Rabu, 09 November 2011

"Jannah-jannah" lainnya di Dunia: Madinah (17) & Singgah di Makkah


بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ


HUBUNGAN KISAH MONUMENTAL

"ADAM, MALAIKAT, IBLIS"

DENGAN

SURAH AL-IKHLASH, AL-FALAQ, DAN AL-NAAS

Bagian XXXVI


Tentang

"Jannah-jannah" Lainnya di Dunia: Madinah (17) & Singgah di Makkah

Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma



بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ ﴿۱ لَاۤ اُقۡسِمُ بِہٰذَا الۡبَلَدِ ۙ﴿۲ وَ اَنۡتَ حِلٌّۢ بِہٰذَا الۡبَلَدِ ۙ﴿۳ وَ وَالِدٍ وَّ مَا وَلَدَ ۙ﴿۴ لَقَدۡ خَلَقۡنَا الۡاِنۡسَانَ فِیۡ کَبَدٍ ؕ﴿۵

Aku baca dengan nama Allah, Maha Pemurah, Maha Penyayang. Tidak demikian, Aku bersumpah dengan kota ini, dan engkau akan singgah di kota ini, dan demi ayah dan anak, sungguh Kami benar-benar telah menciptakan manusia supaya bekerja keras. (Al-Balad [91]:1-5).

Dalam Bab sebelumnya telah dibahas mengenai keadaan-keadaan yang akan terjadi setelah Nabi Besar Muhammad saw. isra atau hijrah dari Makkah ke Madinah, lalu peristiwa-perisriwa penuh berkat apa saja yang beliau saw. alami serta apa yang akan beliau saw. ketika beliau saw. kembali ke Makkah sebagai seorang penakluk yang diiringi oleh 10.000 orang sahabah.

Dalam ayat-ayat Surah Al-Balad di awal Bab ini pun dikemukakan pula peristiwa lainnya yang akan Nabi Besar Muhammad saw., yaitu bahwa dengan kembalinya beliau saw. ke kota Makkah sebagai “penakluk agung” tidak lantas beliau saw. akan tinggal di kota kelahiran beliau saw. tersebut melainkan menurut Allah Swt. kembalinya Nabi Besar Muhammad saw. hanya sekedar singgah saja karena untuk selanjutnya beliau saw. akan tinggal di Madinah bersama dengan golongan Muhajirin dan golongan Anshar Madinah yang telah memberi perlindungan dari kejaran orang-orang kafir Quraisy Mekkah pada peristiwa hijrah.

Surah Al-Balad termasuk Surah-surah terawal yang diturunkan di Makkah. Menurut para pujangga Kristen Surah ini diturunkan pada tahun pertama Nabawi (kenabian). Seandainya turunnya tidak begitu awal seperti dikemukakan di atas, Surah ini pasti diturunkan menjelang akhir tahun ketiga atau permulaan tahun keempat.

Dalam Surah Al-Fajr telah dikemukakan bahwa kecaman-kecaman, ejekan-ejekan, dan celaan-celaan yang dilontarkan terhadap Nabi Besar Muhammad saw. dalam 3 tahun pertama masa kenabian beliau saw. meningkat menjadi perlawanan gigih, terus-menerus, serta terorganisasi dan disertai tindak aniaya, sementara tindakan aniaya itu akan berlangsung selama 10 tahun dan secara tamsil disebut “sepuluh malam.” Tetapi dalam Surah Al-Balad Nabi Besar Muhammad saw. diberitahu bahwa justru di Makkah-lah, kota tumpah darah tercinta sendiri, beliau saw. dan para pengikut beliau saw. akan menderita aniaya dari kaum kerabat beliau saw. sendiri.

Singgah di Makkah

Selanjutnya dalam ayat 4 -- “dan demi ayah dan anak -- tersirat bahwa berabad-abad sebelumnya, Nabi Ibrahim a.s. dan putranya yang saleh, Nabi Isma’il a.s., telah meletakkan landasan-landasan kota suci Mekkah atas perintah Ilahi, dan telah berdoa kepada Allah agar kota itu kemudian akan menjadi pusat yang dari tempat itu akan terpancar cahaya akan menyinari seluruh dunia.

Baik sang ayah maupun sang putra, kedua-duanya telah memberikan pengorbanan sangat besar dalam melaksanakan perintah Ilahi. Doa Nabi Ibrahim a.s. terkabul dan Nabi Besar Muhammad saw. muncul tepat pada waktunya dan memberikan kepada dunia ajaran yang sempurna berupa Al-Quran suci. (QS.2:128-120). Jadi, kembali kepada firman Allah Swt. di awal Bab ini:

بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ ﴿۱ لَاۤ اُقۡسِمُ بِہٰذَا الۡبَلَدِ ۙ﴿۲ وَ اَنۡتَ حِلٌّۢ بِہٰذَا الۡبَلَدِ ۙ﴿۳ وَ وَالِدٍ وَّ مَا وَلَدَ ۙ﴿۴ لَقَدۡ خَلَقۡنَا الۡاِنۡسَانَ فِیۡ کَبَدٍ ؕ﴿۵

Aku baca dengan nama Allah, Maha Pemurah, Maha Penyayang. Tidak demikian, Aku bersumpah dengan kota ini, dan engkau akan singgah di kota ini, dan demi ayah dan anak, sungguh Kami benar-benar telah menciptakan manusia supaya bekerja keras. (Al-Balad [91]:1-5).

Huruf laa dipakai di sini guna memusatkan perhatian kepada pokok pembahasan yang akan dikemukakan dan berarti bahwa pokok pembahasan itu begitu jelas dan nyata, sehingga tidak memerlukan sumpah untuk mendukungnya. Atau boleh jadi dimaksudkan untuk membantah keberatan yang tidak dilisankan. Dalam hal demikian ayat ini akan berarti: “Engkau bukanlah seorang pendusta seperti dikira orang-orang kafir, melainkan engkau benar-benar nabi Allah sejati, dan kota ini disebutkan sebagai saksi mengenai kenyataan ini.”

Tetapi dengan lebih tepat lagi maksud ayat ini kira-kira demikian: “Kamu diam-diam membuat rencana jahat terhadap Islam, hai orang-orang kafir. Aku mengetahui apa yang tersimpan di dalam hati kamu, tetapi Aku mengatakan kepadamu bahwa apa yang kamu inginkan itu sekali-kali tidak akan terjadi dan Aku menyebutkan kota ini sebagai saksi atas kenyataan ini.”

Hill berarti: (1) Sesuatu yang bila dilakukan adalah halal; (2) sasaran; (3) seseorang yang bebas dari kewajiban; (4) seseorang yang singgah atau bermukim di suatu tempat (Lexicon Lane). Mengingat akar kata halla itu mempunyai semua arti tersebut maka ayat ini berarti:

(1) Musuh-musuh engkau menganggap halal mendatangkan kesusahan kepada engkau bahkan membunuh engkau di kota Makkah yang begitu suci itu, padahal jangankan membunuh makhluk hidup, mendatangkan sedikitpun kemudaratan, kesusahan, kekejaman atau tindak kekerasan yang merugikan amat terlarang.

(2) Engkau satu-satunya orang di kota suci yang menjadi sasaran segala macam makian, kemudaratan, kesusahan, kekejaman atau tindak kekerasan yang merugikan jiwa, kekayaan atau kehormatan.

(3) Engkau akan kembali lagi sebagai penakluk ke kota yang dari tempat itu engkau sekarang terusir sebagai buronan.

(4) Untuk sejenak engkau akan dibebaskan dari kewajiban menghormati kesucian kota ini, yakni ketika engkau akan memasukinya sebagai penakluk, dan orang-orang jahat yang telah melanggar segala batas hukum dengan melakukan tindakan aniaya yang sangat mengerikan terhadap orang-orang Islam akan berada di bawah kekuasaan engkau dan mengharapkan belas kasihan engkau.

Pentingnya Bekerja Keras Menghadapi Tantangan

Mengenai ayat “demi ayah dan anak“, sambil meletakkan landasan-landasan Ka’bah, Nabi Ibrahim a.s. dan putra beliau (Nabi Isma’il a.s.) telah mendoa kepada Allah Swt. supaya Dia membangkitkan seorang rasul di tengah-tengah orang-orang Mekkah (QS.2:128-130). Dengan demikian ayah dan anak kedua-duanya memberi kesaksian mengenai kebenaran Nabi Besar Muhammad saw..

Nubuatan bahwa Nabi Besar Muhammad saw. akan diusir dari Makkah dan akan kembali lagi ke sana sebagai penakluk dan bahwa kota Makkah itu akan menyerah kepada beliau saw. dan bahwa penghuninya akan masuk Islam, hanya akan menjadi sempurna apabila beliau saw. serta para pengikut beliau saw. telah melalui kesukaran dan kesusahan besar, atau dengan perkataan lain bekerja keras dan perjuangan gigih yang tidak kunjung padam akan dituntut dari mereka untuk mencapai tujuan mereka yang agung itu.

Itulah makna yang terkandung dalam ayat sungguh Kami benar-benar telah menciptakan manusia supaya bekerja keras” dan pada hakikatnya perjuangan di jalan Allah Swt. menghadapi berbagai rintangan berat yang ditimbulkan pihak penentang, yang pada hakikatnya merupakan realisasi dari ancaman yang dikemukakan Iblis terhadap khalifah Allah sebagaimana yang dikemukakan oleh para malaikat, firman-Nya:

وَ اِذۡ قَالَ رَبُّکَ لِلۡمَلٰٓئِکَۃِ اِنِّیۡ جَاعِلٌ فِی الۡاَرۡضِ خَلِیۡفَۃً ؕ قَالُوۡۤا اَتَجۡعَلُ فِیۡہَا مَنۡ یُّفۡسِدُ فِیۡہَا وَ یَسۡفِکُ الدِّمَآءَ ۚ وَ نَحۡنُ نُسَبِّحُ بِحَمۡدِکَ وَ نُقَدِّسُ لَکَ ؕ قَالَ اِنِّیۡۤ اَعۡلَمُ مَا لَا تَعۡلَمُوۡنَ ﴿۳۱

Dan ingatlah ketika Tuhan engkau berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi”, mereka berkata: “Apakah Engkau akan menjadikan di dalamnya yakni di bumi orang yang akan membuat kerusakan di dalamnya dan akan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan pujian Engkau dan kami senantiasa mensucikan Engkau?” Dia berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. “ (Al-Baqarah [2]:31).

Peristiwa Fath (Penaklukan) Makkah

Walau pun benar sebagaimana halnya Nabi Adam a.s. dan istrinya (jama’ahnya) akibat tipu-daya syaitan terpaksa harus hijrah dari jannah(QS.7:12-26), tetapi hijrah Nabi Besar Muhammad saw. sama sekali berbeda dengan alasan hijrahnya Nabi Adam a.s. yakni tidak ada unsur akibat tipu-daya syaitan, melainkan sebuah akibat dari “duel makar” yang dimenangkan oleh Allah Swt. (QS.8:31), sehingga Allah Swt. telah menyebut hijrahnya Nabi Besar Muhammad saw. pada malam “duel makar” tersebut sebagai “Dia-lah Yang telah memperjalankan hamba-Nya pada waktu malam firman-Nya:

سُبۡحٰنَ الَّذِیۡۤ اَسۡرٰی بِعَبۡدِہٖ لَیۡلًا مِّنَ الۡمَسۡجِدِ الۡحَرَامِ اِلَی الۡمَسۡجِدِ الۡاَقۡصَا الَّذِیۡ بٰرَکۡنَا حَوۡلَہٗ لِنُرِیَہٗ مِنۡ اٰیٰتِنَا ؕ اِنَّہٗ ہُوَ السَّمِیۡعُ الۡبَصِیۡرُ ﴿۲﴾

Maha Suci Dia Yang memperjalankan hamba-Nya pada waktu malam dari Masjid Haram ke Masjid Aqsha yang sekelilingnya telah Kami berkati, supaya Kami memperlihatkan kepadanya sebagian dari Tanda-tanda Kami, sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat. (Bani Israil [17]:2).

Keberkatan dari peristiwa isra Nabi Besar Muhammad saw. tersebut mencapai puncaknya ketika beliau saw. kembali ke Makkah sebagai pemenang pertarungan antara Tauhid Ilahi dengan kemusyrikan pada peristiwa Fath Makkah (pelaklukan Makkah) walau pun hanya sekedar untuk “singgah” saja sebagaimana firman-Nya pada awal Bab ini, firman-Nya:

بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ ﴿۱ لَاۤ اُقۡسِمُ بِہٰذَا الۡبَلَدِ ۙ﴿۲ وَ اَنۡتَ حِلٌّۢ بِہٰذَا الۡبَلَدِ ۙ﴿۳ وَ وَالِدٍ وَّ مَا وَلَدَ ۙ﴿۴ لَقَدۡ خَلَقۡنَا الۡاِنۡسَانَ فِیۡ کَبَدٍ ؕ﴿۵

Aku baca dengan nama Allah, Maha Pemurah, Maha Penyayang. Tidak demikian, Aku bersumpah dengan kota ini, dan engkau akan singgah di kota ini, dan demi ayah dan anak, sungguh Kami benar-benar telah menciptakan manusia supaya bekerja keras. (Al-Balad [91]:1-5).

Dengan demikian genap pulalah doa yang diajarkan Allah Swt. kepada Nabi Besar Muhammad saw. menjelang peristiwa hijrah tersebut:

اَقِمِ الصَّلٰوۃَ لِدُلُوۡکِ الشَّمۡسِ اِلٰی غَسَقِ الَّیۡلِ وَ قُرۡاٰنَ الۡفَجۡرِ ؕ اِنَّ قُرۡاٰنَ الۡفَجۡرِ کَانَ مَشۡہُوۡدًا ﴿۷۹ وَ مِنَ الَّیۡلِ فَتَہَجَّدۡ بِہٖ نَافِلَۃً لَّکَ ٭ۖ عَسٰۤی اَنۡ یَّبۡعَثَکَ رَبُّکَ مَقَامًا مَّحۡمُوۡدًا ﴿۸۰ وَ قُلۡ رَّبِّ اَدۡخِلۡنِیۡ مُدۡخَلَ صِدۡقٍ وَّ اَخۡرِجۡنِیۡ مُخۡرَجَ صِدۡقٍ وَّ اجۡعَلۡ لِّیۡ مِنۡ لَّدُنۡکَ سُلۡطٰنًا نَّصِیۡرًا ﴿۸۰ وَ قُلۡ جَآءَ الۡحَقُّ وَ زَہَقَ الۡبَاطِلُ ؕ اِنَّ الۡبَاطِلَ کَانَ زَہُوۡقًا ﴿۸۱ وَ نُنَزِّلُ مِنَ الۡقُرۡاٰنِ مَا ہُوَ شِفَآءٌ وَّ رَحۡمَۃٌ لِّلۡمُؤۡمِنِیۡنَ ۙ وَ لَا یَزِیۡدُ الظّٰلِمِیۡنَ اِلَّا خَسَارًا ﴿۸۳

Dirikanlah shalat sejak matahari condong hingga kegelapan malam dan bacalah Al-Quran pada waktu subuh, sesungguhnya pembacaan Al-Quran pada waktu subuh disaksikan secara istimewa oleh Allah.” Dan pada sebagian malam maka tahajudlah engkau dengan mem-bacanya, suatu ibadah tambahan bagi engkau, boleh jadi Tuhan engkau akan mengangkat engkau ke martabat yang sangat terpuji. Dan katakanlah: “Ya Tuhan-ku, masukkanlah daku dengan cara masuk yang baik serta keluarkanlah aku dengan cara keluar yang baik, dan jadikanlah bagiku dari hadirat Engkau kekuatan yang menolong.” Dan katakanlah: Haq yakni kebenaran telah datang dan kebatilan telah lenyap, sesungguhnya kebatilan itu pasti lenyap.” Dan Kami menurunkan dari Al-Quran suatu penyembuh dan rahmat bagi orang-orang yang beriman, tetapi tidak menambah kepada orang-orang yang zalim melainkan kerugian. (Bani Israil [17]:79-84).

(Bersambung)

Rujukan:

The Holy Quran, editor Malik Ghulam Farid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar