Senin, 31 Oktober 2011

"Jannah-jannah" lainnay Di Dunia: Madinah (6) & Keberkatan Perang Ahzab (1)


بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ


HUBUNGAN KISAH MONUMENTAL

"ADAM, MALAIKAT, IBLIS"

DENGAN

SURAH AL-IKHLASH, AL-FALAQ, DAN AL-NAAS

Bagian XXVI


Tentang

"Jannah-jannah" Lainnya di Dunia: Madinah (6) &

Keberkatan Perang Ahzab (1)

Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma


یٰۤاَیُّہَا الَّذِیۡنَ اٰمَنُوا اذۡکُرُوۡا نِعۡمَۃَ اللّٰہِ عَلَیۡکُمۡ اِذۡ جَآءَتۡکُمۡ جُنُوۡدٌ فَاَرۡسَلۡنَا عَلَیۡہِمۡ رِیۡحًا وَّ جُنُوۡدًا لَّمۡ تَرَوۡہَا ؕ وَ کَانَ اللّٰہُ بِمَا تَعۡمَلُوۡنَ بَصِیۡرًا ۚ﴿۱۰

Hai orang-orang yang beriman, ingatlah nikmat Allah atas kamu, ketika datang menyerang kepada-mu lasykar-lasykar, dan Kami pun mengirimkan kepada mereka angin taufan dan lasykar-lasykar yang kamu tidak melihatnya. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (Al-Ahzab [33]:10).

Selain perpindahan arah kiblat dari Baitul-muqadas ke Baitullah di Mekkah, keberkatan lainnya dari peristiwa isra atau hijrah Nabi Besar Muhammad saw. selain pertolongan Allah Swt. dalam perang Badar dan perang Uhud adalah keberhasilan umat Nabi Besar Muhammad saw. dan umat Islam mempertahankan kota Madinah dari serangan gabungan balatentara orang-orang kafir Mekkah yang jumlahnya diperkirakan mencapai 10.000 sampai 20.000 orang dengan perlengkapan perang yang maksimal.

Sebaliknya di pihak Nabi Besar Muhammad saw. diperkirakan 1.200, dan jika digabungkan dengn perempuan dan anak-anak yang bergotong-royong membangun parit pertahanan kota Madinah – yang disebut khandak (parit)-- diperkirakan sebanyak 3000 orang. Firman-Nya:

یٰۤاَیُّہَا الَّذِیۡنَ اٰمَنُوا اذۡکُرُوۡا نِعۡمَۃَ اللّٰہِ عَلَیۡکُمۡ اِذۡ جَآءَتۡکُمۡ جُنُوۡدٌ فَاَرۡسَلۡنَا عَلَیۡہِمۡ رِیۡحًا وَّ جُنُوۡدًا لَّمۡ تَرَوۡہَا ؕ وَ کَانَ اللّٰہُ بِمَا تَعۡمَلُوۡنَ بَصِیۡرًا ۚ﴿۱۰

Hai orang-orang yang beriman, ingatlah nikmat Allah atas kamu, ketika datang menyerang kepada kamu lasykar-lasykar, dan Kami pun mengirimkan kepada mereka angin taufan dan lasykar-lasykar yang kamu tidak melihatnya. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (Al-Ahzab [33]:10).

Dengan ayat ini ceritera dimulai tentang Pertempuran Khandak (Pertempuran Parit), yang terjadi dalam tahun ke-5 Hijrah dan merupakan pertarungan paling sengit di antara semua pertarungan yang sampai saat itu dihadapi kaum Muslimin. Seluruh bangsa Arab bersatu padu melawan Islam. Kabilah Quraisy di Mekkah, sekutu-sekutu mereka, kabilah-kabilah Ghathfan, Asyja’, Murrah, Fararah, Sulaim, Banu Sa’ad, dan Banu Asad, kabilah-kabilah penghuni padang pasir Arabia Tengah, dibantu dan dihasut oleh pengkhianat-pengkhianat — orang-orang Yahudi dan orang-orang munafik — dari Medinah, bergabung dalam suatu persekutuan besar melawan Nabi Besar Muhammad saw..

Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa suatu kekuatan raksasa dengan tenaga berjumlah sekitar 10.000 sampai 20.000 orang dipasang menghadapi 1.200 orang Muslim (menurut beberapa penulis ada 3.000 orang muslim, termasuk perempuan dan anak-anak dipekerjakan menggali parit), dengan perlengkapan dan perbekalan serba darurat. Pengepungan kota Medinah itu berlangsung selama 15 hari sampai 4 minggu. Tetapi Islam muncul dari kesulitan yang hebat ini jadi lebih kuat dan orang-orang kafir Quraisy tidak pernah mampu lagi berderap maju melawan Islam.

Pengepungan Kota Madinah & Suri Teladan Terbaik nabi Besar Muhammad saw.

Berikut gambaran bagaimana mencekamnya keadaan penduduk Madinah – khususnya orang-orang munafik -- ketika mereka dari segala penjuru kota Madinah telah dikepung oleh pasukan gabungan kaum kafir Mekkah tersebut, firman-Nya:

اِذۡ جَآءُوۡکُمۡ مِّنۡ فَوۡقِکُمۡ وَ مِنۡ اَسۡفَلَ مِنۡکُمۡ وَ اِذۡ زَاغَتِ الۡاَبۡصَارُ وَ بَلَغَتِ الۡقُلُوۡبُ الۡحَنَاجِرَ وَ تَظُنُّوۡنَ بِاللّٰہِ الظُّنُوۡنَا ﴿۱۱ ہُنَالِکَ ابۡتُلِیَ الۡمُؤۡمِنُوۡنَ وَ زُلۡزِلُوۡا زِلۡزَالًا شَدِیۡدًا ﴿۱۲

Ketika mereka datang kepada kamu dari atasmu serta dari bawahmu, dan ketika matamu melantur dan hati sampai tenggorokan, dan kamu berprasangka terhadap Allah dengan bermacam-macam prasangka. Di situlah orang-orang beriman diuji, dan mereka digoncangkan dengan suatu goncangan yang dahsyat. (Al-Ahzab [33] 11-12).

Orang-orang kafir menyergap orang-orang Muslim dari setiap penjuru — dari tempat-tempat ketinggian Medinah dan begitu juga dari dataran-dataran rendah. Isyarat dalam kata-kata “dan kamu berprasangka terhadap Allah dengan bermacam-macam prasangka” ditujukan kepada kaum munafikin dan bukan kepada orang-orang Muslim yang tulus dan sabar, sebab mengenai keteguhan iman mereka kepada Allah Swt. dan Nabi Besar Muhammad saw. Dia berfirman:

لَقَدۡ کَانَ لَکُمۡ فِیۡ رَسُوۡلِ اللّٰہِ اُسۡوَۃٌ حَسَنَۃٌ لِّمَنۡ کَانَ یَرۡجُوا اللّٰہَ وَ الۡیَوۡمَ الۡاٰخِرَ وَ ذَکَرَ اللّٰہَ کَثِیۡرًا ﴿ؕ۲۲ وَ لَمَّا رَاَ الۡمُؤۡمِنُوۡنَ الۡاَحۡزَابَ ۙ قَالُوۡا ہٰذَا مَا وَعَدَنَا اللّٰہُ وَ رَسُوۡلُہٗ وَ صَدَقَ اللّٰہُ وَ رَسُوۡلُہٗ ۫ وَ مَا زَادَہُمۡ اِلَّاۤ اِیۡمَانًا وَّ تَسۡلِیۡمًا ﴿ؕ۲۳

Sungguh dalam diri Rasulullah benar-benar terdapat suri teladan yang sebaik-baiknya bagi kamu, yaitu bagi orang yang mengharapkan Allah dan Hari Akhir, dan bagi yang banyak mengingat Allah. (Al-Ahzab [33]: 22).

Pertempuran Khandak mungkin merupakan percobaan paling pahit di dalam seluruh jenjang kehidupan Nabi Besar Muhammad saw., namun demikian beliau saw. keluar dari ujian yang paling berat itu dengan keadaan akhlak dan wibawa yang lebih tinggi lagi.

Sesungguhnyalah pada saat yang sangat berbahayalah, yakni ketika di sekitar gelap gelita, atau dalam waktu mengenyam sukses dan kemenangan, yakni ketika musuh bertekuk lutut di hadapannya, watak dan perangai yang sesungguhnya seseorang diuji; dan sejarah memberi kesaksian yang jelas kepada kenyataan bahwa Nabi Besar Muhammad saw. -- baik dalam keadaan dukacita karena dirundung kesengsaraan dan pada saat sukacita karena meraih kemenangan — tetap menunjukkan kepribadian agung lagi mulia.

Dua Macam Watak Indah Nabi Besar Muhammad saw.

Pertempuran Khandak, Uhud, dan Hunain menjelaskan dengan seterang-seterangnya satu watak beliau saw. yang indah, sedangkan Fatah Mekkah (Kemenangan atas Mekkah) memperlihatkan watak beliau saw. lainnya. Mara bahaya tidak mengurangi semangat beliau saw. atau mengecutkan hati beliau saw., begitu pula kemenangan dan sukses tidak merusak watak beliau saw..

Ketika Nabi Besar Muhammad saw. ditinggalkan hampir seorang diri pada hari Pertempuran Hunain, sedang nasib Islam berada di antara hidup dan mati, beliau saw. tanpa gentar sedikit pun dan seorang diri belaka maju ke tengah barisan musuh seraya berseru dengan kata-kata yang patut dikenang selama-lamanya: “Aku nabi Allah dan aku tidak berkata dusta. Aku anak Abdul Muthalib.” Dan tatkala Mekkah jatuh dan seluruh tanah Arab bertekuk lutut maka kekuasaan yang mutlak dan tak tersaingi itu tidak kuasa merusak beliau saw.. Beliau saw. menunjukkan keluhuran budi yang tiada taranya terhadap musuh-musuh beliau saw..

Kesaksian lebih besar mana lagi yang mungkin ada terhadap keagungan watak Nabi Besar Muhammad saw. selain kenyataan bahwa pribadi-pribadi yang paling akrab dengan beliau saw. dan yang paling mengenal beliau saw., mereka itulah yang paling mencintai beliau saw. dan merupakan yang pertama-tama percaya akan misi beliau saw., yakni, istri beliau saw. yang tercinta, Sitti Khadijah r.a.; sahabat beliau saw. sepanjang hayat, Abu Bakar r.a.; saudara sepupu yang juga menantu beliau, Ali r.a.; dan bekas budak beliau saw.yang telah dimerdekakan, Zaid bin Haristsah r.a.. Nabi Besae Muhammad saw. merupakan contoh kemanusiaan yang paling mulia dan model yang paling sempurna dalam keindahan dan kebajikan.

Raja Tak Bermahkota dan Tak Beristana

Dalam segala segi kehidupan dan watak Nabi Besar Muhammad saw. yang beraneka ragam, tidak ada duanya dan merupakan contoh yang tiada bandingannya bagi umat manusia untuk ditiru dan diikuti. Seluruh kehidupan beliau saw. nampak dengan jelas dan nyata dalam cahaya lampu-sorot sejarah. Beliau saw. mengawali kehidupan beliau sebagai anak yatim dan mengakhirinya dengan berperan sebagai wasit yang menentukan nasib seluruh bangsa.

Sebagai kanak-kanak beliau saw. penyabar lagi gagah, dan di ambang pintu usia remaja, beliau tetap merupakan contoh yang sempurna dalam akhlak, ketakwaan, dan kesabaran. Pada usia setengah-baya beliau mendapat julukan Al-Amin (si Jujur dan setia kepada amanat) dan selaku seorang niagawan beliau terbukti paling jujur dan cermat.

Beliau saw. menikah dengan perempuan-perempuan yang di antaranya ada yang jauh lebih tua daripada beliau sendiri dan ada juga yang jauh lebih muda, namun semua bersedia memberi kesaksian dengan mengangkat sumpah mengenai kesetiaan, kecintaan, dan kekudusan beliau saw..

Sebagai ayah beliau saw. penuh dengan kasih sayang, dan sebagai sahabat beliau saw.sangat setia dan murah hati. Ketika beliau saw. diamanati tugas yang amat besar dan berat dalam usaha memperbaiki suatu masyarakat yang sudah rusak, beliau saw. menjadi sasaran derita aniaya dan pembuangan, namun beliau saw. memikul semua penderitaan itu dengan sikap agung dan budi luhur.

Nabi Besar Muhammad saw. bertempur sebagai prajurit gagah-berani dan memimpin pasukan-pasukan. Beliau saw. menghadapi kekalahan dan beliau saw. memperoleh kemenangan-kemenangan. Beliau saw. menghakimi dan mengambil serta menjatuhkan keputusan dalam berbagai perkara. Beliau saw. adalah seorang negarawan, seorang pendidik, dan seorang pemimpin.

Kepala negara merangkap Penghulu Agama, beliau adalah Kaisar dan Paus sekaligus. Tetapi beliau adalah Paus yang tidak berlaga Paus, dan Kaisar tanpa pasukan-pasukan yang megah. Tanpa balatentara tetap, tanpa pengawal, tanpa istana yang megah, tanpa pungutan pajak tetap dan tertentu, sehingga jika ada orang berhak mengatakan bahwa ia memerintah dengan hak ketuhanan, maka orang itu hanyalah Muhammad, sebab beliau mempunyai kekuasaan tanpa alat-alat kekuasaan dan tanpa bantuan kekuasaan. Beliau biasa melakukan pekerjaan rumah tangga dengan tangan beliau sendiri, biasa tidur di atas sehelai tikar kulit, dan makanan beliau terdiri dari kurma dan air putih atau roti jawawut, dan setelah melakukan bermacam-macam tugas sehari penuh, beliau biasa melewatkan malam hari dengan mendirikan shalat dan doa-doa hingga kedua belah kaki beliau bengkak-bengkak. Tidak ada orang yang dalam keadaan dan suasana yang begitu banyak berubah telah berubah begitu sedikitnya” (Muhammad and Muham-madanism” karya Bosworth Smith).

Pendek kata, sebagaimana pernyataan Allah Swt. dalam firman-Nya mengenai peristiwa Isra, terbukti bahwa perang Ahzab yang sangat mencekam pun merupakan keberkatan tersendiri bagi Nabi Besar Muhammad saw, dan para sahabat setia beliau saw. -- baik dari kalangan muhajirrin dari Mekkah mau pun dari kalangan Anshar Madinah -- karena perang Ahzab telah menjadi saksi mengenai benarnya beliau saw. sebagai “suri teladan terbaik dan para sahabat beliau saw. sebagai “umat terbaik” (QS.2:144; QS.3:111), firman-Nya:

سُبۡحٰنَ الَّذِیۡۤ اَسۡرٰی بِعَبۡدِہٖ لَیۡلًا مِّنَ الۡمَسۡجِدِ الۡحَرَامِ اِلَی الۡمَسۡجِدِ الۡاَقۡصَا الَّذِیۡ بٰرَکۡنَا حَوۡلَہٗ لِنُرِیَہٗ مِنۡ اٰیٰتِنَا ؕ اِنَّہٗ ہُوَ السَّمِیۡعُ الۡبَصِیۡرُ ﴿۲

Maha Suci Dia Yang memperjalankan hamba-Nya pada waktu malam dari Masjid Haram ke Masjid Aqsha yang sekelilingnya telah Kami berkati, supaya Kami memperlihatkan kepadanya sebagian dari Tanda-tanda Kami, sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat. (Bani Israil [17]:2).

(Bersambung)

Rujukan:

The Holy Quran, editor Malik Ghulam Farid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar