بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
HUBUNGAN KISAH MONUMENTAL
"ADAM, MALAIKAT, IBLIS"
DENGAN
SURAH AL-IKHLASH,
AL-FALAQ, DAN AL-NAAS
Bagian LXII (Tamat)
Tentang
Hijrah dari Qadian Daarul
Aman ke Rabwah
Ki Langlang Buana Kusuma
وَ جَعَلۡنَا ابۡنَ مَرۡیَمَ وَ اُمَّہٗۤ اٰیَۃً وَّ اٰوَیۡنٰہُمَاۤ
اِلٰی رَبۡوَۃٍ ذَاتِ قَرَارٍ وَّ مَعِیۡنٍ ﴿٪۵۱﴾
Dan Kami menjadikan Ibnu Maryam dan ibunya
suatu Tanda, dan Kami melindungi keduanya ke suatu dataran yang tinggi yang
memiliki lembah-lembah hijau dan sumber-sumber mata air yang mengalir (Al-Mu’minuun
[23]:51).
Dalam Bab sebelumnya telah dijelaskan
mengenai peristiwa hijrah Jemaat Ahmadiyah dari Qadian Daarul
Aman – India ke Rabwah di Pakistan di masa kepemimpinan Khalifatul Masih
II, Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad r.a., yang lebih terkenal dengan sebutan Mushlih
Mau’ud a.s. – Putera yang dijanjikan Allah Swt. kepada Mirza
Ghulam Ahmad a.s. – Al-Masih dan Al-Masih Mau’ud
a.s. dengan perantaraan ilham Ilahi dalam bahasa Urdu yang
terjemahannya adalah:
“Aku berikan kepada engkau suatu Tanda
Rahmat-Ku, sesuai dengan doa engkau. Aku sudah mendengar permohonan engkau dan
memuliakan doa engkau dengan pengabulan-Ku melalui perantaraan rahmat-Ku dan
membuat perjalanan engkau [ke Hushiarpur dan Ludhiana – pent.] menjadi sumber
rahmat bagi engkau. Suatu Tanda kekuasaan, rahmat dan kedekatan diberikan
kepada engkau. Tanda kasih-sayang dan keberkatan dianugerahkan kepada engkau.
Engkau diberi keberhasilan dan kemenangan. Damai untuk engkau, hai sang
pemenang. Tuhan berfirman supaya mereka yang menginginkan hidup dilepaskan dari
cengkraman maut, dan mereka yang terkubur dapat keluar darinya, dan supaya
keagungan Islam serta kebesaran Perkataan Tuhan menjadi nyata bagi orang-orang
itu, dan supaya kebenaran tiba dengan segela karunianya, dan supaya kepalsuan
enyah dengan segala keburukannya, dan supaya orang mengerti bahwa Aku adalah
Tuhan Kekuasaan, Aku melakukan apa yang Aku inginkan, dan supaya mereka percaya
bahwa Aku beserta engkau, dan supaya orang yang tidak percaya Tuhan, menyangkal
dan menolak agama-Nya, Kitab-Nya, dan Nabi suci-Nya Muhammad saw. – manusia
pilihan, dapat dihadapkan pada Tanda nyata dan supaya jalan orang-orang
bersalah menjadi nyata.
Bergembiralah, karena seorang anak
laki-lami tampan dan suci akan dianugerahkan laksana tamu engkau. Namanya Immanuel
dan juga Basyir. Ia telah dianugerahi dengan Ruh suci, dan ia akan bebas
dari segala ketidakbersihan. Ia adalah Nur Allah. Beberkatlah ia yang datang
dari langit. Ia akan disertai oleh karunia yang datang bersamanya. Ia akan
mempunyai sifat keagungan, kebesaran, dan kemakmuran. Ia akan datang ke dunia
dan akan mengobati banyak kerusakan melalui sifat ke-Masih-annya dan
melalui berkat Ruh suci. Ia adalah Kalimat Allah karena rahmat dan kehormatan
Allah melengkapinya dengan Kalimat Keagungan. Ia akan sangat cerdas,
berkeyakinan dan berhati lembut serta dipenuhi dengan ilmu dunia dan ilmu
ruhani. Ia akan membuat tiga menjadi empat [arti ini tidak jelas]. Hari Senin,
Suatu hari yang beberkat. Putera berhati gembira, bermartabat tinggi, mulia.
Perwujudan dari Yang Awwal dan Yang Akhir, Perwujudan dari Yang Haq dan Tinggi.
Seakan-akan Allah turun dari langit. Kedatangannya akan diberkati besar sekali
dan menjadi sumber penjelmaan dari Keagungan Tuhan. Sinar terang datang, sinar
yang diurapi Tuhan dengan wewangian keridhaan-Nya. Kami akan melimpahkan Ruh
Kami kepadanya dan ia akan dinaungi bayangan Tuhan. Ia akan tumbuh cepat dan
akan menjadi alat yang akan membebaskan mereka yang terkurung. Kemsyhurannya
akan tersebar ke setiap ujung dunia dan manusia akan mendapat karunia dengan
perantaraannya. Ia kemudian akan diangkat ke maqam ruhaninya di langit. Ini
adalah seuatu yang telah ditetapkan.”
Seputar
Kehidupan dan Prestasi Mushlih Mau’ud
Untuk mengakhiri artikel ini berikut adalah seputar kehidupan dan
pretasi Khalifatul Masih II, Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad,
yang lebih dikenal dengan sebutan Mushlih Mau’ud - Putera Al-Masih
Mau’ud a.s. yang kelahirannya dijanjikan Allah Swt. kepada
beliau dalam sebuah wahyu Ilahi, yang kemudian dimuat dan
disebar-luaskan oleh Pendiri Jemaat Ahmadiyah dalam sebuah selebaran
yang diberi nama Sabz Isytihar (Selebaran Hijau).
Dalam ilham Ilahi tersebut
dikemukakan bahwa kelahiran wujud putera yang dijanjikan ini akan timbul
berbagai kejadian luar biasa di dunia ini, sesuai dengan gelar Mushlih
Mau’ud - “Pembaharu yang Dijanjikan.” Baik ketika Jemaat Ahmadiyah
masih berpusat di Qadian Daarul Aman – India, mau pun
setelah hijrah ke Rabwah di Pakistan, wujud Mushlih
Mau’ud r.a. pun merupakan sumber khazanah-khazanah keruhanian Al-Quran
yang tidak ternilai. Wujud Suci yang kelahiran dijanjikan ini benar-benar
merupakan pewaris sempurna dari Al-Masih Mau’ud a.s.
sebagaimana yang digambarkan dalam wahyu Ilahi mengenai “Putera yang
dijanjikan” tersebut.’
Periode Pertama
12 Januari 1889 — Kelahiran beliau r.a. yang penuh rahmat.
1897 — Khatam Quran dan Imam Mahdi dan Masih Mau’ud
a.s. melakukan acara syukuran atas peristiwa suci tersebut; Bermimpi
tentang selamatnya Imam Mahdi dan Masih Mau’ud a.s. dalam persidangan dengan
Dokter Martin Clark; Menjadi anggota di Anjuman Hamdardân Islâm.
1898 — Bersekolah di Ta’limu`l-Islâm Qadian; Baiat di
tangan Imam Mahdi dan Masih Mau’ud a.s. yang
beberkat.
1900 — Manifestasi pertama keyakinan beliau r.a. terhadap Tuhan Yang
Maha Hidup dan beliau berikrar untuk tetap mendirikan salat dengan dawam demi
Sang Kekasih-Swt.; Mendirikan organisasi Anjuman Tasyhidu`l Adzhân; Ikut
hadir saat Imam Mahdi –dan Masih Mau’ud a.s.
memperdengarkan “Khuthbah Ilhamiyyah” sebagai Khutbah Idul Adha melalui mulut
beliau a.s. yang beberkat.
1903 — Pernikahan pertama beliau r.a. dan mulai berkhidmat untuk agama
melalui menulis syair-syair.
1905 — Beliau r.a. ujian sekolah di kelas matrik dan belajar hadis Bukhari
dan Alquran Majid dari Maulana Hakim Nuruddin (Khalifatul Masih I) r.a..
1906 — Petunjuk Imam Mahdi dan Masih Mau’ud a.s.
untuk Sadr Anjuman Ahmadiyah Qadian tentang tidak ada lagi
penambahan Anggota Majlis Mu’tamaddin; Launching penerbitan risalah “Tasyhidu`l-Adzhân”;
Ceramah perkenalan pertama pada acara Jalsah Salanah.
1908 — Mengucapkan janji bersejarah di hadapan jenazah beberkat Imam
Mahdi dan Masih Mau’ud a.s. dengan mengucapkan: “Apabila
semua orang meninggalkan beliau a.s. dan kemudian saya tinggal sendiri, maka
saya akan menghadapi dunia ini sendiri dan saya tidak akan pernah gentar
terhadap suatu penentangan dan permusuhan.”
Periode Kedua
DI dalam menjawab para penentang Jemaat,
[masih pada tahun 1908], Muslih Mau’ud r.a. bersabda: “Siapa yang
bisa lari dari cahaya dan kebenaran”. Sebagaimana disebutkan dalam buku Bâthil
Syikn.
[Pada
tahun ini], [beliau r.a.] sukses mengusahakan pendirian Madrasah Ahmadiyah.
[Kemudian], menyampaikan khutbah pada Jalsah Salanah dengan tema “Bagaimana
Kita Meraih Keberhasilan”.
1909 — Menyampaikan ceramah umum di beberapa kota: Dehli, Kapurthala,
Lahore, Qashur dan Fairuzpur; Perjalanan pertama ke negeri Kasymir.
1910 — Mulai memberikan Daras Al-Quran; Sehubungan dengan masa
perjalanan Khalifatul Masih I r.a. ke kota Multan, maka Muslih Mau’ud
r.a. ditetapkan sebagai Amir Maqam dan memberikan khutbah Jumat untuk
pertama kalinya; Mulai mengabdikan ilmunya sebagai Muntazim Madrasah Ahmadiyah.
1911 — Mendirikan majelis Ansharullah (bukan badan Jemaat) yang
bertujuan untuk menghimpun para pemuda Ahmadi agar bertablig; Menyampaikan
ceramah umum pada Jalsah Salanah Anjuman Ahmadiyah Kota Batala; Berdialog
dengan Pendeta Jankson dalam mempertahankan dalil-dalil tentang agamanya
masing-masing; Doa syukur telah menyelesaikan Program Hafiz (Hapal) Alquran;
Menyampaikan ceramah dengan tema “Takwa” pada Jalsah Salanah.
1912 — Mengadakan perjalanan ke daerah-daerah terkenal di Hindustan
untuk menuntut ilmu dan melakukan perjalanan ke Mesir serta Arab, dan
menunaikan Ibadah Haji ke Baitullah Mekkah.
1913 — Menerbitkan surat kabar Al-Fazl.
Periode Ketiga
14 Maret 1914—Beliau r.a. terpilih sebagai Khalifatul
Masih II; Beliau menyampaikan khutbah dengan tema “Khilafat” di hadapan
Anggota Jemaat yang sedang berkumpul; Menghentikan fitnah (membentengi umat)
dari para mubayyi’in yang lain; Mendirikan Anjuman Taraqi Dîn; Mendirikan misi
Ahmadiyah di Inggris; Memberikan ‘Hadiah Bagi Para Raja’ untuk Syah Dakn
(Raja-raja Hindustan Selatan); Memulai pembangunan Minaratul Masih; Beliau r.a.
menjelaskan hakikat-hakikat tentang tema “Berkat-Berkat Khilafat” dalam Jalsah
Salanah.
1915 — Mendirikan misi Ahmadiyah di Mauritius ; Mendirikan asrama di
Lahore ; Menerbitkan edisi pertama Tafsir Al-Quran dalam Bahasa Urdu dan
Inggris; Menerbitkan buku Al-Qaul al-Fashl dan Ĥaqîqatu`l-Nubuwwah”;
Memberikan ceramah umum tentang “Cahaya Khilafat” pada acara Jalsah Salanah.
1916 — Mengarang buku tentang Islam dan agama-agama lain; Khutbah
tentang “Dzikir Ilahi” pada acara Jalsah Salanah.
1917 — Mendirikan Rumah Sakit Nûr; Gerakan pertama Waqaf Zindegi;
Memberikan ceramah di Simla tentang “Agama yang Hidup”; Menyampaikan ceramah
pada Jalsah Salanah bertema “Hakikat Ruh”.
1919 — Mendirikan Departemen-departemen Kerja (Nazarat) Anjuman
Ahmadiyah; Menyampaikan ceramah bersejarah tentang “Awal perpecahan dalam
Islam”; Memberikan petunjuk tentang Gerakan Khilafat dan menjelaskan dengan
komprehensif masalah-masalah yang sangat latif (halus/mendalam) tentang Irfan
Ilahi dan Taqdir Ilahi pada Jalsah Salanah.
1920 — Mendirikan misi Jemaat Ahmadiyah di Amerika Serikat; Memulai
kelas para Murabi; Menerbitkan tulisan-tulisan yang menerangkan: Hakikat
tentang perkara-perkara latif dalam Islam, peraturan-peraturan untuk umat Islam
ke depan, dan kondisi adanya ketidakpedulian dalam Umat Islam; Memberikan
ceramah “Malaikat Allah” di Jalsah Salanah.
1921 — Mendirikan Misi Ahmadiyah di Gold Coast dan Nigeria; Menulis buku
Â`înah-i-Shadâqat; Menyampaikan ceramah “Memberi Petunjuk Dengan
Khidmat”; Memberikan ceramah “Keagungan Ilahi”.
1922 — Buku “Tuĥfah Syahzâdah Wales — Bingkisan Hadiah Untuk
Prince of Wales”; Mulai mendirikan misi Jemaat Ahmadiyah di Mesir; Memprakarsai
Majelis Syura; Berdakwah Ilallah di pengadilan negeri; Mendirikan Lajnah
Imaillah; Menyampaikan ceramah “Keselamatan” di Jalsah Salanah.
1923 — Keberhasilan memerangi Gerakan Sudhi (Penghinduan Umat Islam di
Hindustan); Menulis buku dengan judul “Asas al-Ittihad”; Berdakwah
Ilallah di daerah Bolsyewik (Rusia).
1924 — Menulis buku “Da’watu`l-Amîr dan “Aĥmadiyyat”; Perjalanan
pertama ke Eropa; Menyampaikan ceramah umum di Wembley, London; Mendirikan
Mesjid Baitu`l-Fadhl di London, Inggris; Mendirikan misi Jemaat
Ahmadiyah di Iran.
1925 — Membuka madrasah untuk anak-anak perempuan Ahmadi; Mendirikan
misi Ahmadiyah di Syam, Palestina, dan Pulau Sumatra dan Pulau Jawa (Hindia
Belanda); Menyampaikan ceramah “Minhajut Thalibin” pada acara Jalsah Salanah.
1926 — Menerbitkan majalah Sunrise (Jemaat Ahmadiyah Amerika
Serikat) dan Mishbaĥ.
1927 — Mengadakan perjalanan-perjalanan pribadi; Memberikan ceramah
bertema “Agama dan Sains”, ”Kerusakan Umat Hindu-Muslim dan Solusinya” di
hadapan banyak orang; Menyampaikan ceramah berjudul “Jasa-jasa luar biasa Masih
Mau’ud a.s.” dengan sangat jelas pada Jalsah Salanah.
1928 — Mendirikan Jamiah Ahmadiyah; Pencanangan gerakan “Siratun Nabi
saw.” secara internasional dalam bentuk pertemuan-pertemuan atau pengajian;
Memberikan Daras Quran secara khusus; Mengomentari “Nehru Report”;
Berceramah tentang “Berbuat Kebaikan Untuk Dunia”; Memulai ceramah-ceramah
tentang “Keutamaan-keutamaan Al-Quran”.
1930 — Mengeluarkan selebaran tentang “Nadâ`ê Îmân”; Membangun Universitas
Ahmadiyah; Menulis topik yang mengesankan tentang “Keadaan Masalah Politik di
Hindustan”.
Periode Keempat
1931 — Memulai perjuangan secara aktif untuk pembebasan umat Muslim
Kasymir dan kepemimpinan di “All India-Kasymir Comitte”.
1932 — Memberikan bantuan kepada Umat Islam di Karnal-hishar dan Alwar;
Naik banding atas keputusan Pengadilan Negeri; Menggalang dana untuk penerbitan
Isyâ’at Ĥaq dan pembelian tanah-tanah di Provinsi Sindh.
1934 — “Taĥrîk Sâlikîn”; Pembentukan komite untuk pengumpulan dan
penyusunan wahyu-wahyu, ilham-ilham dan kasyaf-kasyaf yang diterima Masih
Mau’ud a.s.; Pembukaan Masjid Baitu`l-Fadhl di kota Lailpur dan
menyampaikan ceramah tentang “Tabligh Kebenaran”; Mendirikan misi Jemaat
Ahmadiyah di Afrika Timur; Mengumumkan Program Tahrik Jadid untuk
seluruh dunia.
1935 — Mendirikan misi-misi Jemaat Ahmadiyah di Singapura,
Jepang dan Hongkong.
1936 — Mendirikan misi-misi Jemaat Ahmadiyah di Hongaria,
Polandia, Cekoslovakia, Argentina, Spanyol, Albania dan Yugoslavia.
1937 — Mendirikan misi Ahmadiyah di Sierra Leon; Mencanangkan
gerakan untuk menjaga riwayat para Sahabat Masih Mau’ud a.s.;
Menyampaikan ceramah berjudul “Inqilâbî Ĥaqîqî — Revolusi Sejati” dalam
Jalsah Salanah.
1938 — Mendirikan Majelis Khuddamul Ahmadiyah yang bertujuan
mengadakan reformasi ruhani agung dalam menjawab fitnah yang tajam; Mulai
menyampaikan ceramah-ceramah tentang “Rahasia Keruhanian dari Iman” dalam
Jalsah Salanah.
1939 — Mengadakan ‘Hari Para Imam Mazhab’; Menyampaikan
khutbah sangat mengesankan pada acara Jubilee Jalsah dengan tema “Khilafat
Rasyidah”.
1940 — Memulai Penanggalan Jemaat : Hijri Syamsiah ; Memulai
menerbitkan Tafsir Kabir; Mendirikan Majlis Ansharullah.
1942 — Menyampaikan ceramah berjudul “Nizam Baru”.
1943 — Menetapkan Iftâ’ Comitte (Dewan Fatwa); Menyampaikan ceramah
“Dasar-dasar Ahmadiyah”; Menyampaikan ceramah “Uswah Hasanah” pada Jalsah
Salanah.
Periode Kelima
1944 — Penda’waan atau pernyataan diri beliau sebagai Mushlih
Mau’ud sesuai dengan petunjuk Allah Taala; Memulai banyak
gerakan-gerakan yang beberkat; Menyampaikan khutbah pada acara Jalsah di
Hosyiarpur, Lahore, Ludhiyana dan Dehli; Mendirikan Ta’limu`l-Islâm College dan
Fadhli ‘Umar Research Institute; Menyampaikan ceramah “Al-Mau’ûd” pada Jalsah
Salanah.
1945 — Membantu penuh semangat Liga Muslim dalam Pemilihan
Anggota Panitia Pusat untuk Perdamaian Inggris dan India; Berceramah mengenai
“Menegakkan Aturan-aturan Islam”.
1946 — Ditetapkan kemenangan untuk Liga Muslim dalam pemilihan
umum; Membantu Pergerakan Pakistan untuk menyambut misi Parlementer;
Keberhasilan perjalanan ke Dehli untuk ikut serta di dalam memenangkan
pemerintahan Liga Muslim; Menyuarakan di negara-negara Muslim gerakan untuk
memperoleh hak kemerdekaan bagi Indonesia.
1947 — Mengajukan keberatan menentang atas tuntutan pembagian wilayah
Punjab; Mengupayakan keras agar Qadian dan wilayah sekitarnya diikutsertakan
dalam wilayah Pakistan; Mengumpulkan artikel-artikel penting dari Amerika dan
Inggris untuk menguatkan kedudukan Liga Muslim dan meminta Mr. Spet (Boundary
Specialist) untuk mengaturnya.
Periode Keenam
1947—Tepatnya tanggal 31 Agustus, hijrah dari Qadian
ke Rabwah karena terjadi partisi antara negara India dan
Pakistan; Peraturan baru untuk Jemaat Ahmadiyah di Pakistan; Berjasa dalam
menjaga para Ahmadi laki-laki maupun perempuan untuk melakukan hijrah
dari Qadian menjadi penduduk di daerah setempat; Memberikan masukan-masukan
dalam berbagai masalah internal yang dihadapi Pakistan dan negara-negara Islam
lainnya; Memberikan enam ceramah bertema “Pakistan dan Penyambutannya”;
Mendirikan misi Jemaat Ahmadiyah di Belanda.
1948 — Memberikan ceramah di kota Karachi, Pesyawar dan Rawalpindi dalam
sejarah pendirian Pakistan; Membentuk milisi bersenjata Batalyon Furqan untuk
Pembebasan Kasymir; Mendirikan markas baru di kota Rabwah untuk penyebaran misi
agama Islam; Menerbitkan Pendahuluan Tafsir Al-Quran; Menyampaikan ceramah di
Sialkot bertema “Nubuwatan Ahmadiyah”; Ceramah di Karachi tentang “Berdirinya
Pakistan dan Tanggung Jawab Kita”.
1949 — Mendirikan misi Jemaat Ahmadiyah di Jerman dan Glasgow; Membangun
Baitul Mubarak di Rabwah.
1950 — Menulis dan menerbitkan buku berjudul “Islâm Aur Malikiyyat
Zamîn”.
1951 — Membuka Jamiah Nusrat; Menyampaikan ceramah “Casymah Hidâyat”
dalam Jalsah Salanah.
1952 — Menyampaikan ceramah berjudul “Ta’aluq Bi`l-Lâhi” pada
acara Jalsah Salanah.
1953 — Memberikan arahan kepada warga Jemaat Ahmadiyah di Provinsi
Punjab yang hancur dan penjagaan terhadap para Ahmadi dengan doa-doa dan
melalui usaha serta hikmah dan tergenapinya kabar gaib:
“APABILA seluruh dunia meninggalkan
aku, tapi — insyâ` Allâh — Dia tidak akan pernah meninggalkanku. Ketahuilah Dia
akan datang dengan berlari untuk memberikan pertolongan kepadaku. Dia selalu ada di
sampingku. Dia ada di dalam diriku.”
Membentuk komite untuk memelihara sejarah Silsilah Ahmadiyah; Menerbitkan
terjemah Al-Quran Karim dengan Bahasa Belanda; Memberikan pandangan Islami
tentang masalah wahyu dan nubuat; Mendirikan bangunan di Rabwah untuk
Ta’limu`l-Islâm College ; Menghidupkan misi Jemaat Ahmadiyah di Myanmar .
1954—Menjawab masalah Qadian; Menerbitkan terjemah Alquran
dalam Bahasa Jerman.
Periode Ketujuh
1955 — Mengalami sakit akibat serangan percobaan pembunuhan;
Perjalanan kedua ke Eropa dan memutuskan perkara penting dalam kepemimpinan
beliau berkenaan dengan dakwah agama dan konferensi para Murabbi Eropa.
1956 — Mendirikan misi Jemaat Ahmadiyah di Liberia;
Menghentikan fitnah orang-orang munafik.
1957 — Menerbitkan Tafsîr Saghir; mendirikan
“Idâratu`l-Mushnafîn” di Rabwah; Menyetujui program berkenaan dengan
“Intikhab-i-Khilafat Majelis Pemilihan Khalifah Al”; Mendirikan misi Ahmadiyah
di negeri Skandinavia; Membuka Rumah Sakit Fadhli Umar Rabwah.
1959 — Menyempurnakan terjemah Al-Quran dalam Bahasa Indonesia; Membangun
Mesjid Bait Frankfürt.
1960 — Membangun misi Jemaat Ahmadiyah di Fiji; Menyetujui pendirian
“Nigrân Board”.
1961 — Mendirikan misi Jemaat Ahmadiyah di Pantai Gading, nubuwwatan
khusus tentang nama Jemaat Ahmadiyah: “Menyebarlah namanya di dunia ini dan sebarkanlah
taklim agama di seluruh pelosok dunia”; Menyampaikan khutbah pada acara Jalsah
Salanah tentang petunjuk masalah keruhanian.
1962 — Mendirikan Mesjid Bait Mahmud di kota York.
1963 — Gerakan penyempurnaan sejarah Ahmadiyah dan menyimpannya di perpustakaan-perpustakaan.
1964-65 — Memberi tarbiyat kepada Jemaat Ahmadiyah
untuk memanjatkan doa-doa dan memberikan perhatian kepada masalah kerohanian,
kesabaran dan keridaan serta inqithâ’ (pemutusan hubungan dengan duniawi demi
Allah).
1965 — Penyerangan India terhadap Pakistan dan amanat kepada Jemaat: “Jadikan
diri Anda bersama dengan doa-doa dan pengorbanan Anda sebagai pengikut setia
negeri Anda tercinta”; Janji kepada Presiden Pakistan, Mohammad Ali Jinnah,
berkenaan dengan Jemaat Ahmadiyah akan memberikan pengorbanan yang dibutuhkan
untuk membela negara dengan penuh keyakinan serta membantu dan memberikan
pertolongan secara sempurna.
7/8 November 1965 — Beliau r.a. wafat, kembali ke haribaan Tuhan
— “Wa kâna amrân maqdhiyyân”.p (Rauzanâmah Al-Fadhl “Khushûshî Isyâ’at”, Jilid
55-90, Nomor 40, 15 Februari 2005, hal. 3-4). ***
KESIMPULAN
Kembali kepada Topik
Utama artikel dalam Blog ini, yakni HUBUNGAN KISAH MONUMENTAL ‘ADAM,
MALAIKAT, IBLIS” dengan SURAH AL-IKHLASH, AL-FALAQ, dan AL-NAAS,
dari uraian mulai BAB I sampai dengan BAB LXII (62) telah dijelaskan
secara rinci hubungan tersebut, yakni:
( (1) ADAM
sebagai KHALIFAH ALLAH melambangkan pengutusan para RASUL ALLAH, yang
bertugas untuk menegakkan serta memurnikan kembali TAUHID ILAHI di kalangan
umat manusia (umat beragama) yang telah dikotori oleh berbagai bentuk
KEMUSYRIKAN. (QS.16:37; QS.10:48; QS.13:8; QS.25:25; QS.98:1-9). Hal tersebut
sesuai dengan SURAH AL-IKHLASH
( (2) MALAIKAT yang “sujud” kepada ADAM
melambangkan ORANG-ORANG YANG BERIMAN kepada para RASUL ALLAH
yang dibangkitkan di kalangan umat manusia dari zaman ke zaman (QS.7:35-37).
Sujudnya para MALAIKAT kepada ADAM pun melambangkan BERBAGAI KEKUATAN
ALAM yang mendukung perjuangan para RASUL ALLAH dalam bentuk timbulnya
berbagai AZAB dan BALA BENCANA apabila para RASUL ALLAH didustakan dan
ditentang (QS.6:123; QS.11:118; QS.17:16; QS.20:135; QS.26:209; QS.28:60;
QS.46:22-26), atau menolong RASUL ALLAH dan ORANG-ORANG BERIMAN dalam
peperangan (QS.3:124-125; QS.8:10, 13, 18-19; QS.9:40; QS.48:8).
(3) IBLIS
melambangkan para PARA PEMUKA KAUM yang menentang para RASUL
ALLAH, yang bangga dengan kekuasaan dan kekayaan duniawi mereka dan
jumlah mereka, misalnya para pemuka kaum Nabi Nuh a.s. dan Fir’aun di zaman
Nabi Musa a.s. (QS.2:247-249; QS.11:26-28 & 33; QS.23:24-26;
QS.26:106-112; QS.43:52-57; QS.46:23). Akibat pendustaan dan penentangan
mereka yang zalim maka banyak darah yang mengalir dan nyawa yang
melayang dari kalangan pengikut para RASUL ALLAH sebagaimana halnya
prediksi para MALAIKAT (QS.2:31). Kenyataan tersebut erat kaitannya dengan
SURAH AL-FALAQ.
(4) SYAITAN yang merupakan golongan
IBLIS juga – yang telah menipu ADAM dan ISTRINYA dari JANNAH melambangkan
cara lain yang dilakukan IBLIS dalam menyesatkan para pengikut ADAM atau
para RASUL ALLAH melalui IMING-IMING KEKUASAAN dan
KEKAYAAN (QS.17:62-66; QS.4:121; QS.14:23; QS.25:26-32). Kenyataan tersebut
erat hubungannya dengan SURAH AL-NAAS.
(5) Kesimpulan lainnya adalah bahwa JANNAH tempat Nabi Adam a.s. dan “istrinya” tinggal bukanlah SURGA yang keberadaannya di alam akhirat yang disediakan Allah Swt. bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh (QS.2:26), melainkan “tempat-tempat subur” yang disebut “jannah” di dunia ini, contohnya lembah-lembah sungai Eufrat dan Tigris di Mesopotamia, atau lembah sungai Nil di Mesir. Atau juga tempat-tempat khusus lainnya, yang walau pun secara lahiriyah merupakan tempat yang kering gersang dan tanpa adanya aliran sungai – yakni tidak memenuhi sifat “jannaatin tajri intahtihal anhaar - kebun-kebun yang di bawahnya mengalir sungai-sungai” (QS.2:26) -- namun terbukti memiliki sifat-sifat yang dimiliki oleh “jannah” atau “surga” yakni Allah Swt. memberikan jaminan keamanan serta kesentausaan hidup, seperti contohnya kota Makkah Al-Mukaramah (QS.2:126-127; QS.3:98;14:27 & 36; QS.27:98; QS.28:58).
(5) Kesimpulan lainnya adalah bahwa JANNAH tempat Nabi Adam a.s. dan “istrinya” tinggal bukanlah SURGA yang keberadaannya di alam akhirat yang disediakan Allah Swt. bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh (QS.2:26), melainkan “tempat-tempat subur” yang disebut “jannah” di dunia ini, contohnya lembah-lembah sungai Eufrat dan Tigris di Mesopotamia, atau lembah sungai Nil di Mesir. Atau juga tempat-tempat khusus lainnya, yang walau pun secara lahiriyah merupakan tempat yang kering gersang dan tanpa adanya aliran sungai – yakni tidak memenuhi sifat “jannaatin tajri intahtihal anhaar - kebun-kebun yang di bawahnya mengalir sungai-sungai” (QS.2:26) -- namun terbukti memiliki sifat-sifat yang dimiliki oleh “jannah” atau “surga” yakni Allah Swt. memberikan jaminan keamanan serta kesentausaan hidup, seperti contohnya kota Makkah Al-Mukaramah (QS.2:126-127; QS.3:98;14:27 & 36; QS.27:98; QS.28:58).
Kisah-kisah
Monumental “Adam,
Malaikat, Iblis” Kembali
Terjadi di Akhir Zaman Ini
Karena kisah “ADAM, MALAIKAT,
IBLIS” merupakan KISAH MONUMENTAL -- di samping Kisah-kisah Monumental
lainnya di dalam Al-Quran – karena itu Kisah Monumental tersebut
terjadi pula DI AKHIR ZAMAN ini berkenaan kedatangan RASUL AKHIR ZAMAN
yang ditunggu-tunggu oleh semua pemeluk agama yang ada di dunia dengan
NAMA atau SEBUTAN yang berbeda-beda tetapi pada hakikatnya merujuk pada wujud
yang sama (QS.77:12), yaitu RASUL ALLAH yang akan mengajak semua
umat beragama kepada AGAMA TERAKHIR DAN TERSEMPURNA, yakni AGAMA ISLAM (QS.4:5)
serta TAUHID HAKIKI, yang ditandai dengan satunya IMAM (Pemimpin) dan
satunya JAMAAH yang bersifat INTERNASIONAL, sesuai dengan missi KERASULAN
NABI BESAR MUHAMMAD SAW. sebagai RASUL ALLAH untuk seluruh UMAT MANUSIA
(QS.7:159; QS.21:108; QS.25:2; QS.34;29).
RASUL AKHIR ZAMAN yang ditunggu-tunggu
oleh semua umat beragama tersebut berasal dari kalangan UMAT ISLAM, yakni
pengikut dan pecinta hakiki Nabi Besar Muhammad saw., sekaligus
merupakan KEDATANGAN KEDUA KALI beliau saw. di Akhir Zaman ini (QS.63:3-5)
guna MENGUNGGULKAN AGAMA SEJATI atas AGAMA-AGAMA LAINNYA walau pun
ORANG-ORANG MUSYRIK tidak menyukai (QS.61:10). RASUL AKHIR ZAMAN atau
KHALIFAH ALLAH atau ADAM Akhir Zaman tersebut adalah MIRZA GHULAM AHMAD A.S.
(1835-1908), Pendiri JEMAAT AHMADIYAH, yang pada saat artikel ini
dibuat JEMAAT AHMADIYAH dipimpin oleh KHALIFATUL MASIH V, Mirza Masroor
Ahmad.
Sejak MIRZA GHULAM AHMAD A.S. atas perintah
Allah mendakwakan sebagai RASUL AKHIR ZAMAN yang kedatangannya
ditunggu-tunggu oleh seluruh umat beragama maka KISAH MONUMENTAL “ADAM,
MALAIKAT, IBLIS” kembali berlaku, karena hal tersebut merupakan
SUNNATULLAH yang telah ditetapkan di dalam Kitab suci AL-QURAN, demikian juga
dengan Dan bagi para anggota JEMAAT AHMADIYAH perintah
Allah Swt.: “QUL (Katakanlah)” dalam SURAH AL IKHLAS, AL-FALAQ,
dan AL-NAAS benar-benar merupakan KENYATAAN kebenaran KITAB SUCI
AL-QURAN dan NABI BESAR MUHAMMAD SAW. yang kembali berulang.
Semoga Allah Swt. memberkati artikel
sederhana ini dan menjadi sarana pencerahan serta petunjuk
bagi mereka yang mendambakan KERIDHAAN ALLAH SWT. baik di dunia
mau pun di akhirat nanti, serta semoga menjadi JAWABAN BAGI
mereka yang bertanya-tanya: Kenapa berbagai bentuk AZAB terus
menerus terjadi di AKHIR ZAMAN ini, bukanlah berbagai umat BERAGAMA tetap
melaksanakan RITUAL AGAMANYA?
*** Sumber : Maulana Dost Muhammad, diterjemahkan oleh Mln. Muhammad Idris
\
\
000O000
Pajajaran Anyar, 21 Desember 2011 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar