Sabtu, 29 Oktober 2011

"Jannah-jannah" lainnya di Dunia" Madinah (2) & Fajar Keberkatan di Madinahesar Muhammad saw.


بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ


HUBUNGAN KISAH MONUMENTAL

"ADAM, MALAIKAT, IBLIS"

DENGAN

SURAH AL-IKHLASH, AL-FALAQ, DAN AL-NAAS

Bagian XXIII


Tentang

"Jannah-jannah" Lainnya di Dunia: Madinah (2) &

Fajar Keberkatan di Madinah

Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma


بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ﴿۱ وَ الۡفَجۡرِ ۙ﴿۲ وَ لَیَالٍ عَشۡرٍ ۙ﴿۳ وَّ الشَّفۡعِ وَ الۡوَتۡرِ ۙ﴿۴ وَ الَّیۡلِ اِذَا یَسۡرِ ۚ﴿۵ ہَلۡ فِیۡ ذٰلِکَ قَسَمٌ لِّذِیۡ حِجۡرٍ ؕ﴿۶

Aku baca dengan nama Allah, Maha Pemurah, Maha Penyayang. Demi fajar, dan sepuluh malam, dan yang genap serta yang ganjil, dan malam itu ketika ia berlalu. Tidakkah dalam hal itu ada sumpah bagi orang berakal? (Al-Fajr [89 ]:1-5

Dalam Bab sebelumnya telah dikemukakan mengenai proses hijrahnya para sahabat Nabi Besar Muhammad saw. dari Mekkah ke Madinah, yang kemudian disusul oleh hijrahnya Nabi Besar Muhammad saw., yang diisyaratkan dalam peristiwa isra, firman-Nya:

سُبۡحٰنَ الَّذِیۡۤ اَسۡرٰی بِعَبۡدِہٖ لَیۡلًا مِّنَ الۡمَسۡجِدِ الۡحَرَامِ اِلَی الۡمَسۡجِدِ الۡاَقۡصَا الَّذِیۡ بٰرَکۡنَا حَوۡلَہٗ لِنُرِیَہٗ مِنۡ اٰیٰتِنَا ؕ اِنَّہٗ ہُوَ السَّمِیۡعُ الۡبَصِیۡرُ ﴿۲

Maha Suci Dia Yang memperjalankan hamba-Nya pada waktu malam dari Masjid Haram ke Masjid Aqsha yang sekelilingnya telah Kami berkati, supaya Kami memperlihatkan kepadanya sebagian dari Tanda-tanda Kami, sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat. (Bani Israil [17]:2).

Fajar Keberkatan di Kota Madinah

Walau pun benar setelah Nabi Besar Muhammad saw. berhijrah dari Mekkah ke Madinah maka situasi penderitaan yang selama 13 tahun dialami oleh Nabi Besar Muhammad saw. dan para sahabah beliau saw. mulai berubah, tetapi hal itu tidak terjadi sekali gus, karena pada masa-masa awal berada di Madinah pun penderitaan tersebut tidak lantas berhenti total, sebab selain harus menghadapi keadaan kota Yatsrib yang rawan penyakit malaria, Nabi Besar Muhammad saw. dan umat Islam yang mamsih sedikit jumlahnya pun harus berhadapan dengan kedengkian orang-orang Yahudi serta orang-orang munafik Madinah pimpinan Abdullah bin Ubayy bin Salul, yang ketentraman hidup mereka merasa terancam oleh kehadiran Nabi Besar Muhammad saw. dan umat Islam, firman-Nya:

بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ﴿۱ وَ الۡفَجۡرِ ۙ﴿۲ وَ لَیَالٍ عَشۡرٍ ۙ﴿۳ وَّ الشَّفۡعِ وَ الۡوَتۡرِ ۙ﴿۴ وَ الَّیۡلِ اِذَا یَسۡرِ ۚ﴿۵ ہَلۡ فِیۡ ذٰلِکَ قَسَمٌ لِّذِیۡ حِجۡرٍ ؕ﴿۶

Aku baca dengan nama Allah, Maha Pemurah, Maha Penyayang. Demi fajar, dan sepuluh malam, dan yang genap serta yang ganjil, dan malam itu ketika ia berlalu. Tidakkah dalam hal itu ada sumpah bagi orang berakal? (Al-Fajr [89 ]:1-5

“Fajar” dapat diartikan hijrah Nabi Besar Muhammad saw. ke Medinah yang mengakhiri malam kelam derita aniaya di Mekkah. “Fajar” itu dapat pula berarti diutusnya Masih Mau’ud a.s. (Al-Masih yang Dijanjikan - QS.62:3-5) yang akan membawa amanat pengharapan dan berarti kedatangan suatu hari-depan yang gemilang bagi orang-orang Islam, sesudah masa kemunduran dan kemerosotan berabad-abad lamanya (13 abad).

“Sepuluh malam” dapat menggambarkan masa kegelapan meliputi 10 tahun akhir yang dipenuhi derita aniaya hebat, yang pernah dialami oleh orang-orang Islam di Mekkah, atau menggambarkan 10 abad kemunduran dan kemerosotan umat Islam sebelum diutusnya Masih Mau’ud a.s., yang dengan itu akan mengakhiri masa kegelapan – kemunduran ruhani dan politik mereka – dan yang akan mengumandangkan fajar hari-depan Islam itu tersirat pula di tempat lain dalam Al-Quran (QS.32:6).

Sepuluh abad atau 1000 tahun kemerosotan akhlak orang-orang Islam ini datang sesudah jangka waktu 3 abad zaman keemasan – kejayaan dan keagungan mereka, yang telah disebut tiga abad Islam terbaik oleh Nabi Besar Muhammad saw. (Bukhari, Kitab al-Riqaq) telah lewat. Kemunduran Islam mulai menjelang ketika memasuki akhir abad ketiga hijrah, tatkala di satu pihak seorang khalifah Bani Umayah dari Spanyol menandatangani persetujuan dengan Paus, bantu-membantu melawan kerajaan Bani Abbasiyah dari Baghdad, dan di pihak lain khalifah dari Baghdad mengadakan perjanjian persahabatan dengan kaisar Romawi melawan khalifah Bani Umayah dari Spanyol.

Perang Badar

Keberkatan serta salah satu dari Tanda-tanda Allah Swt. yang diperlihatkan setelah hijrah ke Madinah adalah kemenangan umat Islam dalam Perang Badar, walau pun jumlah pasukan Muslim saat itu hanya sebanyak 313 orang dengan persenjataan serta kendaraan yang sangat sederhana namun berkat pertolongan Allah Swt. telah mengalahkan 1000 pasukan kaum kafir Quraisy Mekkah pimpinan Abu Jahal, bahkan Abu Jahal bersama 7 rekannya yang lain terbunuh dalam Perang Badar tersebut, sedang Abu Lahab mati di Mekkah ketiak mendengar kekalahan telak pasukan Quraisy Mekkah dalam Perang Badar, sehingga lengkaplah 9 tokoh penentang Nabi Besar Muhammad saw. semuanya binasa, firman-Nya:

وَ کَانَ فِی الۡمَدِیۡنَۃِ تِسۡعَۃُ رَہۡطٍ یُّفۡسِدُوۡنَ فِی الۡاَرۡضِ وَ لَا یُصۡلِحُوۡنَ ﴿۴۹

Dan dalam kota itu ada rombongan 9 [orang] yang berbuat kerusakan di negeri dan tidak mau mengadakan perbaikan (Al-Naml [27]:49).

Dengan sendirinya yang diisyaratkan dalam ayat 49 adalah 9 musuh Nabi Besar Muhammad saw. terkemuka. Delapan di antaranya terbunuh dalam pertempuran Badar dan yang kesembilan, Abu Lahab, yang terkenal keburukannya itu, mati di Mekkah ketika sampai ke telinganya kabar tentang kekalahan di Perang Badar. Kedelapan orang itu adalah Abu Jahal, Muthim bin Adiy, Syaibah bin Rabiah, Utbah bin Rabiah, Walid bin Utbah, Umayah bin Khalf, Nadhr bin Harts, dan Aqbah bin Abi Mu’aith. Allah Swt. berfirman:

وَ اِنۡ کَادُوۡا لَیَسۡتَفِزُّوۡنَکَ مِنَ الۡاَرۡضِ لِیُخۡرِجُوۡکَ مِنۡہَا وَ اِذًا لَّا یَلۡبَثُوۡنَ خِلٰفَکَ اِلَّا قَلِیۡلًا ﴿۷۷ سُنَّۃَ مَنۡ قَدۡ اَرۡسَلۡنَا قَبۡلَکَ مِنۡ رُّسُلِنَا وَ لَا تَجِدُ لِسُنَّتِنَا تَحۡوِیۡلًا ﴿٪۷۸

Dan nyaris mereka benar-benar menakut-nakuti untuk mengusir engkau dari negeri ini supaya mereka dapat mengeluarkan engkau darinya (Mekkah), dan jika demikian mereka niscaya tidak akan tinggal sepeninggal engkau melainkan hanya sebentar. Demikianlah cara perlakuan Kami terhadap rasul-rasul Kami yang telah Kami utus sebelum engkau, dan engkau tidak akan mendapatkan perubahan dalam cara perlakuan Kami. (Bani Israil [17]:77-78).

Selanjutnya mengenai perang Badar Allah Swt. berfirman:

وَ لَقَدۡ نَصَرَکُمُ اللّٰہُ بِبَدۡرٍ وَّ اَنۡتُمۡ اَذِلَّۃٌ ۚ فَاتَّقُوا اللّٰہَ لَعَلَّکُمۡ تَشۡکُرُوۡنَ ﴿۱۲۴

Dan sungguh Allah benar-benar telah menolong kamu dengan perang Badar, padahal ketika itu keadaan kamu sangat lemah maka bertakwalah kepada Allah supaya kamu bersyukur kepada-Nya. (Ali ‘Imran [3]:124). Lihat pula QS.8:8-11; QS.9:25.

Firman-Nya lagi:

وَ اِذۡ یَعِدُکُمُ اللّٰہُ اِحۡدَی الطَّآئِفَتَیۡنِ اَنَّہَا لَکُمۡ وَ تَوَدُّوۡنَ اَنَّ غَیۡرَ ذَاتِ الشَّوۡکَۃِ تَکُوۡنُ لَکُمۡ وَ یُرِیۡدُ اللّٰہُ اَنۡ یُّحِقَّ الۡحَقَّ بِکَلِمٰتِہٖ وَ یَقۡطَعَ دَابِرَ الۡکٰفِرِیۡنَ ۙ﴿۸ لِیُحِقَّ الۡحَقَّ وَ یُبۡطِلَ الۡبَاطِلَ وَ لَوۡ کَرِہَ الۡمُجۡرِمُوۡنَ ۚ﴿۹ اِذۡ تَسۡتَغِیۡثُوۡنَ رَبَّکُمۡ فَاسۡتَجَابَ لَکُمۡ اَنِّیۡ مُمِدُّکُمۡ بِاَلۡفٍ مِّنَ الۡمَلٰٓئِکَۃِ مُرۡدِفِیۡنَ ﴿۱۰ وَ مَا جَعَلَہُ اللّٰہُ اِلَّا بُشۡرٰی وَ لِتَطۡمَئِنَّ بِہٖ قُلُوۡبُکُمۡ ۚ وَ مَا النَّصۡرُ اِلَّا مِنۡ عِنۡدِ اللّٰہِ ؕ اِنَّ اللّٰہَ عَزِیۡزٌ حَکِیۡمٌ ﴿٪۱۱

Dan ingatlah ketika Allah menjanjikan kepada kamu bahwa salah satu dari kedua golongan itu untukmu sedangkan kamu menginginkan supaya golongan yang tidak bersenjata itulah untuk kamu, sedangkan Allah menghendaki menegakkan yang haq dengan firman-firman-Nya dan memotong orang-orang kafir sampai ke akar-akarnya. Supaya Dia menegakkan yang haq dan menghapuskan yang batil, walaupun orang-orang yang berdosa tidak menyukainya. Dan ingatlah ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhan-mu, lalu Dia mengabulkan doamu: “Sesungguhnya Aku akan membantu kamu dengan seribu malaikat beriringan.” Tetapi Allah sekali-kali tidak menjadikan hal itu melainkan sebagai kabar gembira dan supaya hati kamu tenteram karenanya. Dan sekali-kali tidak ada pertolongan kecuali dari sisi Allah, sesungguhnya Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana. (Al-Anfaal [8]:8-11).

Perkataan “kedua golongan” mengisyaratkan kepada (1) lasykar Mekkah yang telah datang dengan perlengkapan perangnya yang sangat baik dan dengan penuh kesiapan untuk berperang dengan orang-orang Islam, dan (2) kafilah orang-orang Mekkah yang tengah berada dalam perjalanan kembali dari utara dan menuju ke Mekkah serta mempunyai perlengkapan senjata yang ringan.

Dengan sendirinya orang-orang Islam ingin menghadapi kafilah yang mempunyai persenjataan yang ringan, tetapi rencana Allah Swt. yaitu membuat orang-orang Islam berhadapan dengan lasykar Mekkah yang lengkap persenjataannya. Tujuan Allah Swt. dalam berbuat demikian ialah untuk “menegakkan kebenaran dengan firman-firman-Nya dan melumpuhkan orang-orang kafir sampai ke akar-akarnya.” Lihat pula QS.3:14 dan QS.8:42-45.

Yaumul- Furqaan (hari Pembeda)

Allah Swt. telah menyebut kekalahan telak pasukan Quraisy Mekkah pimpinan Abu Jahal dan 7 rekannya oleh pasukan Muslim dalam perang Badar dengan sebutan yaumul- furqaan” (hari pembeda), firman-Nya:

وَ اعۡلَمُوۡۤا اَنَّمَا غَنِمۡتُمۡ مِّنۡ شَیۡءٍ فَاَنَّ لِلّٰہِ خُمُسَہٗ وَ لِلرَّسُوۡلِ وَ لِذِی الۡقُرۡبٰی وَ الۡیَتٰمٰی وَ الۡمَسٰکِیۡنِ وَ ابۡنِ السَّبِیۡلِ ۙ اِنۡ کُنۡتُمۡ اٰمَنۡتُمۡ بِاللّٰہِ وَ مَاۤ اَنۡزَلۡنَا عَلٰی عَبۡدِنَا یَوۡمَ الۡفُرۡقَانِ یَوۡمَ الۡتَقَی الۡجَمۡعٰنِ ؕ وَ اللّٰہُ عَلٰی کُلِّ شَیۡءٍ قَدِیۡرٌ ﴿۴۲ اِذۡ اَنۡتُمۡ بِالۡعُدۡوَۃِ الدُّنۡیَا وَ ہُمۡ بِالۡعُدۡوَۃِ الۡقُصۡوٰی وَ الرَّکۡبُ اَسۡفَلَ مِنۡکُمۡ ؕ وَ لَوۡ تَوَاعَدۡتُّمۡ لَاخۡتَلَفۡتُمۡ فِی الۡمِیۡعٰدِ ۙ وَ لٰکِنۡ لِّیَقۡضِیَ اللّٰہُ اَمۡرًا کَانَ مَفۡعُوۡلًا ۬ۙ لِّیَہۡلِکَ مَنۡ ہَلَکَ عَنۡۢ بَیِّنَۃٍ وَّ یَحۡیٰی مَنۡ حَیَّ عَنۡۢ بَیِّنَۃٍ ؕ وَ اِنَّ اللّٰہَ لَسَمِیۡعٌ عَلِیۡمٌ ﴿ۙ۴۳ اِذۡ یُرِیۡکَہُمُ اللّٰہُ فِیۡ مَنَامِکَ قَلِیۡلًا ؕ وَ لَوۡ اَرٰىکَہُمۡ کَثِیۡرًا لَّفَشِلۡتُمۡ وَ لَتَنَازَعۡتُمۡ فِی الۡاَمۡرِ وَ لٰکِنَّ اللّٰہَ سَلَّمَ ؕ اِنَّہٗ عَلِیۡمٌۢ بِذَاتِ الصُّدُوۡرِ ﴿۴۴ وَ اِذۡ یُرِیۡکُمُوۡہُمۡ اِذِ الۡتَقَیۡتُمۡ فِیۡۤ اَعۡیُنِکُمۡ قَلِیۡلًا وَّ یُقَلِّلُکُمۡ فِیۡۤ اَعۡیُنِہِمۡ لِیَقۡضِیَ اللّٰہُ اَمۡرًا کَانَ مَفۡعُوۡلًا ؕ وَ اِلَی اللّٰہِ تُرۡجَعُ الۡاُمُوۡرُ ﴿٪۴۵

Dan ketahuilah bahwa sesungguhnya apa yang kamu peroleh sebagai ganimah yakni rampasan perang maka sesungguhnya seperlimanya bagi Allah, Rasul-Nya, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan musafir, jika memang kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami pada Hari Pembeda yaitu hari ketika dua pasukan bertemu dan Allah berkuasa atas segala sesuatu. Ketika kamu berada di tepi lembah yang dekat dan mereka di tepi yang jauh, sedang kafilah itu berada di tempat yang lebih rendah dari kamu. Dan seandainya kamu melakukan kesepakatan di antaramu niscaya kamu akan berselisih mengenai penetapan waktu perang. Tetapi Allah melaksanakan apa yang telah diputuskan-Nya, supaya binasa orang yang telah binasa dengan keterangan yang jelas, dan supaya hidup orang yang telah hidup dengan keterangan yang jelas, dan sesungguhnya Allah benar-benar Maha Mendengar, Maha Mengetahui. Ketika Allah memperlihatkan kepada engkau dalam mimpi engkau bahwa mereka itu sedikit, dan seandainya Dia memperlihatkan kepada engkau mereka itu banyak, niscaya kamu akan gentar dan akan berselisih dalam urusan itu, akan tetapi Allah telah menyelamatkanmu. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui isi hati. Dan ingatlah ketika Dia menampakkan kepada kamu mereka itu sedikit dalam penglihatan kamu di waktu kamu berperang, dan Dia membuat kamu nampak sedikit dalam penglihatan mereka, supaya Allah melaksanakan urusan yang telah diputuskan, dan kepada Allah-lah dikembalikan segala urusan. (Al-Taubah [9]:42-45).

Ayat 43 memberi gambaran yang hidup tentang kedudukan ketiga golongan di Badar. Orang-orang Islam mengambil posisi di sebelah yang lebih dekat ke Medinah, lasykar Mekkah menduduki satu tempat yang lebih jauh dari kota, sedangkan kafilah Mekkah yang dalam perjalanan dari Siria menyusuri pantai laut. Ayat ini mengemukakan bahwa jika soal memilih waktu perang diserahkan kepada orang-orang Islam, niscaya mereka akan berselisih mengenai itu dan akan lebih menyukai menunda waktu terjadinya bentrokan pertama, sebab pada saat itu mereka merasa tidak cukup kuat menghadapi musuh yang lebih kuat dan jauh lebih baik persenjataannya di medan pertempuran. Tetapi maksud Allah Swt. adalah hendak memperlihatkan satu Tanda yang perkasa, maka Dia menyebabkan terjadinya pertempuran itu.

Kalimat “Akan tetapi Allāh melaksanakan apa yang telah diputuskan-Nya, supaya binasa orang yang telah binasa dengan keterangan yang jelas, dan supaya hidup orang yang telah hidup dengan keterangan yang jelas ” maksudnya adalah Allah Swt. telah menakdirkan orang-orang Mekkah harus menderita kekalahan.

Dalam perjalanan ke Badar Nabi Besar Muhammad saw. melihat dalam kasyaf bahwa lasykar Mekkah lebih kecil jumlahnya, daripada yang sebenarnya ( Tafsir Ibnu Jarir, X.9). Ini berarti bahwa kendatipun bilangan dan perlengkapan mereka lebih besar namun mereka akan dikalahkan.

Duel Strategi Perang

Kalau ayat sebelumnya (44) mengisyaratkan kepada nampaknya musuh pada penglihatan Nabi Besar Muhammad saw. dalam kasyaf, maka ayat 45 yang sekarang mengisyaratkan kepada kedudukan yang sebenarnya di medan pertempuran. Musuh telah menempatkan sepertiga dari jumlahnya dalam keadaan tersembunyi di belakang bukit-bukit, sehingga ketika kedua pasukan berhadap-hadapan, orang-orang Islam hanya melihat dua pertiga dari jumlah sebenarnya. Dengan sendirinya hal ini membesarkan hati mereka.

Musuh berbuat demikian — menurut anggapan mereka — agar orang-orang Islam jangan melarikan diri dari medan pertempuran dan tidak mau berperang oleh karena terlalu gentar. Kedua kesan ini mendorong masing-masing golongan untuk mulai berperang dengan akibat bahwa “hal yang telah diputuskan” telah terjadi, yaitu orang-orang Mekkah menderita kekalahan yang membuat diri mereka malu dan mematahkan kekuatan mereka.

Dengan demikian jelaslah bahwa bukan saja terjadi “duel makar” antara orang-orang kafir Quraisy Mekkah dengan Allah Swt. tetapi juga dalam perang Badar pun terjadi “duel strategi perang”, dan yang pasti menang dalam “dual-duel” seperti itu adalah Allah Swt.


(Bersambung)

Rujukan:

The Holy Quran, editor Malik Ghulam Farid


Tidak ada komentar:

Posting Komentar