Senin, 12 Desember 2011

"Jannah-jannah" lainnya di Dunia: Rasul Akhir Zaman & Qadian Daarul Aman "Jannah" Akhir Zaman


بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ


HUBUNGAN KISAH MONUMENTAL

"ADAM, MALAIKAT, IBLIS"

DENGAN

SURAH AL-IKHLASH, AL-FALAQ, DAN AL-NAAS

Bagian LVIII


Tentang

Rasul Akhir Zaman & Qadian Daarul Aman - "Jannah" Akhir Zaman (5)

Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma


یٰۤاَیُّہَا الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا کُوۡنُوۡۤا اَنۡصَارَ اللّٰہِ کَمَا قَالَ عِیۡسَی ابۡنُ مَرۡیَمَ لِلۡحَوَارِیّٖنَ مَنۡ اَنۡصَارِیۡۤ اِلَی اللّٰہِ ؕ قَالَ الۡحَوَارِیُّوۡنَ نَحۡنُ اَنۡصَارُ اللّٰہِ فَاٰمَنَتۡ طَّآئِفَۃٌ مِّنۡۢ بَنِیۡۤ اِسۡرَآءِیۡلَ وَ کَفَرَتۡ طَّآئِفَۃٌ ۚ فَاَیَّدۡنَا الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا عَلٰی عَدُوِّہِمۡ فَاَصۡبَحُوۡا ظٰہِرِیۡنَ ﴿٪۱۵

Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong-penolong Allah sebagaimana Isa ibnu Maryam berkata kepada pengikut-pengikutnya: “Siapakah penolong-penolongku di jalan Allah?” Pengikut-pengikut yang setia itu berkata: “Kamilah penolong-penolong Allah.” Maka segolongan dari Bani Israil beriman sedangkan segolongan lagi kafir, kemudian Kami membantu orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka lalu mereka menjadi orang-orang yang menang. (Al-Shaff [61]:15).

Dalam Bab akhir Bab sebelumnya telah dikemukakan firman Allah Swt. mengenai penyelamatan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. dari kematian terkutuk di tiang salib – walau pun benar beliau sempat selama 3 jam dipakukan di tiang salib – dan mengenai kewafatan beliau secara wajar di wilayah Kasymir – Hindustan, serta janji Allah bahwa para pengikut beliau akan unggul selama-lamanya atas para penentang beliau yakni kaum Yahudi, firman-Nya:

اِذۡ قَالَ اللّٰہُ یٰعِیۡسٰۤی اِنِّیۡ مُتَوَفِّیۡکَ وَ رَافِعُکَ اِلَیَّ وَ مُطَہِّرُکَ مِنَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا وَ جَاعِلُ الَّذِیۡنَ اتَّبَعُوۡکَ فَوۡقَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡۤا اِلٰی یَوۡمِ الۡقِیٰمَۃِ ۚ ثُمَّ اِلَیَّ مَرۡجِعُکُمۡ فَاَحۡکُمُ بَیۡنَکُمۡ فِیۡمَا کُنۡتُمۡ فِیۡہِ تَخۡتَلِفُوۡنَ ﴿۵۶

Ingatlah ketika Allah berfirman: “Hai Isa, sesungguhnya Aku akan mewafatkan engkau secara wajar dan akan meninggikan derajat kemuliaan engkau di sisi-Ku,serta akan membersihkan engkau dari tuduhan orang-orang yang kafir kepada engkau, dan akan menjadikan orang-orang yang mengikuti engkau di atas orang-orang yang kafir hingga Hari Kiamat, kemudian kepada-Ku kamu akan dikembalikan, lalu Aku akan menghakimi di antaramu dalam apa yang kamu senantiasa berselisih mengenainya.” (Aali ‘Imran [3]:56).

Uniknya, Mirza Ghulam Ahmad a.s. pun meneriwa wahyu Ilahi berupa pengulangan ayat Al-Quran tersebut, yakni: “Hai Isa, sesungguhnya Aku akan mewafatkan engkau secara wajar dan akan meninggikan derajat kemuliaan engkau di sisi-Ku, serta akan membersihkan engkau dari tuduhan orang-orang yang kafir kepada engkau, dan akan menjadikan orang-orang yang mengikuti engkau di atas orang-orang yang kafir hingga Hari Kiamat.

Wahyu-wahyu Ilahi berupa pengulangan ayat-ayat Al-Quran yang diterima oleh Mirza Ghulam Ahmad a.s. inilah yang kemudian dijadikan bahan fitnah oleh para penentangnya bahwa Rasul Akhir Zaman itu telah mengacak-acak ayat-ayat Al-Quran, padahal pengulangan pewahyuan ayat-ayat Al-Quran seperti itu bukan hanya telah terjadi kepada Mirza Ghulam Ahmad a.s. saja tetapi juga kepada para wali Allah yang telah datang sebelum beliau.

Perintah Allah Swt. kepada Umat Islam

Sesuai dengan firman Allah Swt. tersebut, dalam surah Al-Quran lainnya Allah Swt. telah memerintahkan umat Islam untuk menjadi penolong-penolong perjuangan Nabi Isa Akhir Zaman atau misal Isa Ibnu Maryam a.s. (QS.43:58) sebagaimana yang telah dilakukan oleh para pengikut Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. Israili sebelumnya:

یٰۤاَیُّہَا الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا کُوۡنُوۡۤا اَنۡصَارَ اللّٰہِ کَمَا قَالَ عِیۡسَی ابۡنُ مَرۡیَمَ لِلۡحَوَارِیّٖنَ مَنۡ اَنۡصَارِیۡۤ اِلَی اللّٰہِ ؕ قَالَ الۡحَوَارِیُّوۡنَ نَحۡنُ اَنۡصَارُ اللّٰہِ فَاٰمَنَتۡ طَّآئِفَۃٌ مِّنۡۢ بَنِیۡۤ اِسۡرَآءِیۡلَ وَ کَفَرَتۡ طَّآئِفَۃٌ ۚ فَاَیَّدۡنَا الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا عَلٰی عَدُوِّہِمۡ فَاَصۡبَحُوۡا ظٰہِرِیۡنَ ﴿٪۱۵

Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong-penolong Allah sebagaimana Isa ibnu Maryam berkata kepada pengikut-pe-ngikutnya: “Siapakah penolong-penolongku di jalan Allah?” Pengikut-pengikut yang setia itu berkata: “Kamilah penolong-penolong Allah.” Maka segolongan dari Bani Israil beriman sedangkan segolongan lagi kafir, kemudian Kami membantu orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka lalu mereka menjadi orang-orang yang menang. (Al-Shaff [61]:15).

Dari ketiga golongan agama di antara kaum Yahudi, yang terhadap mereka Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. menyampaikan tablighnya – kaum Parisi, kaum Saduki, dan kaum Essenes – Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. termasuk golongan terakhir (kaum Essenes) sebelum beliau diutus sebagai rasul Allah. Kaum Essenes adalah kaum yang sangat bertakwa, hidup jauh dari kesibukan dan keramaian dunia, dan melewatkan waktu mereka dalam berzikir dan berdoa, dan berbakti kepada sesama manusia. Dari kaum inilah berasal bagian besar dari para pengikut beliau di masa permulaan (“The Dead Sea Community,” oleh Kurt Schubert, dan “The Crucifixion by an Eye-Witness”). Mereka disebut Para Penolong” oleh Eusephus.

Kata-kata penutup Surah ini sungguh sarat dengan nubuatan. Sepanjang zaman para pengikut Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. telah menikmati kekuatan dan kekuasaan atas musuh abadi mereka – kaum Yahudi. Mereka telah menegakkan dan memerintah kerajaan-kerajaan luas dan perkasa, sedang kaum Yahudi tetap merupakan kaum yang cerai-berai sehingga mendapat julukan “the Wandering Jew” (“Yahudi Pengembara”).

Para pemuka kaum Yahudi berusaha membuktikan melalui penyaliban bahwa Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. bukan Al-Masih (Mesiah) yang mereka tunggu-tunggu kedatangannya melainkan seorang nabi palsu karena beliau dilahirkan tanpa ayah atau orang yang terkutuk, namun kenyataan kemudian membuktikan beliau telah “dipertuhankan oleh para pengikut ajaran Paulus, yang menurut pengakuannya ia adalah salah seorang ulama Yahudi yang sangat membenci dan berlaku zalim terhadap murid-murid Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. (Galatia 1:11-24).

Nubuatan Dalam Surah Al-Fatihah

Allah Swt. dalam Al-Quran – yakni Surah Al-Fatihah – telah menyatakan bahwa orang-orang yang mendustakan dan menentang para Rasul Allah dikatakan maghdhuubi ‘alayhim (orang-orang yang dimurkai), sedangkan orang-orang yang melampuai batas dalam memuliakan para rasul Allah hingga mempertuhankannya disebut dhaalliin (orang-orang yang sesat), firman-Nya:

بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ ﴿۱ اَلۡحَمۡدُ لِلّٰہِ رَبِّ الۡعٰلَمِیۡنَ ۙ ۙ﴿۲ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ ﴿۳ مٰلِکِ یَوۡمِ الدِّیۡنِ ؕؕ﴿۴ اِیَّاکَ نَعۡبُدُ وَ اِیَّاکَ نَسۡتَعِیۡنُ ﴿۵ اِہۡدِ نَا الصِّرَاطَ الۡمُسۡتَقِیۡمَ ۙ ﴿۶ صِرَاطَ الَّذِیۡنَ اَنۡعَمۡتَ عَلَیۡہِمۡ ۙ﴿۶ غَیۡرِ الۡمَغۡضُوۡبِ عَلَیۡہِمۡ وَ لَا الضَّآلِّیۡنَ ٪﴿۷

Aku baca dengan nama Allah, Maha Pemurah, Maha Penyayang Segala puji hanya bagi Allah, Tuhan seluruh alam, Maha Pemurah, Maha Penyayang. Pemilik Hari Pembalasan. Hanya Engkau-lah Yang kami sembah dan hanya kepada Engkau-lah kami mohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat atas mereka, bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat (Al-Fatihah [1]:1-7).

Surah Al-Fatihah wajib dibaca dalam setiap shalat karena tanpa membaca Surah Al-Fatihah maka shalat yang dikerjakan tidak sah. Umat Islam yang mengerti arti dan makna ayat-ayat Surah Al-Fatihah pasti mendambakan menjadi salah golongan yang pertama dari 3 golongan yang disebutkan di dalam Surah Al-Fatihah yakni : Tunjukilah kami jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat atas mereka”, dan tidak menginginkan termasuk ke dalam dua golongan berikutnya, yakni: “bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat.

Namun walau pun demikian, karena Nabi Besar Muhammad saw. telah bersabda bahwa keadaan umat beliau (umat Islam) dengan umat-umat sebelumnya akan memiliki persamaan seperti persamaaan sepasang sepatu – dalam kebaikannya mau pun dalam keburukannya -- yakni kaum Yahudi dan Nashrani (Kristen), oleh karena itu di kalangan umat Islam walau pun hafal Surah Al-Fatihah dan juga membaca Surah Al-Fatihah ketika melaksanakan shalat, tetapi karena ketidak mengertian mereka tentang arti dan maknanya yang benar maka sabda Nabi Besar Muhammad saw. tersebut benar-benar menjadi kenyataan, yakni ketika Allah Swt. memerintahkan mereka untuk menjadi para penolong Allah sebagaimana yang dilakukan oleh para pengikut setia Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. Israili (QS.61:15), tetapi di Akhir Zaman ini ketika Mirza Ghulam Ahmad a.s. atas perintah Allah Swt. mendakwakan diri sebagai misal Isa Ibnu Maryam a.s. (QS.43:58) maka umumnya umat Islam telah berperilaku seperti kaum Yahudi terhadap Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. Israili, firman-Nya kepada Nabi Besar Muhammad saw. :

وَ لَمَّا ضُرِبَ ابۡنُ مَرۡیَمَ مَثَلًا اِذَا قَوۡمُکَ مِنۡہُ یَصِدُّوۡنَ ﴿۵۸ وَ قَالُوۡۤاءَ اٰلِہَتُنَا خَیۡرٌ اَمۡ ہُوَ ؕ مَا ضَرَبُوۡہُ لَکَ اِلَّا جَدَلًا ؕ بَلۡ ہُمۡ قَوۡمٌ خَصِمُوۡنَ ﴿۵۹ اِنۡ ہُوَ اِلَّا عَبۡدٌ اَنۡعَمۡنَا عَلَیۡہِ وَ جَعَلۡنٰہُ مَثَلًا لِّبَنِیۡۤ اِسۡرَآءِیۡلَ ﴿ؕ۶۰

Dan apabila Ibnu Maryam dikemukakan sebagai misal tiba-tiba kaum engkau meneriakkan penentangan terhadapnya. Dan mereka berkata: "Apakah tuhan-tuhan kami lebih baik ataukah dia?" Mereka tidak menyebutkan hal itu kepada engkau melainkan perbantahan semata. Bahkan mereka adalah kaum yang biasa berbantah. Ia tidak lain melainkan seorang hamba yang telah Kami anugerahi nikmat kepadanya, dan Kami menjadikan dia suatu perumpamaan bagi Bani Israil. (Al-Zukhruf [43]:58-60).

Umumnya umat Islam tidak melaksanakan perintah Allah Swt. sebagaimana yang dikemukakan di awal Bab ini, firman-Nya:

یٰۤاَیُّہَا الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا کُوۡنُوۡۤا اَنۡصَارَ اللّٰہِ کَمَا قَالَ عِیۡسَی ابۡنُ مَرۡیَمَ لِلۡحَوَارِیّٖنَ مَنۡ اَنۡصَارِیۡۤ اِلَی اللّٰہِ ؕ قَالَ الۡحَوَارِیُّوۡنَ نَحۡنُ اَنۡصَارُ اللّٰہِ فَاٰمَنَتۡ طَّآئِفَۃٌ مِّنۡۢ بَنِیۡۤ اِسۡرَآءِیۡلَ وَ کَفَرَتۡ طَّآئِفَۃٌ ۚ فَاَیَّدۡنَا الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا عَلٰی عَدُوِّہِمۡ فَاَصۡبَحُوۡا ظٰہِرِیۡنَ ﴿٪۱۵

Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong-penolong Allah sebagaimana Isa ibnu Maryam berkata kepada pengikut-pengikutnya: “Siapakah penolong-penolongku di jalan Allah?” Pengikut-pengikut yang setia itu berkata: “Kamilah penolong-penolong Allah.” Maka segolongan dari Bani Israil beriman sedangkan segolongan lagi kafir, kemudian Kami membantu orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka lalu mereka menjadi orang-orang yang menang. (Al-Shaff [61]:15).

Oleh karena itu sesuai dengan pernyataan Allah Swt. dalam QS.3:51 dan QS.61:15 tidak mengherankan apabila di Akhir Zaman ini bangsa-bangsa Kristen bukan saja unggul dari kaum Yahudi tetapi juga lebih unggul dari umumnya umat Islam, sehingga menghadapi “negara Israel” yang kecil pun negara-negara Islam di Timur Tengah tidak berdaya, karena mereka disibukkan dengan perpecahan dan pertentangan kepentingan di antara mereka sendiri, firman-Nya:

اِذۡ قَالَ اللّٰہُ یٰعِیۡسٰۤی اِنِّیۡ مُتَوَفِّیۡکَ وَ رَافِعُکَ اِلَیَّ وَ مُطَہِّرُکَ مِنَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا وَ جَاعِلُ الَّذِیۡنَ اتَّبَعُوۡکَ فَوۡقَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡۤا اِلٰی یَوۡمِ الۡقِیٰمَۃِ ۚ ثُمَّ اِلَیَّ مَرۡجِعُکُمۡ فَاَحۡکُمُ بَیۡنَکُمۡ فِیۡمَا کُنۡتُمۡ فِیۡہِ تَخۡتَلِفُوۡنَ ﴿۵۶

Ingatlah ketika Allah berfirman: “Hai Isa, sesungguhnya Aku akan mewafatkan engkau secara wajar dan akan meninggikan derajat kemuliaan engkau di sisi-Ku, serta akan membersihkan engkau dari tuduhan orang-orang yang kafir kepada engkau, dan akan menjadikan orang-orang yang mengikuti engkau di atas orang-orang yang kafir hingga Hari Kiamat, kemudian kepada-Ku kamu akan dikembalikan, lalu Aku akan menghakimi di antaramu dalam apa yang kamu senantiasa berselisih mengenainya.” (Aali ‘Imran [3]:56).

Firman-Nya lagi kepada umat Islam:

یٰۤاَیُّہَا الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا کُوۡنُوۡۤا اَنۡصَارَ اللّٰہِ کَمَا قَالَ عِیۡسَی ابۡنُ مَرۡیَمَ لِلۡحَوَارِیّٖنَ مَنۡ اَنۡصَارِیۡۤ اِلَی اللّٰہِ ؕ قَالَ الۡحَوَارِیُّوۡنَ نَحۡنُ اَنۡصَارُ اللّٰہِ فَاٰمَنَتۡ طَّآئِفَۃٌ مِّنۡۢ بَنِیۡۤ اِسۡرَآءِیۡلَ وَ کَفَرَتۡ طَّآئِفَۃٌ ۚ فَاَیَّدۡنَا الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا عَلٰی عَدُوِّہِمۡ فَاَصۡبَحُوۡا ظٰہِرِیۡنَ ﴿٪۱۵

Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong-penolong Allah sebagaimana Isa ibnu Maryam berkata kepada pengikut-pe-ngikutnya: “Siapakah penolong-pe-nolongku di jalan Allah?” Pengikut-pengikut yang setia itu berkata: “Kamilah penolong-penolong Allah.” Maka segolongan dari Bani Israil beriman sedangkan segolongan lagi kafir, kemudian Kami membantu orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka lalu mereka menjadi orang-orang yang menang. (Al-Shaff [61]:15).

Rasul Akhir Zaman dan Qadian “Daarul Aman”

Karena dalam kenyataannya di Akhir Zaman ini di kalangan umat Islam yang melaksanakan perintah Allah Swt. dalam firman-Nya tersebut adalah umat Islam dari kalangan JEMAAT AHMADIYAH, karena itu wahyu Al-Quran yang diwahyukan ulang oleh Allah Swt. kepada Mirza Ghulam Ahmad a.s. pun pasti akan sempurna sepenuhnya, sebagaimana yang terjadi dengan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. Israili (QS.3:61):

“Hai Isa, sesungguhnya Aku akan mewafatkan engkau secara wajar dan akan meninggikan derajat kemuliaan engkau di sisi-Ku, serta akan membersihkan engkau dari tuduhan orang-orang yang kafir kepada engkau, dan akan menjadikan orang-orang yang mengikuti engkau di atas orang-orang yang kafir hingga Hari Kiamat.”

Hal tersebut sesuai dengan firman-Nya berikut ini mengenai tugas Rasul Akhir Zaman yang bertugas mengunggulkan agama Islam atas semua agama lainnya:

وَ مَنۡ اَظۡلَمُ مِمَّنِ افۡتَرٰی عَلَی اللّٰہِ الۡکَذِبَ وَ ہُوَ یُدۡعٰۤی اِلَی الۡاِسۡلَامِ ؕ وَ اللّٰہُ لَا یَہۡدِی الۡقَوۡمَ الظّٰلِمِیۡنَ ﴿۸ یُرِیۡدُوۡنَ لِیُطۡفِـُٔوۡا نُوۡرَ اللّٰہِ بِاَفۡوَاہِہِمۡ وَ اللّٰہُ مُتِمُّ نُوۡرِہٖ وَ لَوۡ کَرِہَ الۡکٰفِرُوۡنَ ﴿۹ ہُوَ الَّذِیۡۤ اَرۡسَلَ رَسُوۡلَہٗ بِالۡہُدٰی وَ دِیۡنِ الۡحَقِّ لِیُظۡہِرَہٗ عَلَی الدِّیۡنِ کُلِّہٖ وَ لَوۡ کَرِہَ الۡمُشۡرِکُوۡنَ ٪﴿۱۰

Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan dusta terhadap Allah, padahal ia dipanggil kepada Islam? Dan Allah tidak akan memberi petunjuk kepada kaum yang zalim. Mereka berkehendak memadamkan Cahaya Allah dengan mulut mereka tetapi Allah akan menyempurnakan Cahaya-Nya, walau pun orang-orang kafir tidak menyukai. Dia-lah Yang mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk dan dengan agama yang benar supaya Dia memenangkannya atas semua agama, walaupun orang musyrik tidak menyukai. (Al-Shaff [61]:8-10).

Apabila kejayaan Islam kedua kali di Akhir Zaman ini melalui perjuangan Rasul Akhir Zaman menjadi kenyataan maka dusun Qadian pun yang sebelumnya merupakan sebuah kampung kecil yang tidak diketahui siapa pun -- kecuali penduduk di Provinsi Punjab, di Hindustan – maka kampung kecil tempat lahirnya Al-Masih Akhir Zaman tersebut akan menjadi sebuah kota Metropolitan, yang bukan saja menjadi tempat sumber khazanah ilmu-ilmu ruhani Al-Quran tetapi juga akan menjadi kota yang penuh dengan gedung-gedung pencakar langit, sebagaimana yang secara kasyaf telah dilihat oleh Pendiri Jemaat Ahmadiyah, Mirza Ghulam Ahmad a.s., dimana beliau melihat di Qadian banyak sekali toko-toko berbagai perhiasan, sehingga dengan demikian akan sempurnalah QadianDaarul aman” sebagai “Jannah” di Akhir Zaman ini. Wallaahu ‘alam.

(Bersambung)

Rujukan:

The Holy Quran, editor Malik Ghulam Farid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar