fantastis atau cerita khayal (takhayul) yang tidak sesuai dengan kenyataan sejarah yang sebenarnya mengenai kedua Rasul Allah dari kalangan Bani Israil tersebut. Dengan demikian benarlah pernyataan Allah Swt. mengenai orang-orang yang seperti itu:

اِنَّ اللّٰہَ لَا یَسۡتَحۡیٖۤ اَنۡ یَّضۡرِبَ مَثَلًا مَّا بَعُوۡضَۃً فَمَا فَوۡقَہَا ؕ فَاَمَّا الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا فَیَعۡلَمُوۡنَ اَنَّہُ الۡحَقُّ مِنۡ رَّبِّہِمۡ ۚ وَ اَمَّا الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا فَیَقُوۡلُوۡنَ مَا ذَاۤ اَرَادَ اللّٰہُ بِہٰذَا مَثَلًا ۘ یُضِلُّ بِہٖ کَثِیۡرًا ۙ وَّ یَہۡدِیۡ بِہٖ کَثِیۡرًا ؕ وَ مَا یُضِلُّ بِہٖۤ اِلَّا الۡفٰسِقِیۡنَ ﴿ۙ۲۷

Sesungguhnya Allah tidak malu mengemukakan suatu perumpamaan sekecil nyamuk bahkan yang lebih kecil dari itu, ada pun orang-orang yang beriman maka mereka mengetahui bahwa sesungguhnya perumpamaan itu kebenaran dari Tuhan mereka, sedangkan orang-orang kafir maka mereka mengatakan: “Apa yang dikehendaki Allah dengan perumpamaan ini?” Dia menyesatkan dengan itu banyak orang dan dengannya pula Dia memberi petunjuk banyak orang, dan sekali-kali tidak ada yang Dia sesatkan dengannya kecuali orang-orang fasik. (Al-Baqarah [2]:27).

Orang-orang Arab berkata: Adh-‘afu min ba’udhatin, artinya "ia lebih lemah dari nyamuk". Meskipun demikian, perumpamaan-perumpamaan dan tamsilan-tamsilan itu membantu untuk memunculkan dalam angan-angan untuk memahami hakikat yang sebenarnya dari perumpamaan-perumpamaan tersebut. Orang-orang beriman mengetahui bahwa kata-kata itu hanya perumpamaan dan mereka berusaha menyelami kedalaman artinya, tetapi orang-orang kafir mulai mencela perumpamaan-perumpamaan itu dan makin bertambah dalam kesalahan dan kesesatan.

Makna “Kambing” dan “Ladang”

Contoh mengenai hal tersebut adalah perumpamaan dalam ayat-ayat Al-Quran Allah Swt. di awal Bab ini berkenaan dengan istilah “kambing” dan “ladang”, firman-Nya:

وَ دَاوٗدَ وَ سُلَیۡمٰنَ اِذۡ یَحۡکُمٰنِ فِی الۡحَرۡثِ اِذۡ نَفَشَتۡ فِیۡہِ غَنَمُ الۡقَوۡمِ ۚ وَ کُنَّا لِحُکۡمِہِمۡ شٰہِدِیۡنَ ﴿٭ۙ۷۹ فَفَہَّمۡنٰہَا سُلَیۡمٰنَ ۚ وَ کُلًّا اٰتَیۡنَا حُکۡمًا وَّ عِلۡمًا ۫ وَّ سَخَّرۡنَا مَعَ دَاوٗدَ الۡجِبَالَ یُسَبِّحۡنَ وَ الطَّیۡرَ ؕ وَ کُنَّا فٰعِلِیۡنَ ﴿۸۰ وَ عَلَّمۡنٰہُ صَنۡعَۃَ لَبُوۡسٍ لَّکُمۡ لِتُحۡصِنَکُمۡ مِّنۡۢ بَاۡسِکُمۡ ۚ فَہَلۡ اَنۡتُمۡ شٰکِرُوۡنَ ﴿۸۱ وَ لِسُلَیۡمٰنَ الرِّیۡحَ عَاصِفَۃً تَجۡرِیۡ بِاَمۡرِہٖۤ اِلَی الۡاَرۡضِ الَّتِیۡ بٰرَکۡنَا فِیۡہَا ؕ وَ کُنَّا بِکُلِّ شَیۡءٍ عٰلِمِیۡنَ ﴿۸۲ وَ مِنَ الشَّیٰطِیۡنِ مَنۡ یَّغُوۡصُوۡنَ لَہٗ وَ یَعۡمَلُوۡنَ عَمَلًا دُوۡنَ ذٰلِکَ ۚ وَ کُنَّا لَہُمۡ حٰفِظِیۡنَ ﴿ۙ۸۳

Dan ingatlah Daud dan Sulaiman ketika mereka berdua memberikan keputusan mengenai suatu ladang, ketika kambing-kambing kepunyaan suatu kaum berkeliaran di dalamnya, dan Kami menjadi saksi atas benarnya keputusan mereka. Maka Kami memberikan pengertian kepada Sulaiman, dan kepada masing-masing Kami memberikan kebijaksanaan dan ilmu. Dan Kami menundukkan gunung-gunung dan burung-burung untuk bertasbih bersama Daud, dan Kami Yang mengerjakannya. Dan Kami mengajarinya membuat baju besi bagi kepentingan kamu supaya dapat melindungi dari pertempuranmu, maka apakah kamu mau bersyukur? Dan Kami menundukkan untuk Sulaiman angin yang kencang, angin itu bertiup atas perintahnya ke arah daerah yang telah Kami berkati di dalamnya. Dan Kami Maha Mengetahui segala sesuatu. Dan kalangan syaitan-syaitan ada yang menyelam untuk dia, dan mereka melakukan pekerjaan lain selain itu, dan Kami-lah yang menjaga mereka. (Al-Anbiya [21]:79-83).

Dalam ayat ini dan dalam beberapa ayat berikutnya telah dipergunakan bahasa kiasan untuk menambah indahnya ungkapan. Al-harts dapat menunjuk kepada negeri asal Nabi Sulaiman a.s., sedangkan kata ghanam al-qaum merujuk kepada kabilah-kabilah tetangga bukan Bani Israil yang buas dan suka merampok serta mengadakan serbuan-serbuan ke negeri Nabi Sulaiman a.s..

Perbedaan Langkah Politik Nabi Daud a.s. dan Nabi Sulaiman a.s.

Isyarat kalimat “Kami menjadi saksi atas benarnya keputusan mereka tertuju kepada siasat atau langkah politik yang dilakukan oleh Nabi Daud a.s. dan Nabi Sulaiman a.s.. untuk menangkis dan mengalahkan perampokan kabilah-kabilah biadab tersebut. Nabi Daud a.s. adalah seorang ahli perang ulung, dan oleh karena itu beliau suka menjalankan siasat keras, yakni melakukan tindakan-tindakan secara militer, tetapi Nabi Sulaiman a.s. mengikuti siasat (cara) yang lebih lunak, dan beliau a.s. menundukkan kabilah-kabilah liar tersebut dengan jalan mengadakan perjanjian-perjanjian persahabatan dengan mereka.

Kata-kata Maka Kami memberikan pengertian kepada Sulaiman mengandung arti bahwa siasat lunak dan cari damai yang dijalankan oleh Nabi Sulaiman a.s. itu memang tepat dalam keadaan-keadaan pada saat itu, dan bahwa tuduhan yang dilancarkan terhadap beliau oleh beberapa pengarang Yahudi, bahwa beliau mengikuti suatu siasat lemah yang mendatangkan keruntuhan wangsa beliau sekali-kali tidak mempunyai dasar yang sehat. Tetapi pembelaan untuk Nabi Sulaiman a.s. tidak boleh diberi arti bahwa siasat keras yang dijalankan oleh Nabi Daud a.s. dalam masa beliau sendiri adalah salah.

Suatu kesalah-pahaman yang menjurus kepada kesimpulan ini telah dihilangkan oleh anak kalimat “dan kepada masing-masing dari mereka Kami beri kebijaksanaan dan ilmu”, anak kalimat itu memperjelas bahwa siasat-siasat yang dijalankan, baik oleh Daud a.s. maupun oleh Sulaiman a.s., itulah yang terbaik dalam keadaan itu dan paling cocok pada peristiwa yang khas itu.

Kata-kata, Kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung untuk bertasbih bersama Daud telah diberi arti harfiah, yaitu bahwa gunung-gunung dan burung-burung berada di bawah kekuasaan Nabi Daud a.s., bahwa ketika beliau mendendangkan sanjungan-sanjungan kepada Allah Swt., mereka pun benar-benar ikut-serta dengan beliau dalam amal saleh itu. Kata-kata itu sesungguhnya hanya berarti bahwa orang-orang besar (aljibal) dan ruhaniawan-ruhaniawan yang bermartabat tinggi (ath-thair), memuliakan Allah Swt. dan mendendangkan sanjungan-sanjungan Ilahi bersama-sama dengan Nabi Daud a.s..

Di beberapa tempat dalam Al-Quran bukan saja gunung-gunung dan burung-burung, tetapi juga bahkan semua benda di seluruh langit dan bumi -- seperti matahari, bulan, bintang-kemintang, siang dan malam, margasatwa, unggas, sungai-sungai, angin, gumpalan-gumpalan awan dan sebagainya -- disebutkan seolah-olah telah diciptakan untuk mengkhidmati makhluk manusia (2:165; 7:55; 22:38 & 45:13-14).

Kata jibaal dapat pula berarti orang-orang yang tinggal di daerah pegunungan,” sebab adakalanya nama suatu tempat dipakai juga untuk orang yang mendiaminya (QS.12:83). Jadi bahwa “gunung” ditundukkan untuk berkhidmat kepada Nabi Daud a.s. dapat mengandung arti bahwa beliau menaklukkan dan menguasai kabilah-kabilah liar serta biadab yang mendiami daerah pegunungan. Nabi Daud a.s. seorang penakluk agung dan pengendali suku-suku bangsa pegunungan yang buas itu. yang dalam firman-Nya berikut ini dikatakan bahwa Nabi Daud a.s. telah “membunuh Jalut”, sedangkan sebelumnya Thalut hanya sekedar mengalahkan Jalut dan balatentaranya, firman-Nya:

فَہَزَمُوۡہُمۡ بِاِذۡنِ اللّٰہِ ۟ۙ وَ قَتَلَ دَاوٗدُ جَالُوۡتَ وَ اٰتٰىہُ اللّٰہُ الۡمُلۡکَ وَ الۡحِکۡمَۃَ وَ عَلَّمَہٗ مِمَّا یَشَآءُ ؕ وَ لَوۡ لَا دَفۡعُ اللّٰہِ النَّاسَ بَعۡضَہُمۡ بِبَعۡضٍ ۙ لَّفَسَدَتِ الۡاَرۡضُ وَ لٰکِنَّ اللّٰہَ ذُوۡ فَضۡلٍ عَلَی الۡعٰلَمِیۡنَ ﴿۲۵۲ تِلۡکَ اٰیٰتُ اللّٰہِ نَتۡلُوۡہَا عَلَیۡکَ بِالۡحَقِّ ؕ وَ اِنَّکَ لَمِنَ الۡمُرۡسَلِیۡنَ ﴿۲۵۳

Maka mereka mengalahkan mereka itu yakni Jalut dan bala tentaranya dengan izin Allah, dan Daud membunuh Jalut, Allah memberinya kerajaan dan kebijaksanaan serta mengajarkan kepadanya apa yang Dia kehendaki. Dan seandainya Allah tidak menyingkirkan kejahatan sebagian manusia oleh sebagian lainnya, niscaya bumi akan penuh dengan kerusakan, tetapi Allah memiliki karunia atas seluruh alam. Itulah Ayat-ayat Allah, Kami membacakannya kepada engkau (Muhammad) dengan haq, dan sesungguhnya engkau benar-benar salah seorang dari antara rasul-rasul. (Al-Baqarah [2]:252-253).

Nabi Daud a.s. Membangun Industri Militer dan Nabi Sulaiman a.s. Membangun Perekonomian

Bible pun menunjuk kepada penundukan suku-suku pegunungan oleh Nabi Daud a.s. (Samuel, bab 5). Demikian pula penyanjungan puji-pujian kepada Allah Swt. yang dilakukan oleh burung-burung tidak perlu menimbulkan keheranan. Di tempat lain dalam Al-Quran kita baca bahwa semua benda, baik yang hidup atau yang mati, para malaikat, margasatwa, unggas, seluruh langit dan bumi, bahkan kekuatan-kekuatan alam menyanjung dengan puji-pujian kepada Tuhan; hanya manusia tidak dapat mengerti sanjungan-sanjungan mereka itu (QS.13:14; QS.7:45; QS.21:20-21; QS.24:42; QS.59:2; QS.61:2; & QS.64: ). Yaitu mereka itu melaksanakan tugas-tugas yang telah diberikan kepada mereka oleh Allah Swt. dan dengan demikian menampakkan bahwa Allah Swt. sempurna dan sama sekali bebas dari segala kekurangan, kegagalan, dan kelemahan; dan begitu pulalah hasil karya-Nya.

Mengenai rahasia keberhasilan Nabi Daud a.s. menguasai bangsa-bangsa pegunungan yang liar tersebut Allah Swt.:

وَ عَلَّمۡنٰہُ صَنۡعَۃَ لَبُوۡسٍ لَّکُمۡ لِتُحۡصِنَکُمۡ مِّنۡۢ بَاۡسِکُمۡ ۚ فَہَلۡ اَنۡتُمۡ شٰکِرُوۡنَ ﴿۸۱ وَ لِسُلَیۡمٰنَ الرِّیۡحَ عَاصِفَۃً تَجۡرِیۡ بِاَمۡرِہٖۤ اِلَی الۡاَرۡضِ الَّتِیۡ بٰرَکۡنَا فِیۡہَا ؕ وَ کُنَّا بِکُلِّ شَیۡءٍ عٰلِمِیۡنَ ﴿۸۲ وَ مِنَ الشَّیٰطِیۡنِ مَنۡ یَّغُوۡصُوۡنَ لَہٗ وَ یَعۡمَلُوۡنَ عَمَلًا دُوۡنَ ذٰلِکَ ۚ وَ کُنَّا لَہُمۡ حٰفِظِیۡنَ ﴿ۙ۸۳

Dan Kami mengajarinya membuat baju besi bagi kepentingan kamu supaya dapat melindungi dari pertempuranmu, maka apakah kamu mau bersyukur? Dan Kami menundukkan untuk Sulaiman angin yang kencang, angin itu bertiup atas perintahnya ke arah daerah yang telah Kami berkati di dalamnya. Dan Kami Maha Mengetahui segala sesuatu. Dan kalangan syaitan-syaitan ada yang menyelam untuk dia, dan mereka melakukan pekerjaan lain selain itu, dan Kami-lah yang menjaga mereka. (Al-Anbiya [21]:81-83).

Yang diisyaratkan dalam ayat ini ialah kekuatan militer Nabi Daud a.s. dan tentang keahlian beliau yang besar dalam membuat alat-alat perang dan baju-baju besi. Nabi Daud a.s. menemukan serta mengembangkan berbagai maca, alat senjata yang dengan mempergunakan alat-alat itu beliau memperoleh kemenangan-kemenangan besar. Di masa pemerintahan beliau kerajaan Bani Israil mencapai puncak kekuasaannya. Masa itu merupakan zaman keemasan dalam sejarah Bani Israil.

Nampaknya kapal-kapal Nabi Sulaiman a.s. berlayar di teluk Persioa, laut Merah, dan Laut tengah, serta hubungan dagang yang teratur diadakan di antara Paleatina dan negeri-negeri yang letaknya di sekeliling Teluk Persia dan dua lautan tersebut (I Raja-raja 10:27-29), “bersama-sama dengan Hiram dan Tyre beliau memelihara sejumlah armada sejumlah kapal yang mampu mengarungi samudera, berniaga dengan jadwal waktu teratur ke pelabuhan-pelabuhan di Laut Tengah, membawa mas, perak, gading, monyet, dan burung-burung merak (I Raja-raja 10:22; 10:27-29; Tawarikh 8:18; Encyclopaedia Britanica pada kata “Solomon”.

Dalam ayat ini kita sifat yang dipakai mengenai angin adalah ashifah (kencang/cepat), sedang dalam QS.38:37 kata sifat itu disebut rukha’ (lembut), yang menunjukkan bahwa sekali pun angin bertiup kencang namun tetap lembut dan tidak mendatangkan kerusakan apa pun kepada kapal-kapal Nabi Sulaiman a.s..

Arti "Syaitan" yang Diperkerjaan Nabi Sulaiman a.s.

Karena syaithan berarti pemberontak dan penentang, dan juga orang yang ahli dalam sesuatu (QS.2:15), maka ayat ini bermaksud mengatakan, bahwa bangsa-bangsa bukan-Israil yang ditaklukkan oleh Nabi Sulaiman a.s. telah dipekerjakan pada berbagai pertukangan yang sulit dan berat atas perintah beliau. Mereka bekerja sebagai tukang kayu, pandai besi, penyelam, dan sebagainya, yaitu pekerjaan-pekerjaan yang biasa dilakukan oleh warga bangsa jajahan (Lihat I Raja-raja 9:21-22). Kata-kata, yang menyelam untuk dia dapat menunjuk kepada para penyelam dari Bahrain dan Masqat, yang melakukan pekerjaan menyelam di Teluk Persia untuk mencari mutiara. Mereka dipekerjakan oleh Nabi Sulaiman a.s. untuk tujuan itu.

(Bersambung)

Rujukan:

The Holy Quran, editor Malik Ghulam Farid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar