Minggu, 27 November 2011

"Jannah-jannah" lainnya di Dunia : Kanaan, "Negeri yang Dijanjikan" (15) & Nabi Sulaiman a.s. dan Ratu Saba (4)


بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ


HUBUNGAN KISAH MONUMENTAL

"ADAM, MALAIKAT, IBLIS"

DENGAN

SURAH AL-IKHLASH, AL-FALAQ, DAN AL-NAAS

Bagian L


Tentang

"Jannah-jannah" Lainnya di Dunia: Kanaan - "Negeri yang Dijanjikan" (15) & Nabi Sulaiman a.s. dan Ratu Saba (4)

Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma


وَ لَقَدۡ صَدَّقَ عَلَیۡہِمۡ اِبۡلِیۡسُ ظَنَّہٗ فَاتَّبَعُوۡہُ اِلَّا فَرِیۡقًا مِّنَ الۡمُؤۡمِنِیۡنَ ﴿۲۱ وَ مَا کَانَ لَہٗ عَلَیۡہِمۡ مِّنۡ سُلۡطٰنٍ اِلَّا لِنَعۡلَمَ مَنۡ یُّؤۡمِنُ بِالۡاٰخِرَۃِ مِمَّنۡ ہُوَ مِنۡہَا فِیۡ شَکٍّ ؕ وَ رَبُّکَ عَلٰی کُلِّ شَیۡءٍ حَفِیۡظٌ ﴿٪۲۲

Dan sungguh iblis benar-benar telah menggenapi sangkaannya mengenai mereka, maka mereka mengikutinya, kecuali segolongan dari orang-orang yang beriman. Tetapi ia (iblis) sekali-kali tidak memiliki kekuasaan atas mereka, melainkan supaya Kami dapat mengetahui [bedanya] orang-orang yang beriman kepada akhirat dari orang-orang yang masih dalam keraguan mengenainya, dan Tuhan engkau adalah Pemelihara atas segala sesuatu. (Sabaa [34]: 21-22).

Dalam Bab sebelumnya telah diterangkan bahwa akibat ketidakbersyukuran kaum Saba terhadap nikmat-nikmat Allah Swt. – yang telah memberi karunia kepada mereka membangun bendungan raksasa Al-Ma’aarib, sehingga negeri mereka yang sebelumnya kering gersang telah berubah menjadi wilayah-wilayang subur yang mengapit aliran sungai-sungai mereka – maka melalui jebolnya bendungan Al-Ma’aarib pulalah kedua kebun mereka yang subur berubah menjadi kebun-kebun yang berbuah pahit, firman-Nya:

قَدۡ کَانَ لِسَبَاٍ فِیۡ مَسۡکَنِہِمۡ اٰیَۃٌ ۚ جَنَّتٰنِ عَنۡ یَّمِیۡنٍ وَّ شِمَالٍ ۬ؕ کُلُوۡا مِنۡ رِّزۡقِ رَبِّکُمۡ وَ اشۡکُرُوۡا لَہٗ ؕ بَلۡدَۃٌ طَیِّبَۃٌ وَّ رَبٌّ غَفُوۡرٌ ﴿۱۶

Sungguh bagi kaum Saba' benar-benar terdapat satu Tanda besar di tanah air mereka, yaitu dua kebun di sebelah kanan dan di kiri sungai. Kami berfirman: Makanlah rezeki dari Tuhan-mu dan bersyukurlah kepada-Nya. Negeri yang indah dan Tuhan Maha Pengampun.” (Sabaa [34]:16).

Selanjutnya Allah Swt. berfirman:

فَاَعۡرَضُوۡا فَاَرۡسَلۡنَا عَلَیۡہِمۡ سَیۡلَ الۡعَرِمِ وَ بَدَّلۡنٰہُمۡ بِجَنَّتَیۡہِمۡ جَنَّتَیۡنِ ذَوَاتَیۡ اُکُلٍ خَمۡطٍ وَّ اَثۡلٍ وَّ شَیۡءٍ مِّنۡ سِدۡرٍ قَلِیۡلٍ ﴿۱۷ ذٰلِکَ جَزَیۡنٰہُمۡ بِمَا کَفَرُوۡا ؕ وَ ہَلۡ نُجٰزِیۡۤ اِلَّا الۡکَفُوۡرَ ﴿۱۸

Tetapi mereka itu berpaling maka Kami mengirimkan kepada mereka banjir dahsyat yang membinasakan. Dan Kami mengganti kedua kebun mereka itu dengan dua kebun yang berbuah buah-buahan pahit, pohon cemara dan sedikit pohon bidara. Demikianlah Kami memberi balasan kepada mereka karena mereka tidak bersyukur. Dan tidaklah Kami membalas seperti itu kecuali kepada orang-orang yang sangat tidak bersyukur. (Sabaa’ [34:17-18).

Buah Kekufuran adalah Azab

Akibatnya, kehidupan yang penuh dengan kemudahan pun berubah menjadi penuh kesulitan dan penderitaan, firman-Nya:

فَقَالُوۡا رَبَّنَا بٰعِدۡ بَیۡنَ اَسۡفَارِنَا وَ ظَلَمُوۡۤا اَنۡفُسَہُمۡ فَجَعَلۡنٰہُمۡ اَحَادِیۡثَ وَ مَزَّقۡنٰہُمۡ کُلَّ مُمَزَّقٍ ؕ اِنَّ فِیۡ ذٰلِکَ لَاٰیٰتٍ لِّکُلِّ صَبَّارٍ شَکُوۡرٍ ﴿۲۰

Lalu mereka berkata: “Ya Tuhan kami, jauhkanlah jarak di antara perjalanan kami,” dan mereka menzalimi diri sendiri maka Kami menjadikan mereka buah mulut (cerita) dan Kami menghancurkan mereka sehancur-hancurnya. Sesungguhnya da-lam hal yang demikian itu benar-benar terdapat Tanda-tanda bagi setiap orang yang bersabar dan bersyukur. (Sabaa [34]:20).

Kata-kata yang diletakkan dalam mulut orang-orang Saba' itu sesungguhnya menggambarkan keadaan mereka yang sebenarnya, ketika mereka membangkang dan mengingkari perintah-perintah Allah Swt., dan sebagai akibatnya mereka jadi binasa. Jalan yang tadinya makmur dan ramai dilalui orang, kini menjadi sunyi senyap. Kata-kata “Jauhkanlah jarak di antara perjalanan kami,” berarti, bahwa sebab banyak kota di sepanjang jalan yang menjadi puing-puing akibat banjir dahsyat, sehingga jarak di antara satu perhentian dengan perhentian lainnya menjadi lebih jauh dan kurang aman. Orang-orang Saba' menjadi hancur sama sekali sehingga tiada tanda atau bekas yang ditinggalkan mereka. Mereka itu hanya menjadi bahan ceritera belaka bagi para juru dongeng.

Jadi, walau pun benar bahwa keberhasilan duniawi kaum Saba’ pun pada dasarnya sebagai buah (akibat) dari kebersyukuran mereka -- yakni mereka mendayagunakan seluruh SDA dan SDM yang mereka miliki sesuai dengan hukum-hukum Allah Swt. -- namun kebersyukuran mereka dari segi duniawi tersebut tidak disertai dengan kebersyukuran secara ruhani yakni mentaati dan mengamalkan petunjuk Allah Swt. dan Rasul-Nya, bahkan mereka berlaku sebaliknya, maka akibat ketidakbersyukuran tersebut adalah turunnya bala bencana dan azab Allah Swt., yang membuktikan bahwa “jannah-jannah” yang ada di dunia ini tidak abadi seperti halnya “jannah-jannah” di alam akhirat yang disediakan Allah Swt. bagi orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, firman-Nya:

وَ بَشِّرِ الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ اَنَّ لَہُمۡ جَنّٰتٍ تَجۡرِیۡ مِنۡ تَحۡتِہَا الۡاَنۡہٰرُ ؕ کُلَّمَا رُزِقُوۡا مِنۡہَا مِنۡ ثَمَرَۃٍ رِّزۡقًا ۙ قَالُوۡا ہٰذَا الَّذِیۡ رُزِقۡنَا مِنۡ قَبۡلُ ۙ وَ اُتُوۡا بِہٖ مُتَشَابِہًا ؕ وَ لَہُمۡ فِیۡہَاۤ اَزۡوَاجٌ مُّطَہَّرَۃٌ ٭ۙ وَّ ہُمۡ فِیۡہَا خٰلِدُوۡنَ ﴿۲۶

Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman dan beramal saleh bahwa sesungguhnya untuk mereka ada kebun-kebun yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Setiap kali diberikan kepada mereka buah-buahan dari kebun itu sebagai rezeki, mereka berkata: “Inilah yang telah direzekikan kepada kami sebelumnya”, akan diberikan kepada mereka yang serupa dengannya, dan bagi mereka di dalamnya ada jodoh-jodoh yang suci, dan mereka akan kekal di dalamnya. (Al-Baqarah [2]:26).

Benarnya Dugaan Iblis

Selanjutnya Allah Swt. berfirman mengenai ancaman iblis ketika mereka diusir dari “jannah” karena berlaku takabbur terhadap Adam ketika diperintahkan “sujud” kepadanya (QS.2:25; QS.17:12-13; QS.15:39-33; QS.17:62; QS.18:51; QS.20:117; QS.38:72-73), firman-Nya:

وَ لَقَدۡ صَدَّقَ عَلَیۡہِمۡ اِبۡلِیۡسُ ظَنَّہٗ فَاتَّبَعُوۡہُ اِلَّا فَرِیۡقًا مِّنَ الۡمُؤۡمِنِیۡنَ ﴿۲۱ وَ مَا کَانَ لَہٗ عَلَیۡہِمۡ مِّنۡ سُلۡطٰنٍ اِلَّا لِنَعۡلَمَ مَنۡ یُّؤۡمِنُ بِالۡاٰخِرَۃِ مِمَّنۡ ہُوَ مِنۡہَا فِیۡ شَکٍّ ؕ وَ رَبُّکَ عَلٰی کُلِّ شَیۡءٍ حَفِیۡظٌ ﴿٪۲۲

Dan sungguh iblis benar-benar telah menggenapi sangkaannya mengenai mereka, maka mereka mengikutinya, kecuali segolongan dari orang-orang yang beriman. Tetapi ia (iblis) sekali-kali tidak memiliki kekuasaan atas mereka, melainkan supaya Kami dapat mengetahui [bedanya] orang-orang yang beriman kepada akhirat dari orang-orang yang masih dalam keraguan mengenainya, dan Tuhan engkau adalah Pemelihara atas segala sesuatu. (Sabaa’ [34]:21-22).

Orang-orang Saba’ dengan perbuatan durhaka mereka menggenapi sangkaan syaitan bahwa ia akan berhasil menyesatkan mereka. Penyebutan mengenai sangkaan syaitan mengenai orang-orang durhaka dan perbuatan jahat mereka ini dapat dijumpai di dalam QS.17:63; di tempat itu syaitan disebut mengatakan bahwa ia akan menyebabkan keturunan Adam binasa, kecuali beberapa dari antara mereka. Syaitan tidak mempunyai kekuasaan atas manusia. Adalah karena kepercayaan yang sesat dan perbuatannya yang buruk saja maka manusia mendatangkan kehancuran dalam kehidupan ruhaninya (QS.15:37-41; QS.38:80-84).

Kembali kepada firman-Nya mengenai kaum Saba’ yang telah berhasil membangun “jannah-jannah” (kebun-kebun subur) di negerinya:

لَقَدۡ کَانَ لِسَبَاٍ فِیۡ مَسۡکَنِہِمۡ اٰیَۃٌ ۚ جَنَّتٰنِ عَنۡ یَّمِیۡنٍ وَّ شِمَالٍ ۬ؕ کُلُوۡا مِنۡ رِّزۡقِ رَبِّکُمۡ وَ اشۡکُرُوۡا لَہٗ ؕ بَلۡدَۃٌ طَیِّبَۃٌ وَّ رَبٌّ غَفُوۡرٌ ﴿۱۶

Sungguh bagi kaum Saba' benar-benar terdapat satu Tanda besar di tanah air mereka, yaitu dua kebun di sebelah kanan dan di kiri sungai. Kami berfirman: “Makanlah rezeki dari Tuhan-mu dan bersyukurlah kepada-Nya. Negeri yang indah dan Tuhan Maha Pengampun.” (Sabaa[34]:16).

Namun akibat ketidakbersyukurannya Allah Swt. telah mengganti “jannah-jannah” mereka dengan “kebun-kebun” yang tidak lagi memberikan “naungan” dari “kelaparan, kehausan, ketelanjangan, dan sengatan cahaya matahari” (QS.20:117-122), firman-Nya:

فَاَعۡرَضُوۡا فَاَرۡسَلۡنَا عَلَیۡہِمۡ سَیۡلَ الۡعَرِمِ وَ بَدَّلۡنٰہُمۡ بِجَنَّتَیۡہِمۡ جَنَّتَیۡنِ ذَوَاتَیۡ اُکُلٍ خَمۡطٍ وَّ اَثۡلٍ وَّ شَیۡءٍ مِّنۡ سِدۡرٍ قَلِیۡلٍ ﴿۱۷ ذٰلِکَ جَزَیۡنٰہُمۡ بِمَا کَفَرُوۡا ؕ وَ ہَلۡ نُجٰزِیۡۤ اِلَّا الۡکَفُوۡرَ ﴿۱۸

Tetapi mereka itu berpaling maka Kami mengirimkan kepada mereka banjir dahsyat yang membinasakan. Dan Kami mengganti kedua kebun mereka itu dengan dua kebun yang berbuah buah-buahan pahit, pohon cemara dan sedikit pohon bidara. Demikianlah Kami memberi balasan kepada mereka karena mereka tidak bersyukur. Dan tidaklah Kami membalas seperti itu kecuali kepada orang-orang yang sangat tidak bersyukur. (Sabaa[34:17-18).

Dari peristiwa kaum Sabaa' tersebut membuktikan bahwa pada hakikatnya manusia diberi kemampuan oleh Allah Swt. untuk menciptakan kehidupan "surgawi" mau pun kehidupan "jahannami" di dunia ini, hal tersebut sesuai dengan kepatuhan atau pun kedurhakaan manusia itu sendiri terhadap hukum-hukum Allah Swt. yang telah ditetapkan-Nya, baik hukum-hukum alam jasmani mau pun hukum-hukum alam ruhani, firman-Nya:

کَدَاۡبِ اٰلِ فِرۡعَوۡنَ ۙ وَ الَّذِیۡنَ مِنۡ قَبۡلِہِمۡ ؕ کَفَرُوۡا بِاٰیٰتِ اللّٰہِ فَاَخَذَہُمُ اللّٰہُ بِذُنُوۡبِہِمۡ ؕ اِنَّ اللّٰہَ قَوِیٌّ شَدِیۡدُ الۡعِقَابِ ﴿۵۳ ذٰلِکَ بِاَنَّ اللّٰہَ لَمۡ یَکُ مُغَیِّرًا نِّعۡمَۃً اَنۡعَمَہَا عَلٰی قَوۡمٍ حَتّٰی یُغَیِّرُوۡا مَا بِاَنۡفُسِہِمۡ ۙ وَ اَنَّ اللّٰہَ سَمِیۡعٌ عَلِیۡمٌ ﴿ۙ۵۴

Seperti keadaan Fir'aun dan orang-orang sebelum mereka. Mereka mengingkari Tanda-tanda Allah maka Allah menghukum mereka karena dosa-dosa mereka, sesungguhnya Allah Mahakuat, Mahakeras dalam menghukum. Yang demikian itu adalah karena Allah tidak akan mengubah suatu nikmat yang telah Dia anugerahkan kepada suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri, dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui (Al-Anfaal [8]:53-54). Lihat pula QS.13:12.

(Bersambung)

Rujukan:

The Holy Quran, editor Malik Ghulam Farid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar