Kamis, 03 November 2011

"Jannah-jannah" lainnya di Dunia: Madinah [12] & Yahudi dikhianati Kaum Munafik Madinah


بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ


HUBUNGAN KISAH MONUMENTAL

"ADAM, MALAIKAT, IBLIS"

DENGAN

SURAH AL-IKHLASH, AL-FALAQ, DAN AL-NAAS

Bagian XXXI


Tentang

"Jannah-jannah" Lainnya di Dunia: Madinah (12) & Yahudi Dikhianati Kaum Munafik Madinah

Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma


اَلَمۡ تَرَ اِلَی الَّذِیۡنَ نَافَقُوۡا یَقُوۡلُوۡنَ لِاِخۡوَانِہِمُ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا مِنۡ اَہۡلِ الۡکِتٰبِ لَئِنۡ اُخۡرِجۡتُمۡ لَنَخۡرُجَنَّ مَعَکُمۡ وَ لَا نُطِیۡعُ فِیۡکُمۡ اَحَدًا اَبَدًا ۙ وَّ اِنۡ قُوۡتِلۡتُمۡ لَنَنۡصُرَنَّکُمۡ ؕ وَ اللّٰہُ یَشۡہَدُ اِنَّہُمۡ لَکٰذِبُوۡنَ ﴿۱۱

Apakah engkau tidak melihat orang-orang munafik yang berkata kepada saudara-saudara mereka yang kafir dari antara Ahlikitab: “Seandainya kamu diusir dari Medinah pasti kami akan ikut keluar bersamamu, dan kami tidak akan taat kepada siapa pun untuk melawan kamu selama-lama-nya, dan jika kamu diperangi pasti kami akan menolong kamu.” Dan Allah menyaksikan bahwa sesungguh-nya mereka itu benar-benar pendusta. (Al-Hasyr [59]:12)


Dalam Bab sebelumnya terlah dikemukakan bahwa setelah pengepungan yang dilakukan oleh Nabi Besar Muhammad saw. terhadap benteng orang-orang Yahudi di Madinah berlangsung 10 hari, lalu Nabi Besar Muhammad saw. mulai memerintahkan umat Islam untuk menebang beberapa pohon kurma yang jenis buahnya paling buruk sebagai ancaman, hal tersebut telah membuat orang-orang Yahudi makin panik dan putus-asa menunggu-nunggu bantuan dari orang-orang musyrik Mekkah dan orang-orang munafik Madinah yang tidak juga kunjung datang. Akhirnya mereka memutuskan untuk menyerah.

Jadi, orang-orang munafik Madinah bukan saja telah berkhianat kepada Nabi Besar Muhammad saw. tetapi juga mereka pun telah mengkhianati orang-orang Yahudi yang oleh mereka terus menerus diprovokasi untuk melakukan perlawaban terhadap Nabi Besar Muhammad saw. dan umat Islam, firman-Nya:

اَلَمۡ تَرَ اِلَی الَّذِیۡنَ نَافَقُوۡا یَقُوۡلُوۡنَ لِاِخۡوَانِہِمُ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا مِنۡ اَہۡلِ الۡکِتٰبِ لَئِنۡ اُخۡرِجۡتُمۡ لَنَخۡرُجَنَّ مَعَکُمۡ وَ لَا نُطِیۡعُ فِیۡکُمۡ اَحَدًا اَبَدًا ۙ وَّ اِنۡ قُوۡتِلۡتُمۡ لَنَنۡصُرَنَّکُمۡ ؕ وَ اللّٰہُ یَشۡہَدُ اِنَّہُمۡ لَکٰذِبُوۡنَ ﴿۱۱

Apakah engkau tidak melihat orang-orang munafik yang berkata kepada saudara-saudara mereka yang kafir dari antara Ahlikitab: “Seandainya kamu diusir dari Medinah pasti kami akan ikut keluar bersamamu, dan kami tidak akan taat kepada siapa pun untuk melawan kamu selama-lamanya, dan jika kamu diperangi pasti kami akan menolong kamu.” Dan Allah menyaksikan bahwa sesungguhnya mereka itu benar-benar pendusta. (Al-Hasyr [59]:12).

Orang-orang Pengecut

Orang-orang munafik telah mendorong orang-orang Yahudi asal Medinah supaya menentang Nabi Besar Muhammad saw. dan melanggar perjanjian resmi dengan beliau saw., sambil menawarkan kepada mereka janji-janji palsu akan memberikan pertolongan dan bantuan pada saat yang genting. Tetapi ketika orang-orang Yahudi, dengan mengandalkan diri kepada janji-janji mereka itu melawan Nabi Besar Muhammad saw. dan mulai bergerak memerangi beliau saw., orang-orang munafik itu tidak mempedulikan mereka. Benarlah firman Allah Swt. selanjutnya:

لَئِنۡ اُخۡرِجُوۡا لَا یَخۡرُجُوۡنَ مَعَہُمۡ ۚ وَ لَئِنۡ قُوۡتِلُوۡا لَا یَنۡصُرُوۡنَہُمۡ ۚ وَ لَئِنۡ نَّصَرُوۡہُمۡ لَیُوَلُّنَّ الۡاَدۡبَارَ ۟ ثُمَّ لَا یُنۡصَرُوۡنَ ﴿۱۳۱۲ لَاَنۡتُمۡ اَشَدُّ رَہۡبَۃً فِیۡ صُدُوۡرِہِمۡ مِّنَ اللّٰہِ ؕ ذٰلِکَ بِاَنَّہُمۡ قَوۡمٌ لَّا یَفۡقَہُوۡنَ ﴿۱۴

Jika mereka (Yahudi) benar-benar diusir, mereka (orang-orang munafik) tidak akan ikut keluar bersama mereka itu, dan jika mereka (Yahudi) itu benar-benar diperangi, mereka tidak akan menolong mereka itu, dan seandainya mereka benar-benar menolong mereka itu, niscaya mereka akan membalikkan punggung mereka kemudian mereka tidak akan ditolong. Dalam hati mereka kamu benar-benar lebih ditakuti daripada Allah, yang demikian itu karena mereka adalah kaum yang tidak mengerti. (Al-Hasyr [59]:13-14).

Selanjutnya Allah Swt. berfirman mengenai kepengecutan orang-orang munafik Madinah tersebut:

لَا یُقَاتِلُوۡنَکُمۡ جَمِیۡعًا اِلَّا فِیۡ قُرًی مُّحَصَّنَۃٍ اَوۡ مِنۡ وَّرَآءِ جُدُرٍ ؕ بَاۡسُہُمۡ بَیۡنَہُمۡ شَدِیۡدٌ ؕ تَحۡسَبُہُمۡ جَمِیۡعًا وَّ قُلُوۡبُہُمۡ شَتّٰی ؕ ذٰلِکَ بِاَنَّہُمۡ قَوۡمٌ لَّا یَعۡقِلُوۡنَ ﴿ۚ۱۴

Mereka tidak akan memerangi kamu bersama-sama kecuali dalam kota-kota berbenteng atau dari belakang tembok-tembok. Peperangan mereka di antara mereka sendiri pun sengit. Engkau menyangka mereka bersatu-padu padahal hati mereka terpecah-belah, yang demikian itu karena mereka adalah kaum yang tidak menggunakan akal. (Al-Hasyr [59]:15).

Ayat ini berarti bahwa orang-orang kafir, terutama orang-orang Yahudi dan orang-orang munafik Medinah, mereka tampak seakan-akan bersatu dalam satu front melawan Islam, tetapi mereka tidak mempunyai tujuan bersama untuk diperjuangkan, dan kepentingan mereka bermacam-macam dan berlain-lainan, oleh karena itu tidaklah mungkin terdapat kesatuan di antara mereka.

Pada saat itu di Arabia terdapat tiga golongan yang nampaknya bersatu-padu melawan negara Islam yaitu (1) orang-orang Yahudi, (2) orang-orang munafik Medinah, dan (3) orang-orang musyrik Quraisy asal Mekkah. Kaum Quraisy melihat di dalam kebangkitan kekuatan dan kekuasaan Islam ada bahaya besar terhadap keunggulan mereka dalam segala bidang, sedang orang-orang munafik (yang dipimpin oleh ‘Abdullah bin Ubay) melihat bahaya terhadap pengaruhnya di Medinah, dan orang-orang Yahudi melihat ancaman terhadap organisasi dan supremasi rasial mereka. Karena mereka tidak mempunyai tujuan yang sama maka persatuan semu itu tidak mempunyai dasar yang nyata dan tidak pemah terwujud pada saat-saat berbahaya. Selanjutnya Allah Swt. berfirman:

کَمَثَلِ الَّذِیۡنَ مِنۡ قَبۡلِہِمۡ قَرِیۡبًا ذَاقُوۡا وَبَالَ اَمۡرِہِمۡ ۚ وَ لَہُمۡ عَذَابٌ اَلِیۡمٌ ﴿ۚ۱۶ کَمَثَلِ الشَّیۡطٰنِ اِذۡ قَالَ لِلۡاِنۡسَانِ اکۡفُرۡ ۚ فَلَمَّا کَفَرَ قَالَ اِنِّیۡ بَرِیۡٓءٌ مِّنۡکَ اِنِّیۡۤ اَخَافُ اللّٰہَ رَبَّ الۡعٰلَمِیۡنَ ﴿۱۷ فَکَانَ عَاقِبَتَہُمَاۤ اَنَّہُمَا فِی النَّارِ خَالِدَیۡنِ فِیۡہَا ؕ وَ ذٰلِکَ جَزٰٓؤُا الظّٰلِمِیۡنَ ﴿٪۱۸

Keadaan mereka itu seperti keadaan orang-orang yang belum lama sebelum mereka, mereka itu merasakan akibat buruk perbuatannya dan bagi mereka ada azab yang pedih. Seperti keadaan syaitan ketika ia berkata kepada manusia: “Kafirlah!”, maka ketika ia kafir syaitan berkata: “Sesungguhnya aku berlepas diri dari engkau, sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan seluruh alam.” Maka kesudahan kedua mereka itu ialah sesungguhnya kedua mereka itu masuk ke dalam Api, mereka kekal di dalamnya, dan demikianlah balasan orang-orang zalim. (Al-Hasyr [59]:16-18).

Yang diisyaratkan itu mungkin kaum Quraisy Mekkah yang menderita kekalahan amat memalukan di perang Badar atau Banu Qainuqa’, yang karena kejahatan dan tipu daya mereka sendiri telah dihukum sesudah pertempuran Badar. Golongan terakhir disebut adalah suku Yahudi dan merupakan yang pertama dari antara ketiga suku Yahudi yang diusir dari Medinah sebulan seusai Pertempuran Badar, karena telah melanggar perjanjian mereka dengan Nabi Besar Muhammad saw.. Pada akhirnya mereka menetap di Siria.

Pemegang Kendali Situasi Berpindah

Kembali kepada firman Allah Swt. mengenai kegagalan lasykar-lasykar persekutuan orang-orang musyrik yang dipelopori oleh kaum kafir Quraisy ketika menyerang Madinah, firman-Nya:

یَحۡسَبُوۡنَ الۡاَحۡزَابَ لَمۡ یَذۡہَبُوۡا ۚ وَ اِنۡ یَّاۡتِ الۡاَحۡزَابُ یَوَدُّوۡا لَوۡ اَنَّہُمۡ بَادُوۡنَ فِی الۡاَعۡرَابِ یَسۡاَلُوۡنَ عَنۡ اَنۡۢبَآئِکُمۡ ؕ وَ لَوۡ کَانُوۡا فِیۡکُمۡ مَّا قٰتَلُوۡۤا اِلَّا قَلِیۡلًا ﴿٪۲۱

Mereka menyangka lasykar-lasykar persekutuan itu belum pergi, dan andaikata lasykar-lasykar persekutuan itu datang lagi, mereka menghendaki berada di antara orang-orang Arab padang pasir, dan menanyakan berita mengenai [kebinasaan] kamu. Dan seandainya mereka berada di antaramu, mereka sama sekali tidak akan ikut berperang (Al-Ahzab [33]:19-21).

Orang-orang munafik tersebut tidak mengetahui bahwa pengepungan yang dilakukan lasykar persekutuan terhadap kota Madinah telah berakhir dengan sangat tragis, karena Allah Swt. telah mengirim “lasykar-lasykar-Nya” yang tidak kelihatan untuk menngusir mereka, sebagaimana firman-Nya dalam Bab sebelumnya:

ۤاَیُّہَا الَّذِیۡنَ اٰمَنُوا اذۡکُرُوۡا نِعۡمَۃَ اللّٰہِ عَلَیۡکُمۡ اِذۡ جَآءَتۡکُمۡ جُنُوۡدٌ فَاَرۡسَلۡنَا عَلَیۡہِمۡ رِیۡحًا وَّ جُنُوۡدًا لَّمۡ تَرَوۡہَا ؕ وَ کَانَ اللّٰہُ بِمَا تَعۡمَلُوۡنَ بَصِیۡرًا ۚ﴿۱۰

Hai orang-orang yang beriman, ingatlah nikmat Allah atas kamu, ketika datang menyerang kepada kamu lasykar-lasykar, dan Kami pun mengirimkan kepada mereka angin taufan dan lasykar-lasykar yang kamu tidak melihatnya. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (Al-Ahzab [33]:10).

Tenaga-tenaga alam — angin, hujan, dan dingin — membuat orang-orang kafir kepayahan dan melesukan semangat mereka. Kata-kata itu dapat juga menunjuk kepada lasykar malaikat yang memasukkan rasa takut ke dalam hati orang-orang kafir dan menguatkan hati serta menambah keberanian orang-orang Muslim. William Muir berkata: “Ransum diperoleh dengan susah-payah; perbekalan makin berkurang, dan unta serta kuda setiap hari mati dalam jumlah besar, letih dan semangat melesu, dalam keadaan demikian malam pun datang, dingin dan angin berhembus bagai taufan serta hujan menggasak tanpa ampun perkemahan-perkemahan tak terlindung. Badai berubah menjadi taufan samun. Api-api unggun padam, tenda-tenda tertiup hingga roboh, alat-alat masak-memasak dan perkakas lainnya berantakan” (“Life of Mohammad”).

Sejak kegagalan penyerangan kaum kafir Quraisy Mekkah dalam perang Ahzab, selanjutnya kekuatan mereka semakin menurun, dan yang mengendalikan situasi di wilayah Arabia adalah Nabi Besar Muhammad saw., sehingga akhirnya terjadi peristiwa Fathah Mekkah (Penalukkan Mekkah).

Perjanjian Hudaibiyah

Salah satu bukti bahwa sejak kegagalan lasykar persekutuan dalam perang Ahzab maka yang mengendalikan situasi adalah Nabi Besar Muhammad saw., adalah terjadinya Perjanjian Hudaibiyah, yang karena akibatnya telah menjuruskan kepada peristiwa Fathah Mekkah (penaklukkan Mekkah) maka Allah Swt. telah menyebut perjanjian Hudaibiyah sebagai “Kemenangan yang nyata”, firman-Nya:

بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ ﴿۱ اِنَّا فَتَحۡنَا لَکَ فَتۡحًا مُّبِیۡنًا ۙ﴿۲

Aku baca dengan nama Allah, Maha Pemurah, Maha Penyayang. Sesungguhnya Kami telah memberi engkau satu kemenangan nyata (Al-Fathah [48]:1-2).

Penjelasan rinci mengenai makna “Kemenangan yang nyata” bagi Perjanjian Hudaibiyah dalam ayat ini akan dikemukakan dalam Bab berikutnya.


(Bersambung)

Rujukan:

The Holy Quran, editor Malik Ghulam Farid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar