Jumat, 21 Oktober 2011

"Janah-janah" lainnya di Dunia: Makkah (5) & Pengulangan Makar Buruk Iblis Terhadap Nabi Besar Muhammad saw.


بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ


HUBUNGAN KISAH MONUMENTAL

"ADAM, MALAIKAT, IBLIS"

DENGAN

SURAH AL-IKHLASH, AL-FALAQ, DAN AL-NAAS

Bagian XIX


Tentang

"Jannah-jannah" Lainnya di Dunia: Mekkah (5) &

Pengulangan Makar Buruk Iblis Terhadap Nabi Besar Muhammad saw.

Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma


بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ ﴿۱ لِاِیۡلٰفِ قُرَیۡشٍ ۙ﴿۲ اٖلٰفِہِمۡ رِحۡلَۃَ الشِّتَآءِ وَ الصَّیۡفِ ۚ﴿۳ فَلۡیَعۡبُدُوۡا رَبَّ ہٰذَا الۡبَیۡتِ ۙ﴿۴ الَّذِیۡۤ اَطۡعَمَہُمۡ مِّنۡ جُوۡعٍ ۬ۙ وَّ اٰمَنَہُمۡ مِّنۡ خَوۡفٍ ٪﴿۵

Aku baca dengan nama Allah, Maha Pemurah, Maha Penyayang. Tuhan engkau membinasakan para pemilik gajah untuk melekatkan hati orang-orang Quraisy. Untuk melekatkan kecintaan mereka pada perjalanan di musim dingin dan musim panas. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan [Pemilik] Rumah ini, yang telah memberi mereka makan di waktu lapar dan telah memberi mereka keamanan di waktu ketakutan. (Al-Quraisy [106]:1-5).


Dalam Bab-bab sebelumnya telah diterangkan mengenai hubungan Kisah Monumental “Adam, Malaikat, Iblis dengan Surah Al-Ikhlas, Surah Al-Falaq, dan Surah Al-Naas, yakni (1) Surah Al-Ikhlas berkaitan erat dengan penciptaan “Khalifah Allah”, yakni Adam, yang bertugas untuk memurnikan kembali Tauhid Ilahi serta menegakkannya, karena hal itu merupakan tugas utama pengutusan para Rasul Allah di setiap zaman (QS.16:37; QS.29:66; QS.30:31-33; QS.31:33; QS.40:15; QS.98:1-9). (2) Surah Al-Falaq berkaitan dengan kedengkian iblis terhadap Adam (QS.7:17-18; QS.15:40; QS.38:83), (3) Surah Al-Naas berkaitan dengan tipu-daya syaitan terhadap Adam dan istrinya (QS.2:37; QS.7:20-23; QS.20:121).

Dua macam penghadangan iblis dan syaitan yang dilakukan terhadap Adam a.s. dan istrinya atau pengikutnya tersebut terjadi juga pada diri Nabi Besar Muhammad saw. dalam kuantitas dan kualitasnya yang paling hebat. Yakni Nabi Besar Muhammad saw. dan sahabah beliau saw. bukan saja telah mengalami berbagai bentuk tindakan zalim baik berupa ucapan-ucapan yang sangat menyakitkan hati (QS.73:11) serta tindakan secara fisik yang sangat luar biasa kejinya dari para pemimpin kaum kafir Quraisy dan para pengikutnya – yang dimotori oleh Abu Jahal dan kawan-kawannya – kepada beliau saw. pun pernah ditawari untuk dijadikan raja mereka, diberikan harta kekayaan yang berlimpah-ruah, serta akan diberikan gadis-gadis Arabia yang paling cantik, asalkan saja beliau saw. bersedia menghentikan kegiatan mentablighkan Tauhid Ialhi serta mencela berhala-berhala sembahan mereka.

Pengulangan Makar Buruk Iblis terhadap Nabi Besar Muhammad saw.

Berikut firman Allah Swt. mengenai berbagai bentuk intimidasi serta penganiayaan keji yang dilakukan oleh para pemimpin kaum kafir Quraisy Mekkah pimpinan Abu Jahal terhadap Nabi Besar Muhammad saw, dan para sahabah beliau saw.:

وَ اِنۡ کَادُوۡا لَیَفۡتِنُوۡنَکَ عَنِ الَّذِیۡۤ اَوۡحَیۡنَاۤ اِلَیۡکَ لِتَفۡتَرِیَ عَلَیۡنَا غَیۡرَہٗ ٭ۖ وَ اِذًا لَّاتَّخَذُوۡکَ خَلِیۡلًا ﴿۷۴ وَ لَوۡ لَاۤ اَنۡ ثَبَّتۡنٰکَ لَقَدۡ کِدۡتَّ تَرۡکَنُ اِلَیۡہِمۡ شَیۡئًا قَلِیۡلًا ﴿٭ۙ۷۵ اِذًا لَّاَذَقۡنٰکَ ضِعۡفَ الۡحَیٰوۃِ وَ ضِعۡفَ الۡمَمَاتِ ثُمَّ لَا تَجِدُ لَکَ عَلَیۡنَا نَصِیۡرًا ﴿۷۶

Dan nyaris mereka benar-benar menimpakan penderitaan kepada engkau karena apa yang telah Kami wahyukan kepada engkau, supaya engkau mengada-adakan terhadap Kami yang bukan itu, dan jika demikian niscaya mereka akan menjadikan engkau teman yang setia. Dan seandainya Kami tidak memperteguh engkau dengan Al-Quran, sungguh engkau benar-benar akan sedikit cenderung kepada mereka. Jika demikian niscaya Kami akan membuat engkau merasai sik-saan yang berlipatganda dalam kehidupan dan siksaan yang berlipat-ganda dalam kematian, kemudian engkau tidak akan memperoleh seorang penolong terhadap azab Kami. (Bani Israil [17]:74-76).

Orang-orang kafir Quraisy Mekkah telah bertekad mendatangkan kesengsaraan besar kepada Nabi Besar Muhammad saw. disebabkan oleh ajaran yang telah diwahyukan kepada beliau saw., agar mereka dapat memaksa beliau saw. mengubahnya dan mendatangkan ajaran yang lain dari yang terkandung dalam Al-Quran (QS.10:16; QS.68:10). Makar-makar buruk orang kafir serta kegagalan mereka yang mutlak dalam melaksanakan makar-makar buruk itulah yang diisyaratkan ayat 74-75 .

Namun fitrat Nabi Besar Muhammad saw. itu begitu murni, sehingga seandainya Al-Quran tidak diturunkan kepada beliau saw., dan beliau saw. tidak mempunyai ilmu mengenai kehendak-kehendak Allah untuk beliau, niscaya beliau sukar pula untuk cenderung menjalankan perbuatan syirik.

Makar Buruk Upaya Pengusiran dari Mekkah

Selanjutnya Allah Swt. berfirman mengenai makar-buruk mereka selanjutnya setelah kedua cara – yakni melalui kekerasan dan bujukan dengan iming-iming – gagal total menghentikan da’wat ilalLaah yang dilakukan oleh Nabi Besar Muhammad saw., yakni akan melakukan pengusiran dari kota Mekkah, firman-Nya:

وَ اِنۡ کَادُوۡا لَیَسۡتَفِزُّوۡنَکَ مِنَ الۡاَرۡضِ لِیُخۡرِجُوۡکَ مِنۡہَا وَ اِذًا لَّا یَلۡبَثُوۡنَ خِلٰفَکَ اِلَّا قَلِیۡلًا ﴿۷۷ سُنَّۃَ مَنۡ قَدۡ اَرۡسَلۡنَا قَبۡلَکَ مِنۡ رُّسُلِنَا وَ لَا تَجِدُ لِسُنَّتِنَا تَحۡوِیۡلًا ﴿٪۷۸

Dan nyaris mereka benar-benar menakut-nakuti untuk mengusir engkau dari negeri ini, supaya mereka dapat mengeluarkan engkau darinya, dan jika demikian mereka niscaya tidak akan tinggal sepeninggal engkau melainkan hanya sebentar. Demikianlah cara perlakuan Kami terhadap rasul-rasul Kami yang telah Kami utus sebelum engkau, dan engkau tidak akan mendapatkan perubahan dalam cara perlakuan Kami. (Bani Israil [17]:77-78).

Musuh-musuh Nabi Besar Muhammad saw. mau mengusir dan mencap beliau secara resmi sebagai orang buangan, dengan tujuan supaya beliau saw. akan kehilangan segala kehormatan beliau saw. di mata kaum beliau, tetapi Allah Swt. sendiri memerintahkan beliau saw. meninggalkan kota Mekkah, dan dengan demikian menyelamatkan beliau saw. dari noda yang akan mengakibatkan hilangnya hak beliau sebagai warga kota itu, firman-Nya:

وَ اِذۡ یَمۡکُرُ بِکَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا لِیُثۡبِتُوۡکَ اَوۡ یَقۡتُلُوۡکَ اَوۡ یُخۡرِجُوۡکَ ؕ وَ یَمۡکُرُوۡنَ وَ یَمۡکُرُ اللّٰہُ ؕ وَ اللّٰہُ خَیۡرُ الۡمٰکِرِیۡنَ ﴿۳۰

Dan ingatlah ketika orang-orang kafir merancang makar buruk terhadap engkau, supaya mereka dapat menangkap engkau atau membunuh engkau atau mengusir engkau. Mereka merancang makar buruk, dan Allah pun merancang makar tandingan, dan Allah sebaik-baik Perancang makar. (Al-Anfaal [8]:31).

Ini mengisyaratkan kepada musyawarah rahasia yang diadakan di Darun Nadwah (Balai Permusyawaratan) di Mekkah. Ketika mereka melihat bahwa semua usaha mereka mencegah berkembangnya aliran kepercayaan (agama) baru ini gagal, dan bahwa kebanyakan orang-orang Muslim yang mampu meninggalkan Mekkah telah berhijrah ke Medinah dan mereka sudah jauh dari bahaya, maka orang-orang terkemuka warga kota berkumpul di Darun Nadwah untuk membuat rencana ke arah usaha terakhir guna menghabisi Islam.

Sesudah diadakan pertimbangan mendalam, terpikir oleh mereka satu rencana, ialah sejumlah orang-orang muda dari berbagai kabilah Quraisy harus secara serempak menyergap Nabi Besar Muhammad saw. lalu membunuh beliau. Tetapi tanpa setahu orang beliau saw. meninggalkan rumah tengah malam buta, ketika para penjaga dikuasai oleh kantuk, berlindung di Gua Tsur bersama-sama Abubakar r.a., sahabat beliau saw. yang setia (QS.9:40) dan akhirnya keduanya sampai di Medinah dengan selamat.

Ada pun yang menarik dari makar buruk yang dirancang oleh para pemimpin Quraisy Mekkah tersebut ternyata sebelumnya telah dilakukan pula oleh kaum ‘Aad terhadap Nabi Shalih a.s., firman-Nya:

قَالَ یٰقَوۡمِ لِمَ تَسۡتَعۡجِلُوۡنَ بِالسَّیِّئَۃِ قَبۡلَ الۡحَسَنَۃِ ۚ لَوۡ لَا تَسۡتَغۡفِرُوۡنَ اللّٰہَ لَعَلَّکُمۡ تُرۡحَمُوۡنَ ﴿۴۷ قَالُوا اطَّیَّرۡنَا بِکَ وَ بِمَنۡ مَّعَکَ ؕ قَالَ طٰٓئِرُکُمۡ عِنۡدَ اللّٰہِ بَلۡ اَنۡتُمۡ قَوۡمٌ تُفۡتَنُوۡنَ ﴿۴۸ وَ کَانَ فِی الۡمَدِیۡنَۃِ تِسۡعَۃُ رَہۡطٍ یُّفۡسِدُوۡنَ فِی الۡاَرۡضِ وَ لَا یُصۡلِحُوۡنَ ﴿۴۹ قَالُوۡا تَقَاسَمُوۡا بِاللّٰہِ لَنُبَیِّتَنَّہٗ وَ اَہۡلَہٗ ثُمَّ لَنَقُوۡلَنَّ لِوَلِیِّہٖ مَا شَہِدۡنَا مَہۡلِکَ اَہۡلِہٖ وَ اِنَّا لَصٰدِقُوۡنَ ﴿۵۰ وَ مَکَرُوۡا مَکۡرًا وَّ مَکَرۡنَا مَکۡرًا وَّ ہُمۡ لَا یَشۡعُرُوۡنَ ﴿۵۱ فَانۡظُرۡ کَیۡفَ کَانَ عَاقِبَۃُ مَکۡرِہِمۡ ۙ اَنَّا دَمَّرۡنٰہُمۡ وَ قَوۡمَہُمۡ اَجۡمَعِیۡنَ ﴿۵۲ فَتِلۡکَ بُیُوۡتُہُمۡ خَاوِیَۃًۢ بِمَا ظَلَمُوۡا ؕ اِنَّ فِیۡ ذٰلِکَ لَاٰیَۃً لِّقَوۡمٍ یَّعۡلَمُوۡنَ ﴿۵۳ وَ اَنۡجَیۡنَا الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا وَ کَانُوۡا یَتَّقُوۡنَ ﴿۵۴

Mereka berkata: “Hai Shalih, kami telah mendapatkan nasib malang disebabkan engkau dan orang yang beserta engkau.” Ia, Shalih, berkata: “Nasib buruk kamu ada di sisi Allah, bahkan kamu kaum yang diuji.” Dan dalam kota itu ada sembilan orang yang berbuat kerusakan di bumi dan tidak mau mengadakan perbaikan. Mereka berkata: “Hendaklah kamu sekalian bersumpah dengan nama Allāh bahwa niscaya kami akan menyerbu pada malam hari kepada dia dan keluarganya, kemudian kami niscaya akan berkata kepada walinya (pelindungnya): “Kami sekali-kali tidak menyaksikan keluarganya menjadi binasa dan sesungguhnya kami adalah orang-orang yang benar.” Dan mereka membuat makar buruk dan Kami pun membuat makar tandingan, tetapi mereka tidak menyadari. Maka perhatikanlah bagaimana buruknya akibat makar buruk mereka, sesungguhnya Kami memus-nahkan mereka dan kaumnya semua. Maka itulah rumah-rumah mereka yang telah runtuh karena mereka berbuat zalim. Sesungguhnya dalam yang demikian itu benar-benar ada Tanda untuk kaum yang mengetahui. Dan Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman dan bertakwa. (Al-Naml [27] 48-54).

Dengan sendirinya yang diisyaratkan dalam ayat 49 adalah 9 musuh Nabi Besar Muhammad saw. terkemuka. Delapan di antaranya terbunuh dalam pertempuran Badar dan yang kesembilan, Abu Lahab, yang terkenal keburukannya itu, mati di Mekkah ketika sampai ke telinganya khabar tentang kekalahan di Perang Badar. Kedelapan orang itu adalah Abu Jahal, Muthim bin Adiy, Syaibah bin Rabiah, Utbah bin Rabiah, Walid bin Utbah, Umayah bin Khalf, Nadhr bin Harts, dan Aqbah bin Abi Mu’aith. Mereka bersekongkol untuk membunuh Nabi Besar Muhammad saw.. Rencana sebenarnya ialah memilih seorang dari tiap-tiap kabilah kaum Quraisy, dan kemudian mengadakan serangan pembunuhan yang berencana atas beliau, sehingga tidak ada kabilah tertentu dapat dianggap bertanggung-jawab atas pembunuhan terhadap beliau itu. Rencana itu datang dari Abu Jahal, pemimpin kelompok jahat itu.

Ayat 50 dan 51 mengenai kata waliy berarti: ahli waris; seseorang yang menuntut balas atas pembunuhan; seorang pembalas dendam atas pembunuhan (Lexicon Lane). Nabi Besar Muhammad saw. terpaksa hijrah dari Mekkah, tetapi hijrahnya itu akhirnya mengakibatkan kehancuran kekuatan kaum Quraisy yang tidak menyadari, bahwa dengan memaksa beliau saw. hijrah dari Mekkah, mereka meletakkan dasar kehancuran bagi mereka sendiri.

Dengan demikian jelaslah bahwa Allah Swt. mengemukakan kisah-kisah kaum-kaum purbakala yang mendustakan serta menentang para Rasul Allah yang dibangkitkan di kalangan mereka sendiri, semua itu bukan berupa dongeng-dongeng purbakala -- sebagaimana tuduhan orang-orang yang tidak mengerti Al-Quran (QS. 6:26; QS.8:32; QS.16:25; QS.68:15; QS.83:14) – melainkan benar-benar merupakan kisah-kisah yang akan kembali terulang, terutama di masa Nabi Besar Muhammad saw..


(Bersambung)

Rujukan:

The Holy Quran, editor Malik Ghulam Farid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar