Minggu, 16 Oktober 2011

Lemahnya Keadaan Duniawi para rasul Allah dan Orang-orang yang Beriman

بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ


HUBUNGAN KISAH MONUMENTAL

"ADAM, MALAIKAT, IBLIS"

DENGAN

SURAH AL-IKHLASH, AL-FALAQ, DAN AL-NAAS

Bagian XVIII


Tentang

Lemahnya Keadaan Duniawi Para Rasul Allah dan Orang-orang Beriman

Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma


وَ نَادٰی فِرۡعَوۡنُ فِیۡ قَوۡمِہٖ قَالَ یٰقَوۡمِ اَلَیۡسَ لِیۡ مُلۡکُ مِصۡرَ وَ ہٰذِہِ الۡاَنۡہٰرُ تَجۡرِیۡ مِنۡ تَحۡتِیۡ ۚ اَفَلَا تُبۡصِرُوۡنَ ﴿ؕ۵۲ اَمۡ اَنَا خَیۡرٌ مِّنۡ ہٰذَا الَّذِیۡ ہُوَ مَہِیۡنٌ ۬ۙ وَّ لَا یَکَادُ یُبِیۡنُ ﴿۵۳ فَلَوۡ لَاۤ اُلۡقِیَ عَلَیۡہِ اَسۡوِرَۃٌ مِّنۡ ذَہَبٍ اَوۡ جَآءَ مَعَہُ الۡمَلٰٓئِکَۃُ مُقۡتَرِنِیۡنَ ﴿۵۴ فَاسۡتَخَفَّ قَوۡمَہٗ فَاَطَاعُوۡہُ ؕ اِنَّہُمۡ کَانُوۡا قَوۡمًا فٰسِقِیۡنَ ﴿۵۵ فَلَمَّاۤ اٰسَفُوۡنَا انۡتَقَمۡنَا مِنۡہُمۡ فَاَغۡرَقۡنٰہُمۡ اَجۡمَعِیۡنَ ﴿ۙ۵۶ فَجَعَلۡنٰہُمۡ سَلَفًا وَّ مَثَلًا لِّلۡاٰخِرِیۡنَ ﴿٪۵۷

Dan Fir’aun mengumumkan kepada kaumnya dengan berkata: "Hai kaumku, bukankah kerajaan Mesir ini kepunyaanku dan sungai-sungai ini mengalir di bawah kekuasanku? Maka apakah kamu tidak melihat? Atau tidakkah aku lebih baik daripada orang yang hina ini dan ia (Musa) tidak dapat menjelaskan? "Mengapakah tidak dianugerahkan kepadanya gelang-gelang dari emas, atau datang bersamanya malaikat-malaikat yang berkumpul di sekelilingnya?" Demikianlah ia (Fir’aun) memperbodoh kaumnya lalu mereka patuh kepadanya, sesungguhnya mereka adalah kaum durhaka. Maka ketika mereka membuat Kami murka, Kami menuntut balas dari mereka dan Kami menenggelamkan mereka semua, dan Kami menjadikan mereka kisah yang lalu dan misal bagi kaum yang akan datang. (Al-Zukhruf [43]:52-57).

Dalam Bab sebelumnya telah dijelaskan mengenai perbedaan keadaan surga (jannah) -- yang memberikan perlindungan kepada para penghuninya -- dengan keadaan "sarang laba-laba" yang sama sekali tidak memberikan perlindungan apa pun kepada penghuninya, berikut firman-Nya mengenai jannah:

وَ بَشِّرِ الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ اَنَّ لَہُمۡ جَنّٰتٍ تَجۡرِیۡ مِنۡ تَحۡتِہَا الۡاَنۡہٰرُ ؕ کُلَّمَا رُزِقُوۡا مِنۡہَا مِنۡ ثَمَرَۃٍ رِّزۡقًا ۙ قَالُوۡا ہٰذَا الَّذِیۡ رُزِقۡنَا مِنۡ قَبۡلُ ۙ وَ اُتُوۡا بِہٖ مُتَشَابِہًا ؕ وَ لَہُمۡ فِیۡہَاۤ اَزۡوَاجٌ مُّطَہَّرَۃٌ ٭ۙ وَّ ہُمۡ فِیۡہَا خٰلِدُوۡنَ ﴿۲۷

Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman dan beramal saleh bahwa sesungguhnya untuk mereka ada jannaah (kebun-kebun) yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Setiap kali diberikan kepada mereka buah-buahan dari kebun itu sebagai rezeki, mereka berkata: “Inilah yang telah direzekikan kepada kami sebelumnya , akan diberikan kepada mereka yang serupa dengannya, dan bagi mereka di dalamnya ada jodoh-jodoh yang suci, dan mereka akan kekal di dalamnya. (Al-Baqarah [2]:26).

Kemudian firman-Nya lagi mengenai jannah (kebun) tempat tinggal Adam a.s. dan istrinya:.

اِنَّ لَکَ اَلَّا تَجُوۡعَ فِیۡہَا وَ لَا تَعۡرٰی ﴿۱۱۹﴾ۙ وَ اَنَّکَ لَا تَظۡمَؤُا فِیۡہَا وَ لَا تَضۡحٰی ﴿۱۲۰

Sesungguhnya engkau tidak akan kelaparan di dalam­nya dan tidak pula engkau akan telanjang, dan sesungguhnya engkau tidak akan kehausan di dalamnya dan tidak pula akan disengat panas matahari (Thaa Haa [20]: 120).

Dan berikut adalah firman Allah Swt. mengenai keadaan orang-orang musyrik:

مَثَلُ الَّذِیۡنَ اتَّخَذُوۡا مِنۡ دُوۡنِ اللّٰہِ اَوۡلِیَآءَ کَمَثَلِ الۡعَنۡکَبُوۡتِ ۖۚ اِتَّخَذَتۡ بَیۡتًا ؕ وَ اِنَّ اَوۡہَنَ الۡبُیُوۡتِ لَبَیۡتُ الۡعَنۡکَبُوۡتِ ۘ لَوۡ کَانُوۡا یَعۡلَمُوۡنَ ﴿۴۲ اِنَّ اللّٰہَ یَعۡلَمُ مَا یَدۡعُوۡنَ مِنۡ دُوۡنِہٖ مِنۡ شَیۡءٍ ؕ وَ ہُوَ الۡعَزِیۡزُ الۡحَکِیۡمُ ﴿۴۴ وَ تِلۡکَ الۡاَمۡثَالُ نَضۡرِبُہَا لِلنَّاسِ ۚ وَ مَا یَعۡقِلُہَاۤ اِلَّا الۡعٰلِمُوۡنَ ﴿۴۴

Perumpamaan orang-orang yang mengambil penolong-penolong selain Allah adalah seperti perumpamaan laba-laba yang membuat rumah, dan sesungguhnya selemah-lemah rumah pasti rumah laba-laba, seandainya mereka itu mengetahui. Sesungguhnya Allah mengetahui sesuatu apa pun yang mereka seru selain-Nya, dan Dia Maha Perkasa, Maha Bijaksana. Dan itulah perumpamaan-perumpamaan yang Kami kemukakan bagi manusia, dan sekali-kali tidak ada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu. (Al-Ankabut [29]:42-44).

Ada pun bukti lemahnya keadaan mereka itu adalah bahwa kekuasaan duniawi mereka, berlimpah-ruahnya harta kekayaan mereka serta jumlah mereka yang sangat banyak terbukti tidak bisa menghindarkan serta menyelamatkan mereka dari azab yang dijanjikan oleh para Rasul Allah kepada mereka, firman-Nya:

فَکُلًّا اَخَذۡنَا بِذَنۡۢبِہٖ ۚ فَمِنۡہُمۡ مَّنۡ اَرۡسَلۡنَا عَلَیۡہِ حَاصِبًا ۚ وَ مِنۡہُمۡ مَّنۡ اَخَذَتۡہُ الصَّیۡحَۃُ ۚ وَ مِنۡہُمۡ مَّنۡ خَسَفۡنَا بِہِ الۡاَرۡضَ ۚ وَ مِنۡہُمۡ مَّنۡ اَغۡرَقۡنَا ۚ وَ مَا کَانَ اللّٰہُ لِیَظۡلِمَہُمۡ وَ لٰکِنۡ کَانُوۡۤا اَنۡفُسَہُمۡ یَظۡلِمُوۡنَ ﴿۴۱

Maka setiap orang dari mereka Kami tangkap karena dosanya, di antara mereka ada yang Kami kirim kepadanya badai pasir, di antara mereka ada yang disambar oleh petir, di antara mereka ada yang Kami benamkan di bumi, di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak berbuat zalim terhadap mereka, tetapi mereka menzalimi diri mereka sendiri. (Al-Ankabuut [29]:41).

Al-Quran telah mempergunakan berbagai kata dan ungkapan untuk hukuman yang ditimpakan lawan-lawan para Rasul Allah pada zamannya masing-masing Azab yang melanda kaum ‘Aad digambarkan sebagai badai pasir (QS.41:17; QS.54:20; dan QS.69:7); yang menimpa kaum Tsamud sebagai gempa bumi (QS.7:79); ledakan (QS.11:68; QS.54:32), halilintar (QS.41:18), dan ledakan dahsyat (QS.69:6); azab yang menghancurkan umat Nabi Luth a.s. sebagai batu-batu tanah (QS.11:83; QS.15:75); badai batu (QS.54:35); dan azab yang menimpa Midian, kaum Nabi Syu’aib a.s. sebagai gempa bumi (QS.7:92; QS.29:38); ledakan (QS.11:95); dan azab pada hari siksaan yang mendatang (QS.26:190). Terakhir dari semua itu ialah azab Ilahi yang menimpa Fir’aun dan lasykarnya serta pembesar-pembesarnya yang gagah-perkasa, Haman dan Qarun (Qorah), dan membinasakan mereka sampai hancur-luluh, telah digambarkan dengan ungkapan, “Kami ........ tenggelamkan pengikut-pengikut Fir’aun” (QS.2:51; QS.7:137; dan QS.17:104), dan “Kami menyebabkan bumi menelannya” (QS.28:82).

Keadaan Kekuasaan, Kekayaan, dan Jumlah para penentang Rasul Allah

Sebagai contoh bagaimana hebatnya keadaan duniawi para penentang Rasul Allah di setiap zaman, adalah firman Allah Swt. mengenai Fir’aun pada awal Bab ini:


وَ نَادٰی فِرۡعَوۡنُ فِیۡ قَوۡمِہٖ قَالَ یٰقَوۡمِ اَلَیۡسَ لِیۡ مُلۡکُ مِصۡرَ وَ ہٰذِہِ الۡاَنۡہٰرُ تَجۡرِیۡ مِنۡ تَحۡتِیۡ ۚ اَفَلَا تُبۡصِرُوۡنَ ﴿ؕ۵۲ اَمۡ اَنَا خَیۡرٌ مِّنۡ ہٰذَا الَّذِیۡ ہُوَ مَہِیۡنٌ ۬ۙ وَّ لَا یَکَادُ یُبِیۡنُ ﴿۵۳ فَلَوۡ لَاۤ اُلۡقِیَ عَلَیۡہِ اَسۡوِرَۃٌ مِّنۡ ذَہَبٍ اَوۡ جَآءَ مَعَہُ الۡمَلٰٓئِکَۃُ مُقۡتَرِنِیۡنَ ﴿۵۴ فَاسۡتَخَفَّ قَوۡمَہٗ فَاَطَاعُوۡہُ ؕ اِنَّہُمۡ کَانُوۡا قَوۡمًا فٰسِقِیۡنَ ﴿۵۵ فَلَمَّاۤ اٰسَفُوۡنَا انۡتَقَمۡنَا مِنۡہُمۡ فَاَغۡرَقۡنٰہُمۡ اَجۡمَعِیۡنَ ﴿ۙ۵۶ فَجَعَلۡنٰہُمۡ سَلَفًا وَّ مَثَلًا لِّلۡاٰخِرِیۡنَ ﴿٪۵۷

Dan Fir’aun mengumumkan kepada kaumnya dengan berkata: "Hai kaumku, bukankah kerajaan Mesir ini kepunyaanku dan sungai-sungai ini mengalir di bawah kekuasanku? Maka apakah kamu tidak melihat? Atau tidakkah aku lebih baik daripada orang yang hina ini dan ia (Musa) tidak dapat menjelaskan? "Mengapakah tidak dianugerahkan kepadanya gelang-gelang dari emas, atau datang bersamanya malaikat-malaikat yang berkumpul di sekelilingnya?" Demikianlah ia (Fir’aun) memperbodoh kaumnya lalu mereka patuh kepadanya, sesungguhnya mereka adalah kaum durhaka. Maka ketika mereka membuat Kami murka, Kami menuntut balas dari mereka dan Kami menenggelamkan mereka semua, dan Kami menjadikan mereka kisah yang lalu dan misal bagi kaum yang akan datang. (Al-Zukhruf [43]:52-57).

Firman-Nya lagi:

وَ اَوۡحَیۡنَاۤ اِلٰی مُوۡسٰۤی اَنۡ اَسۡرِ بِعِبَادِیۡۤ اِنَّکُمۡ مُّتَّبَعُوۡنَ ﴿۵۳ فَاَرۡسَلَ فِرۡعَوۡنُ فِی الۡمَدَآئِنِ حٰشِرِیۡنَ ﴿ۚ۵۴ اِنَّ ہٰۤؤُلَآءِ لَشِرۡ ذِمَۃٌ قَلِیۡلُوۡنَ ﴿ۙ۵۵ وَ اِنَّہُمۡ لَنَا لَغَآئِظُوۡنَ ﴿ۙ۵۶ وَ اِنَّا لَجَمِیۡعٌ حٰذِرُوۡنَ ﴿ؕ۵۷ فَاَخۡرَجۡنٰہُمۡ مِّنۡ جَنّٰتٍ وَّ عُیُوۡنٍ ﴿ۙ۵۸ وَّ کُنُوۡزٍ وَّ مَقَامٍ کَرِیۡمٍ ﴿ۙ۵۹ کَذٰلِکَ ؕ وَ اَوۡرَثۡنٰہَا بَنِیۡۤ اِسۡرَآءِیۡلَ ﴿ؕ۶۰ فَاَتۡبَعُوۡہُمۡ مُّشۡرِقِیۡنَ ﴿۶۱ فَلَمَّا تَرَآءَ الۡجَمۡعٰنِ قَالَ اَصۡحٰبُ مُوۡسٰۤی اِنَّا لَمُدۡرَکُوۡنَ ﴿ۚ۶۲ قَالَ کَلَّا ۚ اِنَّ مَعِیَ رَبِّیۡ سَیَہۡدِیۡنِ ﴿۶۳ فَاَوۡحَیۡنَاۤ اِلٰی مُوۡسٰۤی اَنِ اضۡرِبۡ بِّعَصَاکَ الۡبَحۡرَ ؕ فَانۡفَلَقَ فَکَانَ کُلُّ فِرۡقٍ کَالطَّوۡدِ الۡعَظِیۡمِ ﴿ۚ۶۴ وَ اَزۡلَفۡنَا ثَمَّ الۡاٰخَرِیۡنَ ﴿ۚ۶۵ وَ اَنۡجَیۡنَا مُوۡسٰی وَ مَنۡ مَّعَہٗۤ اَجۡمَعِیۡنَ ﴿ۚ۶۶﴾ثُمَّ اَغۡرَقۡنَا الۡاٰخَرِیۡنَ ﴿ؕ۶۷ اِنَّ فِیۡ ذٰلِکَ لَاٰیَۃً ؕ وَ مَا کَانَ اَکۡثَرُہُمۡ مُّؤۡمِنِیۡنَ ﴿۶۸ وَ اِنَّ رَبَّکَ لَہُوَ الۡعَزِیۡزُ الرَّحِیۡمُ ﴿٪۶۹

Dan Kami mewahyukan kepada Musa: “Bawalah hamba-hamba-Ku pada waktu malam hari, sesungguhnya kamu akan dikejar.” Dan Fir’aun mengirimkan penyeru-penyeru ke kota-kota untuk mengumpulkan: Sesungguhnya mereka itu hanyalah segolongan kecil, tetapi sesungguhnya mereka benar-benar telah menimbulkan kemarahan pada kita, sedangkan sesungguhnya kita benar-benar golongan besar yang selalu bersiaga.” Kemudian Kami mengeluarkan mereka dari kebun-kebun dan mata air-mata air, dan dari khazanah-khazanah dan tempat tinggal yang terhormat. Demikianlah, dan Kami mewariskannya kepada Bani Israil. Maka lasykar-lasykar Fir’aun menyusul mereka pada waktu matahari terbit. Lalu tatkala kedua lasykar itu dapat melihat satu sama lain, pengikut-pengikut Musa berkata: “Sesungguhnya kita pasti akan tertangkap!” Musa berkata: “Sekali-kali tidak, sesungguhnya Tuhan-ku besertaku, segera Dia akan menunjukkan jalan keselamatan. Maka Kami mewahyukan kepada Musa: “Pukullah laut dengan tongkat engkau.” lalu setiap bagiannya nampak seperti gunung yang besar Dan Kami mendekatkan di sana golongan yang lain, dan Kami menyelamatkan Musa dan orang-orang beserta dia semuanya, lalu Kami menenggelamkan golongan yang lain. Sesungguhnya dalam hal itu ada Tanda yang besar, tetapi kebanyakan dari mereka tidak mau beriman. Dan sesungguhnya Tuhan engkau Dia-lah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana (Al-Syu’ara [26]:53-69).

Kemunculan seorang nabi Allah di tengah-tengah suatu kaum merupakan jaminan yang pasti mengenai masa depan mereka yang besar dan cemerlang, jika mereka mau menerima amanat beliau dan mengikutinya. Nabi itu memberikan kepada mereka suatu kehidupan baru, dan menciptakan di dalam diri mereka suatu harapan dan keyakinan baru, yang mengubah seluruh pandangan hidup mereka. Sesudah Nabi Musa a.s. datang, Fir’aun pasti akan merasakan adanya perubahan besar di kalangan orang-orang Bani Israil dan hal itu pasti menggelisahkannya.

Ayat 60 -- “Kemudian Kami mengeluarkan mereka dari kebun-kebun dan mata air-mata air, dan dari khazanah-khazanah dan tempat tinggal yang terhormat. Demikianlah, dan Kami mewariskannya kepada Bani Israil-- tidak berarti bahwa beberapa mata air, kebun-kebun dan khazanah-khazanah kepunyaan Fir’aun dan orang-orang Mesir telah diserahkan kepada orang-orang Bani Israil. Orang-orang Bani Israil telah meninggalkan Mesir menuju Kanaan, tanah yang dijanjikan, tempat “mengalir susu dan madu”. Di sanalah mereka akan diberi barang-barang itu. Palestina sungguh menyamai Mesir dalam berkelimpahan kebun-kebun dan banyaknya mata air.

Para sahabat Nabi Musa a.s. nampaknya mempunyai keimanan yang sangat lemah. Keadaan ini jelas juga dari QS.5:22-23; QS.7:149; QS.20:87-92. Kenyataan itulah yang tercermin dalam firman-Nya di atas:

فَلَمَّا تَرَآءَ الۡجَمۡعٰنِ قَالَ اَصۡحٰبُ مُوۡسٰۤی اِنَّا لَمُدۡرَکُوۡنَ ﴿ۚ۶۲ قَالَ کَلَّا ۚ اِنَّ مَعِیَ رَبِّیۡ سَیَہۡدِیۡنِ ﴿۶۳

"Lalu tatkala kedua lasykar itu dapat melihat satu sama lain, pengikut-pengikut Musa berkata: “Sesungguhnya kita pasti akan tertangkap!” Musa berkata: “Sekali-kali tidak, sesungguhnya Tuhan-ku besertaku, segera Dia akan menunjukkan jalan keselamatan.(Al-Syu'ara [26]: 62-63).
Firman-Nya lagi mengenai Fir’aun dan Bani Israil:

فَانۡتَقَمۡنَا مِنۡہُمۡ فَاَغۡرَقۡنٰہُمۡ فِی الۡیَمِّ بِاَنَّہُمۡ کَذَّبُوۡا بِاٰیٰتِنَا وَ کَانُوۡا عَنۡہَا غٰفِلِیۡنَ ﴿۱۳۷ وَ اَوۡرَثۡنَا الۡقَوۡمَ الَّذِیۡنَ کَانُوۡا یُسۡتَضۡعَفُوۡنَ مَشَارِقَ الۡاَرۡضِ وَ مَغَارِبَہَا الَّتِیۡ بٰرَکۡنَا فِیۡہَا ؕ وَ تَمَّتۡ کَلِمَتُ رَبِّکَ الۡحُسۡنٰی عَلٰی بَنِیۡۤ اِسۡرَآءِیۡلَ ۬ۙ بِمَا صَبَرُوۡا ؕ وَ دَمَّرۡنَا مَا کَانَ یَصۡنَعُ فِرۡعَوۡنُ وَ قَوۡمُہٗ وَ مَا کَانُوۡا یَعۡرِشُوۡنَ ﴿۱۳۸

Maka Kami menuntut balas dari mereka dan Kami menenggelamkan mereka ke dalam laut, karena sesungguhnya mereka mendustakan Tanda-tanda Kami dan mereka senantiasa lalai terhadapnya. Dan Kami menjadikan kaum yang senantiasa dipandang lemah itu (Bani Israil) pewaris bumi sebelah timur dan sebelah baratnya yang di dalamnya Kami berkati. Dan sempurnalah firman yakni janji Tuhan engkau yang baik terhadap Bani Israil karena mereka bersabar, dan Kami menghancurkan apa pun yang telah dibuat oleh Fir’aun serta kaumnya dan apa pun yang telah mereka bangun. (Al-‘Araf [7]:137-138). Lihat pula QS. 44:23-32.

Ada pun yang dimaksud dengan kalimat “Dan Kami menjadikan kaum yang senantiasa dipandang lemah itu (Bani Israil) pewaris bumi sebelah timur dan sebelah baratnya yang di dalamnya Kami berkati” maksudnya adalah negeri Kanaan yakni Tanah Suci yang telah dijanjikan kepada keturunan Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Ya’qub a.s. (QS.5:22). Negeri itu diberkati karena di tanah itulah kaum Bani Israil ditakdirkan akan berkembang dan hidup makmur serta menjadi satu bangsa yang besar.

Kesuksesan Duniawi Kaum-kaum Purbakala

Apa yang menimpa Fir’aun dan kaumnya tersebut telah terjadi pula pada kaum-kaum sebelumnya yang telah dihancurkan Allah Swt., karena mereka mendustakan dan menentang para Rasul Allah yang diutus kepada mereka, firman-Nya:

اَلَمۡ یَرَوۡا کَمۡ اَہۡلَکۡنَا مِنۡ قَبۡلِہِمۡ مِّنۡ قَرۡنٍ مَّکَّنّٰہُمۡ فِی الۡاَرۡضِ مَا لَمۡ نُمَکِّنۡ لَّکُمۡ وَ اَرۡسَلۡنَا السَّمَآءَ عَلَیۡہِمۡ مِّدۡرَارًا ۪ وَّ جَعَلۡنَا الۡاَنۡہٰرَ تَجۡرِیۡ مِنۡ تَحۡتِہِمۡ فَاَہۡلَکۡنٰہُمۡ بِذُنُوۡبِہِمۡ وَ اَنۡشَاۡنَا مِنۡۢ بَعۡدِہِمۡ قَرۡنًا اٰخَرِیۡنَ ﴿۷

Apakah mereka tidak memperhatikan betapa banyak generasi-generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka? Kami telah mapankan mereka di bumi yang kemapanan itu tidak Kami berikan kepada kamu, dan Kami mengirimkan kepada mereka awan yang mencurahkan hujan lebat, dan Kami menjadikan sungai-sungai mengalir di bawah kekuasaan mereka, lalu Kami membinasakan mereka karena dosa-dosanya dan Kami menumbuhkan yakni membangkitkan suatu generasi yang lain sesudah mereka. (Al-An’aam [6]:7).

Qarn artinya suatu generasi manusia yang meneruskan atau mendahului generasi lainnya, seolah-olah kedua-dua generasi itu berhubungan menjadi satu; bangsa yang hidup pada satu zaman (Lexicon Lane). Kalimat “Kami telah mapankan mereka di bumi yang kemapanan itu tidak Kami berikan kepada kamu, tidak berarti bahwa dunia sedang mengalami kemunduran.

Tidak syak lagi dunia seutuhnya mengalami kemajuan, tetapi beberapa bangsa terdahulu yang mencapai puncak peradaban di masa yang lampau telah demikian majunya dalam beberapa cabang seni dan ilmu pengetahuan, sehingga dalam cabang-cabang tertentu mereka tidak disamai oleh generasi-generasi belakangan. Misalnya, dalam abad modern ini sekalipun banyak keajaiban-keajaiban telah diciptakan dalam bidang ilmu pengetahuan, masih juga menatap beberapa karya kebudayaan Mesir purba dengan rasa takjub.

Kembali kepada topik masalah dalam Bab ini, bahwa keadaan para Rasul Allah dan para pengikutnya dari segi duniawi sangat lemah bagaikan lemahnya "sarang laba-laba", sebaliknya keadaan duniawi para penentang Rasul-rasul Allah justru sangat kuat, seolah-olah berada dalam "jannah" (kebun). Tetapi Sunnatullah membuktikan pada akhirnya para penentang Rasul Allah itulah yang keadaannya lemah bagaikan "sarang laba-laba", sedangkan keadaan para Rasul Allah dan para pengikutnya benar-benar bagaikan berada dalam "jannah". Bahkan Fir'aun yang mendakwakan dirinya sebagai "tuhan yang maha luhur" (QS.79:25)-- na'uudzubillaah in dzaalik -- yang telah meminta Haman untuk membuat suatu bangunan yang tinggi untuk mengintai "Tuhan Musa" di langit (QS.28:39-43), tetapi menemukan-Nya di dalam laut ketika tenggelam, firman-Nya:

وَ جٰوَزۡنَا بِبَنِیۡۤ اِسۡرَآءِیۡلَ الۡبَحۡرَ فَاَتۡبَعَہُمۡ فِرۡعَوۡنُ وَ جُنُوۡدُہٗ بَغۡیًا وَّ عَدۡوًا ؕ حَتّٰۤی اِذَاۤ اَدۡرَکَہُ الۡغَرَقُ ۙ قَالَ اٰمَنۡتُ اَنَّہٗ لَاۤ اِلٰہَ اِلَّا الَّذِیۡۤ اٰمَنَتۡ بِہٖ بَنُوۡۤا اِسۡرَآءِیۡلَ وَ اَنَا مِنَ الۡمُسۡلِمِیۡنَ ﴿۹۱ آٰلۡـٰٔنَ وَ قَدۡ عَصَیۡتَ قَبۡلُ وَ کُنۡتَ مِنَ الۡمُفۡسِدِیۡنَ ﴿۹۲ فَالۡیَوۡمَ نُنَجِّیۡکَ بِبَدَنِکَ لِتَکُوۡنَ لِمَنۡ خَلۡفَکَ اٰیَۃً ؕ وَ اِنَّ کَثِیۡرًا مِّنَ النَّاسِ عَنۡ اٰیٰتِنَا لَغٰفِلُوۡنَ ﴿٪۹۳

Dan Kami telah membuat Bani Israil menyeberangi laut, lalu Fir’aun dan lasykar-lasykarnya mengejar mereka secara durhaka dan aniaya, sehingga apabila ia menjelang tenggelam ia berkata: “Aku percaya, sesungguhnya Dia tidak ada Tuhan kecuali yang dipercayai oleh Bani Israil, dan aku termasuk orang-orang yang berserah diri kepada-Nya.” [Dia berfirman]: Apa, sekarang [baru beriman]!? Padahal sebelum ini engkau telah membangkang, dan engkau termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. Maka pada hari ini Kami akan menyelamatkan engkau hanya badan engkau, supaya engkau menjadi suatu Tanda bagi orang-orang sesudah engkau, dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia benar-benar lengah terhadap Tanda-tanda Kami.” (Yunus [10]:91-93).

Ucapan Fir’aun “Aku percaya, sesungguhnya Dia tidak ada Tuhan kecuali yang dipercayai oleh Bani Israil, dan aku termasuk orang-orang yang berserah diri kepada-Nya melukiskan kedalaman lembah kehinaan yang si congkak Fir’aun telah terjerumus ke dalamnya. Dan sangat t menarik perhatian kita, bahwa hanya Al-Quran sajalah dari semua kitab keagamaan dan buku-buku sejarah, yang menceritakan kenyataan yang disinggung oleh ayat ini. Bible tak menyebutkannya dan tidak pula kitab sejarah mana pun. Tetapi dengan cara yang alangkah ajaibnya firman Allah Swt. itu telah terbukti kebenarannya. Setelah lewat lebih dari 3000 tahun, mayat Fir’aun itu telah ditemukan orang kembali dan sekarang tersimpan dalam keadaan terpelihara di museum di Kairo.

Nampak dari mayat itu, bahwa Fir’aun itu orangnya kurus dan pendek dengan wajah yang mencerminkan kebengisan campur kebodohan. Nabi Musa a.s. dilahirkan di zaman Ramses II dan dibesarkan olehnya (Keluaran 2:2-10), tetapi pada pemerintahan putranya, ialah Merneptah (Meneptah), beliau diserahi tugas kenabian (Jewish. Encyclopaedia. jilid 9 hlm. 500 & Encyclopaedia. Biblica. pada kata “Pharaoh” & pada “Egypt”).

(Bersambung)

Rujukan:

The Holy Quran, editor Malik Ghulam Farid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar