Senin, 14 November 2011

"Jannah-jannah" lainnya di Dunia: Kanaan - "Negeri yang Dijanjikan" (2) & Pengusiran yang Kedua

بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ


HUBUNGAN KISAH MONUMENTAL

"ADAM, MALAIKAT, IBLIS"

DENGAN

SURAH AL-IKHLASH, AL-FALAQ, DAN AL-NAAS

Bagian XXXX


Tentang

"Jannah-jannah" Lainnya di Dunia: Kanaan - "Negeri yang Dijanjikan" (2) & Pengusiran yang Kedua

Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma


وَ قَضَیۡنَاۤ اِلٰی بَنِیۡۤ اِسۡرَآءِیۡلَ فِی الۡکِتٰبِ لَتُفۡسِدُنَّ فِی الۡاَرۡضِ مَرَّتَیۡنِ وَ لَتَعۡلُنَّ عُلُوًّا کَبِیۡرًا ﴿۵ فَاِذَا جَآءَ وَعۡدُ اُوۡلٰىہُمَا بَعَثۡنَا عَلَیۡکُمۡ عِبَادًا لَّنَاۤ اُولِیۡ بَاۡسٍ شَدِیۡدٍ فَجَاسُوۡا خِلٰلَ الدِّیَارِ ؕ وَ کَانَ وَعۡدًا مَّفۡعُوۡلًا ﴿۶ ثُمَّ رَدَدۡنَا لَکُمُ الۡکَرَّۃَ عَلَیۡہِمۡ وَ اَمۡدَدۡنٰکُمۡ بِاَمۡوَالٍ وَّ بَنِیۡنَ وَ جَعَلۡنٰکُمۡ اَکۡثَرَ نَفِیۡرًا ﴿۷ اِنۡ اَحۡسَنۡتُمۡ اَحۡسَنۡتُمۡ لِاَنۡفُسِکُمۡ ۟ وَ اِنۡ اَسَاۡتُمۡ فَلَہَا ؕ فَاِذَا جَآءَ وَعۡدُ الۡاٰخِرَۃِ لِیَسُوۡٓءٗا وُجُوۡہَکُمۡ وَ لِیَدۡخُلُوا الۡمَسۡجِدَ کَمَا دَخَلُوۡہُ اَوَّلَ مَرَّۃٍ وَّ لِیُتَبِّرُوۡا مَا عَلَوۡا تَتۡبِیۡرًا ﴿۸ عَسٰی رَبُّکُمۡ اَنۡ یَّرۡحَمَکُمۡ ۚ وَ اِنۡ عُدۡتُّمۡ عُدۡنَا ۘ وَ جَعَلۡنَا جَہَنَّمَ لِلۡکٰفِرِیۡنَ حَصِیۡرًا ﴿۹ اِنَّ ہٰذَا الۡقُرۡاٰنَ یَہۡدِیۡ لِلَّتِیۡ ہِیَ اَقۡوَمُ وَ یُبَشِّرُ الۡمُؤۡمِنِیۡنَ الَّذِیۡنَ یَعۡمَلُوۡنَ الصّٰلِحٰتِ اَنَّ لَہُمۡ اَجۡرًا کَبِیۡرًا ۙ﴿۱۰ وَّ اَنَّ الَّذِیۡنَ لَا یُؤۡمِنُوۡنَ بِالۡاٰخِرَۃِ اَعۡتَدۡنَا لَہُمۡ عَذَابًا اَلِیۡمًا ﴿٪۱۱

Dan telah Kami tetapkan atas Bani Israil dalam Kitab [Taurat] itu: “Niscaya kamu akan melakukan kerusakan di muka bumi dua kali dan niscaya kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang sangat besar. Maka apabila saat [sempurnanya janji] yang pertama dari kedua peringatan itu tiba, Kami mengirimkan untuk menghadapi kamu hamba Kami yang memiliki kekuatan tempur yang sangat hebat, dan mereka menerobos jauh ke dalam rumah-rumah [kamu], dan itu merupakan suatu peringatan yang pasti akan terlaksana. Kemudian Kami mengembalikan lagi kepada kamu kekuatan untuk melawan mereka, dan Kami membantu kamu dengan harta-benda dan anak-anak serta Kami menjadikan bilangan kamu lebih besar [dari sebelumnya]. Jika kamu berbuat ihsan, kamu berbuat ihsan bagi dirimu sendiri, dan jika kamu berbuat jahat maka itu [akibat buruknya] bagi dirimu sendiri. Maka bila saat peringatan terakhir itu tiba supaya [Kami kembali] menimpakan kedukaan pada wajah kamu dan supaya mereka memasuki mesjid seperti pernah mereka memasukinya pada kali pertama, dan supaya mereka menghancur-luluhkan segala yang telah kamu kuasai. Boleh jadi Tuhan kamu akan menaruh kasihan kepadamu, tetapi jika kamu kembali [durhaka] Kami pun akan kembali [menghukum kamu], dan Kami telah menjadikan neraka sebagai penjara bagi orang-orang kafir (Bani Israil [17]:5-11).

Dalam Bab sebelumnya telah dikemukakan mengenai pengusiran yang pertama Bani Israil dari Kanaan “Negeri yang Dijanjikan”, sebagai realisasai kutukan Nabi daud a.s. atas mereka yang kafir dan tidak tahu bersyukur terhadap nikmat kenabian dan nikmat kerajaan (QS.5:21) yang telah dianugerahkan kepada mereka, khususnya melalui perjuangan Nabi Daud a.s. dan Nabi Sulaiman a.s.. Allah Swt. berfirman:

ثُمَّ رَدَدۡنَا لَکُمُ الۡکَرَّۃَ عَلَیۡہِمۡ وَ اَمۡدَدۡنٰکُمۡ بِاَمۡوَالٍ وَّ بَنِیۡنَ وَ جَعَلۡنٰکُمۡ اَکۡثَرَ نَفِیۡرًا ﴿۷ اِنۡ اَحۡسَنۡتُمۡ اَحۡسَنۡتُمۡ لِاَنۡفُسِکُمۡ ۟ وَ اِنۡ اَسَاۡتُمۡ فَلَہَا ؕ فَاِذَا جَآءَ وَعۡدُ الۡاٰخِرَۃِ لِیَسُوۡٓءٗا وُجُوۡہَکُمۡ وَ لِیَدۡخُلُوا الۡمَسۡجِدَ کَمَا دَخَلُوۡہُ اَوَّلَ مَرَّۃٍ وَّ لِیُتَبِّرُوۡا مَا عَلَوۡا تَتۡبِیۡرًا ﴿۸ عَسٰی رَبُّکُمۡ اَنۡ یَّرۡحَمَکُمۡ ۚ وَ اِنۡ عُدۡتُّمۡ عُدۡنَا ۘ وَ جَعَلۡنَا جَہَنَّمَ لِلۡکٰفِرِیۡنَ حَصِیۡرًا ﴿۹ اِنَّ ہٰذَا الۡقُرۡاٰنَ یَہۡدِیۡ لِلَّتِیۡ ہِیَ اَقۡوَمُ وَ یُبَشِّرُ الۡمُؤۡمِنِیۡنَ الَّذِیۡنَ یَعۡمَلُوۡنَ الصّٰلِحٰتِ اَنَّ لَہُمۡ اَجۡرًا کَبِیۡرًا ۙ﴿۱۰ وَّ اَنَّ الَّذِیۡنَ لَا یُؤۡمِنُوۡنَ بِالۡاٰخِرَۃِ اَعۡتَدۡنَا لَہُمۡ عَذَابًا اَلِیۡمًا ﴿٪۱۱

Kemudian Kami mengembalikan lagi kepada kamu kekuatan untuk melawan mereka, dan Kami membantu kamu dengan harta-benda dan anak-anak serta Kami menjadikan bilangan kamu lebih besar [dari sebelumnya]. Jika kamu berbuat ihsan, kamu berbuat ihsan bagi dirimu sendiri, dan jika kamu berbuat jahat maka itu [akibat buruknya] bagi dirimu sendiri. Maka bila saat peringatan terakhir itu tiba supaya [Kami kembali] menimpakan kedukaan pada wajah kamu dan supaya mereka memasuki mesjid seperti pernah mereka memasukinya pada kali pertama, dan supaya mereka menghancur-luluhkan segala yang telah kamu kuasai. Boleh jadi Tuhan kamu akan menaruh kasihan kepadamu, tetapi jika kamu kembali [durhaka] Kami pun akan kembali [menghukum kamu], dan Kami telah menjadikan neraka sebagai penjara bagi orang-orang kafir (Bani Israil [17]:7-11).


Kerjasama dengan Raja Cyrus

Orang-orang Yahudi menyesuaikan diri mereka dengan keadaan baru di masa pembuangan, yang dalam QS.2:103 digambarkan bahwa mereka berguru kepada Harut dan Marut. Kebanyakan di antara mereka telah dipekerjakan pada pekerjaan-pekerjaan umum di Babil Tengah, dan banyak dari mereka pada akhirnya memperoleh kemerdekaan dan mencapai kedudukan yang berpengaruh. Keyakinan dan pengabdian mereka kepada agama telah bangkit kembali; kepustakaan kerajaan dipelajari, diterbitkan kembali, dan disesuaikan dengan keperluan kaum yang sedang hidup kembali itu, serta harapan untuk mereka kembali ke Palestina telah dikobarkan dan dipupuk.

Kira-kira pada tahun 545 s.M., cita-cita ini memperoleh bentuk lebih jelas. Kaum Yahudi membuat suatu perjanjian rahasia dengan Cyrus, raja Media dan Persia, dan membantu beliau menaklukkan Babil. Kota itu dalam bulan Juli tahun 539 s.M. jatuh kepada tentaranya tanpa perlawanan. Sebagai ganjaran atas jasa-jasa mereka, Cyrus mengizinkan orang-orang Yahudi kembali ke Yerusalem dan juga membantu mereka membangun kembali rumah peribadatan mereka (Historians’ History of the World, jilid II, hlm. 126; Jewish Encyclopaedia jilid 7, pada kata “Cyrus”, dan 2 Tawarikh 36:22, 23).

Syesybazzar (seorang gubernur Sirus) yang berasal dari Yudea, membawa kembali ke rumah peribadatan itu alat-alat Nebukadnezar pada tahun 587 s.M., dan sesudah masa pengepungan yang berlangsung satu tahun setengah, kota Yerusalem ditaklukkan dengan serangan cepat laksana halilintar. Putra-putranya dibunuh dan matanya sendiri dicukil, dan dalam keadaan diborgol ia dibawa ke Babil. Rumah peribadatan, istana raja, serta semua bangunan besar di kota Yerusalem dibumihanguskan, para imam besar, dan para pemim-pin lain dibunuh, dan sejumlah besar rakyat diboyong sebagai tawanan (Yewish Encyclopaedia Jilid 6, hlm. 665 & Jilid 7, hlm. 122 pada kata “Yerusalem”).

Syesybazzar (seorang gubernur Cyrus) yang berasal dari Yudea, membawa kembali ke rumah peribadatan itu alat-alat dan perkakas yang telah dirampas oleh Nebukadnezar dan merencanakan untuk menyelenggarakan pekerjaan ini dengan membelanjakan uang kerajaan. Sejumlah besar orang buangan kembali ke Yerusalem (Ezra, 1:3-5). Pekerjaan pembangunan kembali rumah peribadatan (Baitul Maqdis) berangsur-angsur maju terus dan selesai pada tahun 516 s.M. Kejadian-kejadian ini dan kejayaan serta kesejahteraan orang-orang Yahudi berikutnya itulah yang diisyaratkan oleh ayat yang sedang dibahas ini. Tetapi semuanya itu telah dinubuatkan oleh Nabi Musa.s. jauh sebelum hal itu sungguh-sung-guh terjadi (Ulangan 30:1-5).

Kutukan Nabi Isa ibnu Maryam a.s. & Peringatan untuk Umat Islam

Kata-kata supaya [Kami kembali] menimpakan kedukaan pada wajah kamu ini berarti pula, “Supaya mereka akan menghina pemimpin-pemimpin kamu.” Kata wujuh berarti pula pemimpin-pemimpin (Lexicon Lane). Ada pun firman-Nya: Maka bila saat peringatan terakhir itu tiba supaya [Kami kembali] menimpakan kedukaan pada wajah kamu dan supaya mereka memasuki mesjid seperti pernah mereka memasukinya pada kali pertama, dan supaya mereka menghancur-luluhkan segala yang telah kamu kuasai”, ayat ini membicarakan jatuhnya kembali orang-orang Yahudi ke lembah keburukan, dan tentang azab yang menimpa mereka sebagai akibatnya.

Mereka menentang dan menganiaya Nabi Isa ibu Maryam a.s. serta berusaha membunuh beliau pada palang salib dan memusnahkan pergerakan beliau (QS.4:148-149). Oleh sebab itu Allah Swt. menimpakan kepada mereka azab yang sangat keras, ketika pada tahun 70 M. pasukan-pasukan kerajaan Romawi di bawah pimpinan Panglima Titus melanda negeri itu, dan di tengah-tengah kejadian-kejadian mengerikan yang tidak ada bandingannya dalam sejarah itu, kota Yerusalem telah dihancurkan dan rumah peribadatan Nabi Sulaiman dibumihanguskan (Encyclopaedia Biblica pada kata “Yerusalem”). Malapetaka itu terjadi ketika Nabi Isa a.s. masih hidup di Kasymir. Hal ini pun dinubuatkan oleh Nabi Musa a.s. (Ulangan 32: 18-26).

Perlu pula dicatat di sini, bahwa nubuatan mengenai azab kedua kali itu telah disebut dalam Bible sesudah adanya nubuatan yang membicarakan hukuman pertama (Ulangan Bab 28). Lebih dari itu, bahkan nubuatan ini disebut sesudah nubuatan mengenai kembalinya orang-orang Yahudi ke Yerusalem (Ulangan 30:1-5). Hal ini menunjukkan, bahwa nubuatan ini (Ulangan 32:18-26) menunjuk kepada azab yang kedua, yang telah disinggung dalam Al-Quran, yaitu “Niscaya kamu akan melakukan kerusakan besar di muka bumi ini dua kali.” (QS.17:5).

Ayat ini mengandung peringatan bagi umat Islam, bahwa seperti orang Yahudi mereka pun akan dihukum dua kali, jika mereka tidak mau meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk mereka. Tetapi umat Islam tidak memperoleh faedah dari peringatan yang tepat pada waktunya itu, serta tidak meninggalkan cara-cara yang buruk; dan oleh karena itu telah dihukum dua kali. Hukuman menimpa mereka, ketika kota Baghdad jatuh pada tahun 1258 M. Pasukan-pasukan Hulaku Khan yang biadab itu sama sekali memusnahkan pusat ilmu pengetahuan dan kekuasaan yang agung itu, dan konon kabarnya 1.800.000 orang Islam telah terbunuh pada ketika itu. Tetapi dari malapetaka yang mengerikan itu akhirnya Islam keluar sebagai pemenang. Mereka yang menak-lukkan menjadi yang ditaklukkan. Cucu Hulaku Khan bersama-sama sejumlah besar orang Moghul dan Tartar memeluk agama Islam. Hukuman kedua telah ditakdirkan akan menimpa umat Islam di akhir zaman.

Menolak Memasuki Negeri yang Dijanjikan

Dari kenyataan sejarah bahwa Bani Israil yang sebelumnya selama 400 tahun berada di Mesir -- yakni sejak Nabi Yusuf a.s. menjadi pembesar kerajaan Mesir – kemudian setelah Nabi Yusuf a.s. wafat mereka menjadi kaum yang secara berkesinambungan mendapat perlakuan zalim dari para Fir’aun di Mesir, lalu melalui pengutusan Nabi Musa a.s. dan Nabi harun a.s. mereka berhasil meninggalkan wilayah Mesir menuju ke Kanaan -- “negeri yang dijanjikan” kepada mereka, dan walau pun akibat kepengecutan mereka pewarisan tersebut sempat ditangguhkan selama 40 tahun (QS.21-27), tetapi pada akhirnya berkat perjuangan mereka di bawah pmpinan Thalut sampai dengan masa Nabi Daud a.s. dan Nabi Sulaiman a.s. (QS.2:247-253) Bani Israil menjadi suatu bangsa yang besar serta memiliki wilayah kerajaan yang sangat luas.

Kenyataan tersebut membuktikan bahwa pada hakikatnya “Kanaan” – yang di dalamnya terdapat Baitul Muqadas – pun merupakan “jannah di dunia ini disamping jannah-jannah” lainnya, di antaranya Mesopotamia yang merupakan “jannah” tempat tinggal Nabi Adam a.s. dan kaumnya yang dalam Bible disebut “Taman Eden”, demikian pula Mesir, sesuai dengan sabda Nabi Besar Muhammad saw. bahwa daerah subur aliran sungai Efrat dan Tigris di Masopotamia dan aliran sungai Nil di Mesir pun merupakan “jannah” yang dijanjikan Allah Swt. kepada kepada umat Islam, firman-Nya:

وَ لِمَنۡ خَافَ مَقَامَ رَبِّہٖ جَنَّتٰنِ ﴿ۚ۴۷ فَبِاَیِّ اٰلَآءِ رَبِّکُمَا تُکَذِّبٰنِ ﴿ۙ۴۸

Dan bagi orang yang takut akan Keagungan Tuhan-nya ada dua surga. Maka yang manakah di antara nikmat-nikmat Tuhan kamu berdua, yang kamu dustakan? (Al-Rahmaan [55]:47-48).

Kata “dua surga” dapat berarti: (1) ketenteraman pikiran yang merupakan hasil menjalani kehidupan yang baik, dan (2) kebebasan dari kekhawatiran dan kecemasan yang mencekam hati akibat menjalani hidup mengejar kesenangan dan kebahagiaan duniawi. Kebun surgawi pertama terdapat di dunia ini dalam hal melepaskan keinginan sendiri karena Allah, dan kebun surgawi lainnya dalam memperoleh berkat dan keridhaan Ilahi di akhirat.

Seorang mukmin sejati selama-lamanya berjemur di dalam sinar matahari rahmat Ilahi di dunia ini, yang tidak dapat diusik oleh pikiran-pikiran susah. Inilah surga dunia, yang dianugerahkan kepada hamba Allah yang bertakwa dan di dalamnya ia akan tinggal selamanya; surga yang dijanjikan di akhirat hanyalah suatu bayangan surga di dunia ini, yang merupakan suatu peragaan rahmat ruhani yang dinikmati orang serupa itu di dunia ini. Kepada keadaan hidup surgawi seorang mukmin sejati inilah Al-Quran mengisyaratkan di dalam QS.10:65 dan QS.41:32.

Kata “dua surga” itu mungkin juga dua lembah subur, yang diairi oleh dua aliran sungai – Jaihan dan Saihan serta Efrat dan Nil, yang menurut sebuah hadits adalah sungai-sungai surgawi (Muslim). Kedua lembah subur ini jatuh ke tangan orang-orang Islam di masa Khalifah Umar bin Khaththab r.a..

Firman-Nya lagi:

وَ مِنۡ دُوۡنِہِمَا جَنَّتٰنِ ﴿ۚ۶۳ فَبِاَیِّ اٰلَآءِ رَبِّکُمَا تُکَذِّبٰنِ ﴿ۙ۶۴

Dan disamping keduanya itu ada dua surga lagi. Maka nikmat-nikmat Tuhan kamu berdua yang menakah yang kamu berdua dustakan? (Al-Rahmaan [55]:63-64).

“Dua surga,” yang tersebut dalam Surah Al-Rahmaan ayat 47 boleh jadi benar-benar kebun-kebun surga di akhirat, sedangkan “dua surga” yang disebut dalam ayat ini boleh jadi kebun-kebun surgawi di dunia ini. Kepada orang-orang Islam dijanjikan kebun-kebun di akhirat, dan sebagi bukti penggenapan janji Ilahi ini kepada mereka pun dijanjikan kebun-kebun (jannaah) di dunia, yang sungguh-sungguh dimiliki mereka ketika mereka berhasil merebut lembah-lembah negeri Mesir dan Irak yang subur.

(Bersambung)

Rujukan:

The Holy Quran, editor Malik Ghulam Farid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar