Minggu, 04 Desember 2011

"Jannah-jannah" lainnya di Dunia: Penghuni Al-'Araaf & Para penentang Rasul Allah


بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ


HUBUNGAN KISAH MONUMENTAL

"ADAM, MALAIKAT, IBLIS"

DENGAN

SURAH AL-IKHLASH, AL-FALAQ, DAN AL-NAAS

Bagian LIII


Tentang

Penghuni 'Araaf & Para Penentang Rasul Allah

Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma

وَ بَیۡنَہُمَا حِجَابٌ ۚ وَ عَلَی الۡاَعۡرَافِ رِجَالٌ یَّعۡرِفُوۡنَ کُلًّۢا بِسِیۡمٰہُمۡ ۚ وَ نَادَوۡا اَصۡحٰبَ الۡجَنَّۃِ اَنۡ سَلٰمٌ عَلَیۡکُمۡ ۟ لَمۡ یَدۡخُلُوۡہَا وَ ہُمۡ یَطۡمَعُوۡنَ ﴿۴۶

Dan di antara keduanya ada tabir, sedangkan di atas tempat-tempat Tinggi di surga ada orang-orang laki-laki yang mengenali masing-masing mereka dengan tanda-tandanya, dan mereka akan berseru kepada penghuni surga: “Selamat sejahtera bagimu.” Mereka itu belum memasukinya dan mereka sangat berhasrat memasukinya. (Al-‘Araaf [7]:47).

Dalam Bab sebelumnya telah dikemukakan, bahwa berbeda dengan balasan bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh – yang ganjarannya adalah “kebun-kebun yang di bawahnya mengalir sungai-sungai” (QS.2:26) – sedangkan balasan bagi orang-orang musyrik, yakni mereka yang mendustakan dan menentang para Rasul Allah, ganjarannya adalah di atas mereka adalah “selimut dari api jahannam" dan di bawah mereka "tikar dari api jahannam”, firman-Nya:

اِنَّ الَّذِیۡنَ کَذَّبُوۡا بِاٰیٰتِنَا وَ اسۡتَکۡبَرُوۡا عَنۡہَا لَا تُفَتَّحُ لَہُمۡ اَبۡوَابُ السَّمَآءِ وَ لَا یَدۡخُلُوۡنَ الۡجَنَّۃَ حَتّٰی یَلِجَ الۡجَمَلُ فِیۡ سَمِّ الۡخِیَاطِ ؕ وَ کَذٰلِکَ نَجۡزِی الۡمُجۡرِمِیۡنَ ﴿۴۱ لَہُمۡ مِّنۡ جَہَنَّمَ مِہَادٌ وَّ مِنۡ فَوۡقِہِمۡ غَوَاشٍ ؕ وَ کَذٰلِکَ نَجۡزِی الظّٰلِمِیۡنَ ﴿۴۲

Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan Ayat-ayat Kami dan dengan takabur berpaling darinya, tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit ruhani dan tidak pula mereka akan masuk surga hingga unta masuk ke lubang jarum, dan demikianlah Kami membalas orang-orang yang berdosa. Bagi mereka ada hamparan Jahannam sedangkan di atas mereka ada selimut Jahannam, dan demikianlah Kami membalas orang-orang yang zalim. (Al-‘Araaf [7]:41-42).

Ada pun yang dimaksud dengan Ayat-ayat (Tanda-tanda) Kami dalam firman Allah Swt. tersebut adalah Rasul-rasul Allah yang dibangkitkan di kalangan kaum-kaum mereka (QS.7:35-37). Selanjutnya Allah Swt. berfirman:

وَ الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَا نُکَلِّفُ نَفۡسًا اِلَّا وُسۡعَہَاۤ ۫ اُولٰٓئِکَ اَصۡحٰبُ الۡجَنَّۃِ ۚ ہُمۡ فِیۡہَا خٰلِدُوۡنَ ﴿۴۳ وَ نَزَعۡنَا مَا فِیۡ صُدُوۡرِہِمۡ مِّنۡ غِلٍّ تَجۡرِیۡ مِنۡ تَحۡتِہِمُ الۡاَنۡہٰرُ ۚ وَ قَالُوا الۡحَمۡدُ لِلّٰہِ الَّذِیۡ ہَدٰىنَا لِہٰذَا ۟ وَ مَا کُنَّا لِنَہۡتَدِیَ لَوۡ لَاۤ اَنۡ ہَدٰىنَا اللّٰہُ ۚ لَقَدۡ جَآءَتۡ رُسُلُ رَبِّنَا بِالۡحَقِّ ؕ وَ نُوۡدُوۡۤا اَنۡ تِلۡکُمُ الۡجَنَّۃُ اُوۡرِثۡتُمُوۡہَا بِمَا کُنۡتُمۡ تَعۡمَلُوۡنَ ﴿۴۴

Dan orang-orang yang beriman dan beramal saleh Kami tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya, mereka inilah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya. Dan Kami mencabut segala dendam yang ada di dalam dada mereka. Di bawah mereka mengalir sungai-sungai dan mereka berkata: Segala puji bagi Allah Yang telah menunjuki kami kepada surga ini, dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk seandainya Allah tidak memberi kami petunjuk. Sungguh benar-benar telah datang rasul-rasul Tuhan kami dengan haq.” Dan akan diserukan kepada mereka: “Inilah surga yang diwariskan kepadamu sebagai ganjaran atas apa yang senantiasa kamu kerjakan.” (Al-‘Araaf [7]:43-44).

Anak kalimat sisipan Kami tidak membebani sesuatu jiwa di luar kemampuannya, bertolak belakang dengan paham agama Kristen yang menyatakan bahwa dosa itu terpendam dalam fitrat manusia, maka upaya menghilangkan dosa itu berada di luar jangkauan kekuasaan manusia, untuk menebus "dosa warisan" dari Adam dan Hawa itulah maka menurut Paulus Yesus Kristus telah mengalami "kematian terkutuk" di tiang salib (Roma 3:9-26).

Pada hakikatnya, kehidupan surgawi dimulai sejak dari dunia ini juga (QS.55:47) dan seseorang dikatakan sedang menikmati kehidupan surgawi apabila hatinya bebas dari rasa permusuhan, irihati, dendam-kesumat, dan kegelisahan mental. Selanjutnya Dia berfirman lagi:

وَ نَادٰۤی اَصۡحٰبُ الۡجَنَّۃِ اَصۡحٰبَ النَّارِ اَنۡ قَدۡ وَجَدۡنَا مَا وَعَدَنَا رَبُّنَا حَقًّا فَہَلۡ وَجَدۡتُّمۡ مَّا وَعَدَ رَبُّکُمۡ حَقًّا ؕ قَالُوۡا نَعَمۡ ۚ فَاَذَّنَ مُؤَذِّنٌۢ بَیۡنَہُمۡ اَنۡ لَّعۡنَۃُ اللّٰہِ عَلَی الظّٰلِمِیۡنَ ﴿ۙ۴۵ الَّذِیۡنَ یَصُدُّوۡنَ عَنۡ سَبِیۡلِ اللّٰہِ وَ یَبۡغُوۡنَہَا عِوَجًا ۚ وَ ہُمۡ بِالۡاٰخِرَۃِ کٰفِرُوۡنَ ﴿ۘ۴۶

Dan penghuni surga berseru kepada penghuni neraka bahwa: “Sungguh kami telah mendapati apa yang Tuhan kami janjikan kepada kami itu benar, maka apakah kamu pun mendapati apa yang dijanjikan Tuhan-mu itu benar?” Mereka berkata: “Ya benar” Lalu seorang penyeru di antara mereka berseru: Laknat Allah atas orang-orang zalim." Yaitu orang-orang yang menghalang-halangi manusia dari jalan Allah dan mereka menghendaki jalan itu bengkok, dan mereka itu tidak percaya kepada akhirat.” (Al-‘Araaf [7]:45-46).

Ungkapan “mereka menghendaki jalan itu bengkok berarti bahwa orang-orang durhaka berkeinginan merusak agama yang sejati. Mereka tidak hanya jahat terhadap diri mereka sendiri, melainkan juga berusaha membuat orang lain seperti mereka sendiri dan bahkan berusaha mengubah bentuk dan memalsukan ajaran agama.


Penghuni Al-‘Araaf adalah Para Rasul Allah


Banyak orang yang salah mengartikan penghuni Al-'Araaf (tempat-tempat tinggi) sebagai orang-orang yang perkaranya belum mendapat keputusan Allah Swt., apakah akan masuk surga ataukah akan menjadi penghuni neraka. Pendapat keliru tersebut benar-benar keliru karena tidak sesuai dengan kenyataan mengenai bahwa betapa penghuni Al-'Araaf tersebut ketakaburan para penentang Rasul Allah yang bangga akan kekuasaan duniawi mereka serta jumlah mereka yang besar sehingga mereka memperolok-oleh para rasul Allah dan para pengikutnya yang secara duniawi lemah keadaannya dan miskin, misalnya para pemuka kaum Nabi Nuh a.s (QS.11:27-36; QS.26:106-123).

وَ بَیۡنَہُمَا حِجَابٌ ۚ وَ عَلَی الۡاَعۡرَافِ رِجَالٌ یَّعۡرِفُوۡنَ کُلًّۢا بِسِیۡمٰہُمۡ ۚ وَ نَادَوۡا اَصۡحٰبَ الۡجَنَّۃِ اَنۡ سَلٰمٌ عَلَیۡکُمۡ ۟ لَمۡ یَدۡخُلُوۡہَا وَ ہُمۡ یَطۡمَعُوۡنَ ﴿۴۶

Dan di antara keduanya ada tabir, sedangkan di atas tempat-tempat tinggi di surga ada orang-orang laki-laki yang mengenali masing-masing mereka dengan tanda-tandanya, dan mereka akan berseru kepada penghuni surga: “Selamat sejahtera bagi kamu.” Mereka (penghuni surga) itu belum memasukinya dan mereka sangat berhasrat memasukinya. (Al-‘Araaf [7]:47).

'Araaf adalah jamak dari ‘urf yang berarti “tempat-tempat tinggi.” Orang berkata ‘Arafa 'alaal-qaum yakni “ia adalah atau menjadi pengelola atau penilik urusan-urusan kaumnya” karena ia telah mengenal seluk-beluk kaumnya. Pada umumnya orang-orang terhormat dan berkedudukan tinggi didudukkan pada tempat-tempat yang tinggi.

Menurut Hasan dan Mujahid, orang-orang di atas "tempat-tempat tinggi" itu adalah golongan yang terhormat di antara orang-orang beriman atau orang-orang yang paling terpelajar di antara mereka, menurut Kirmani mereka itu para syuhada. Sementara ulama lainnya berpendapat bahwa mereka itu nabi-nabi dan nampaknya pendapat inilah yang paling benar.

Orang-orang yang duduk di atas "tempat-tempat tinggi" itu tidak hanya akan menguasai pemandangan lebih baik tetapi juga disebabkan oleh martabat dan kedudukan tinggi mereka akan lebih banyak mengetahui. Mereka akan mengetahui martabat dan kedudukan tiap-tiap orang, hanya dari roman wajahnya saja, baik calon penghuni surga mau pun calon penghuni nereka.

Jelas sekali kelirunya pendapat yang menyatakan bahwa orang-orang di atas 'Araaf (tempat-tempat tinggi) itu orang-orang kelas menengah yang perkaranya belum diputus dan seakan-akan masih dipertimbangkan. Tidak masuk akal kalau orang-orang semacam itu ditempatkan di tempat-tempat yang tinggi, sedangkan para syuhada dan nabi-nabi akan menempati kedudukan-kedudukan yang lebih rendah. Selanjutnya Allah Swt. berfirman mengenai calon penghuni surga:

وَ اِذَا صُرِفَتۡ اَبۡصَارُہُمۡ تِلۡقَآءَ اَصۡحٰبِ النَّارِ ۙ قَالُوۡا رَبَّنَا لَا تَجۡعَلۡنَا مَعَ الۡقَوۡمِ الظّٰلِمِیۡنَ ﴿٪۴۸

Dan apabila pandangan mata mereka (calon penghuni surga) dialihkan ke arah penghuni Api, mereka berkata: “Hai Tuhan kami, janganlah Engkau menjadikan kami termasuk orang-orang zalim.” (Al-‘Araaf [7]:48).

Kata-kata itu menunjuk kepada calon penghuni surga yang belum memasuki surga, tetapi mengharapkan segera akan masuk. Orang-orang di atas "tempat-tempat tinggi" – yakni para nabi Allah -- akan mengenal mereka sebagai bakal ahli surga, sekalipun pada saat itu mereka belum memasukinya.

Para Pemuka Kekafiran

Demikian juga para penghuni al-‘Araaf itu pun sangat mengenal calon-calon penghuni neraka, terutama sekali mengenali orang-orang yang ketika di dunia menjadi pemimpin kekafiran dalam melakukan pendustaan dan penentangan terhadap para rasul Allah dan orang-orang yang beriman, firman-Nya:

وَ نَادٰۤی اَصۡحٰبُ الۡاَعۡرَافِ رِجَالًا یَّعۡرِفُوۡنَہُمۡ بِسِیۡمٰہُمۡ قَالُوۡا مَاۤ اَغۡنٰی عَنۡکُمۡ جَمۡعُکُمۡ وَ مَا کُنۡتُمۡ تَسۡتَکۡبِرُوۡنَ ﴿۴۹ اَہٰۤؤُلَآءِ الَّذِیۡنَ اَقۡسَمۡتُمۡ لَا یَنَالُہُمُ اللّٰہُ بِرَحۡمَۃٍ ؕ اُدۡخُلُوا الۡجَنَّۃَ لَا خَوۡفٌ عَلَیۡکُمۡ وَ لَاۤ اَنۡتُمۡ تَحۡزَنُوۡنَ ﴿۵۰

Dan penghuni 'Araaf berseru kepada beberapa orang laki-laki yang dikenal mereka dengan tanda-tanda pada wajahnya sambil berkata: “Sekali-kali tidak bermanfaat bagi kamu bilanganmu yang banyak dan tidak pula apa yang kamu sombongkan itu.” Apakah orang-orang yang beriman inikah yang kamu bersumpah bahwa Allah tidak akan menyampaikan rahmat kepada mereka?” Allah berfirman: Masuklah kamu ke dalam surga, tidak ada ketakutan atas kamu dan tidak pula kamu akan bersedih.” (Al-‘Araaf [7]:49-50).

Penghuni-penghuni "tempat-tempat tinggi" itu, yakni nabi-nabi, akan berseru kepada orang-orang tertentu dari antara orang-orang yang kepada mereka beliau-beliau telah diutus dan beliau-beliau akan mengenal mereka dari ciri-ciri khas mereka dan akan berkata kepada mereka bahwa mereka sekarang pasti menyadari kesudahan mereka yang menyedihkan, sebagai akibat perlawanan mereka terhadap beliau-beliau.

Yang diisyaratkan dalam kata-kata “orang-orang ini” ialah calon penghuni surga. Para nabi akan menyapa penghuni-penghuni neraka dan mengatakan kepada mereka agar menoleh kepada calon penghuni surga — yakni orang-orang beriman yang pernah diperolok-olokkan dan dipandang rendah oleh mereka itu — lalu akan bertanya kepada mereka: “Orang-orang inikah yang mengenai mereka kamu bersumpah bahwa Allah tidak akan menyampaikan rahmat kepada mereka?”

Selanjutnya Allah Swt. berfirman mengenai diharamkan-Nya bagi para penghuni neraka berbagai “hidangan surga” yang tersedia bagi para penghuni surga, firman-Nya:

وَ نَادٰۤی اَصۡحٰبُ النَّارِ اَصۡحٰبَ الۡجَنَّۃِ اَنۡ اَفِیۡضُوۡا عَلَیۡنَا مِنَ الۡمَآءِ اَوۡ مِمَّا رَزَقَکُمُ اللّٰہُ ؕ قَالُوۡۤا اِنَّ اللّٰہَ حَرَّمَہُمَا عَلَی الۡکٰفِرِیۡنَ ﴿ۙ۵۱ الَّذِیۡنَ اتَّخَذُوۡا دِیۡنَہُمۡ لَہۡوًا وَّ لَعِبًا وَّ غَرَّتۡہُمُ الۡحَیٰوۃُ الدُّنۡیَا ۚ فَالۡیَوۡمَ نَنۡسٰہُمۡ کَمَا نَسُوۡا لِقَآءَ یَوۡمِہِمۡ ہٰذَا ۙ وَ مَا کَانُوۡا بِاٰیٰتِنَا یَجۡحَدُوۡنَ ﴿۵۲

Dan penghuni neraka akan berseru kepada penghuni surga: “Tuangkanlah kepada kami sedikit air atau sedikit dari apa yang Allah rezekikan kepada kamu.” Mereka akan berkata: “Sesungguhnya Allah mengharamkan kedua-duanya atas orang-orang kafir”. Yaitu orang-orang yang telah menjadikan agamanya sebagai olok-olok dan permainan dan kehidupan dunia telah memperdayakan mereka, maka pada hari ini Kami akan melupakan mereka, sebagaimana mereka telah melupakan pertemuan pada hari mereka ini dan mereka selalu membantah Ayat-ayat Kami. (Al-‘Araaf [7]:50-53).

Orang-orang kafir merasa yakin dalam hati kecil mereka akan kebenaran Islam, tetapi karena mereka memandang agama mereka hanya sebagai hiburan, mereka menolak seruan akal dan bisikan hati mereka. Maka Allah Swt. menganggap sepi (tidak mempedulikan) mereka itu, karena mereka telah menolak mempercayai bahwa mereka pasti akan bertemu dengan Al-Khaaliq (Sang Maha Pencipta) mereka dan bahwa mereka harus menyampaikan pertanggungjawaban amal-perbuatan mereka kepada Allah Swt..

Penyesalan yang Tidak bermanfaat

Selanjutnya Allah Swt. berfirman mengenai benarnya apa pun pernyataan yang telah dikemukakan-Nya dalam Kitab Suci Al-Quran, termasuk mengenai nasib buruk serta penyesalan yang akan dialami oleh para penentang rasul Allah, firman-Nya:

وَ لَقَدۡ جِئۡنٰہُمۡ بِکِتٰبٍ فَصَّلۡنٰہُ عَلٰی عِلۡمٍ ہُدًی وَّ رَحۡمَۃً لِّقَوۡمٍ یُّؤۡمِنُوۡنَ ﴿۵۲ ہَلۡ یَنۡظُرُوۡنَ اِلَّا تَاۡوِیۡلَہٗ ؕ یَوۡمَ یَاۡتِیۡ تَاۡوِیۡلُہٗ یَقُوۡلُ الَّذِیۡنَ نَسُوۡہُ مِنۡ قَبۡلُ قَدۡ جَآءَتۡ رُسُلُ رَبِّنَا بِالۡحَقِّ ۚ فَہَلۡ لَّنَا مِنۡ شُفَعَآءَ فَیَشۡفَعُوۡا لَنَاۤ اَوۡ نُرَدُّ فَنَعۡمَلَ غَیۡرَ الَّذِیۡ کُنَّا نَعۡمَلُ ؕ قَدۡ خَسِرُوۡۤا اَنۡفُسَہُمۡ وَ ضَلَّ عَنۡہُمۡ مَّا کَانُوۡا یَفۡتَرُوۡنَ ﴿٪۵۳

Dan sungguh Kami benar-benar telah mendatangkan kepada mereka sebuah Kitab yang telah Kami jelaskan secara terinci dengan pengetahuan Kami, sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. Tidaklah yang mereka tunggu-tunggu kecuali menjadi genap takwilnya yakni kenyataannya. Pada hari kenyataan itu datang, berkata orang-orang yang dahulu melupakan-nya: “Sungguh rasul-rasul Tuhan kami telah datang dengan haq, maka adakah bagi kami pemberi-pemberi syafaat supaya mereka dapat memberi syafaat untuk kami? Atau dapatkah kami dikembalikan supaya kami berbuat bukan seperti apa yang senantiasa kami perbuat?” Sungguh mereka telah merugikan dirinya sendiri dan lenyaplah dari mereka apa yang senantiasa mereka ada-adakan itu. (Al-‘Araaf [7]:52-53).

(Bersambung)

Rujukan:

The Holy Quran, editor Malik Ghulam Farid





Tidak ada komentar:

Posting Komentar