Senin, 05 Desember 2011

"Jannah-jannah" lainnya di Dunia: Penghuni Al-'Araaf & Nasib Tragis Para penentang Rasul Allah (2)


بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ


HUBUNGAN KISAH MONUMENTAL

"ADAM, MALAIKAT, IBLIS"

DENGAN

SURAH AL-IKHLASH, AL-FALAQ, DAN AL-NAAS

Bagian LIV


Tentang

Penghuni 'Araaf & Nasib Tragis Para Penentang Rasul Allah (2)

Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma


وَ نَادٰۤی اَصۡحٰبُ الۡاَعۡرَافِ رِجَالًا یَّعۡرِفُوۡنَہُمۡ بِسِیۡمٰہُمۡ قَالُوۡا مَاۤ اَغۡنٰی عَنۡکُمۡ جَمۡعُکُمۡ وَ مَا کُنۡتُمۡ تَسۡتَکۡبِرُوۡنَ ﴿۴۹ اَہٰۤؤُلَآءِ الَّذِیۡنَ اَقۡسَمۡتُمۡ لَا یَنَالُہُمُ اللّٰہُ بِرَحۡمَۃٍ ؕ اُدۡخُلُوا الۡجَنَّۃَ لَا خَوۡفٌ عَلَیۡکُمۡ وَ لَاۤ اَنۡتُمۡ تَحۡزَنُوۡنَ ﴿۵۰

Dan penghuni 'Araaf berseru kepada beberapa orang laki-laki yang dikenal mereka dengan tanda-tanda pada wajahnya sambil berkata: “Sekali-kali tidak bermanfaat bagi kamu bilanganmu yang banyak dan tidak pula apa yang kamu sombongkan itu.” Apakah orang-orang yang beriman inikah yang kamu bersumpah bahwa Allah tidak akan menyampaikan rahmat kepada mereka?” Allah berfirman: “Masuklah kamu ke dalam surga, tidak ada ketakutan atas kamu dan tidak pula kamu akan bersedih.” (Al-‘Araaf [7]:49-50).

Dalam Bab sebelumnya telah dijelaskan mengenai dialog antara para penghuni Al-‘Araaf (tempat-tempat yang tinggi) -- yakni para Rasul Allah -- dengan para pemuka kaum yang ketika di dunia mereka itu merupakan para pemimpin kekafiran yang melakukan pendustaan dan penentangan paling depan terhadap para Rasul Allah karena mereka bangga dengan kekuasaan duniawi mereka serta jumlah mereka yang banyak, sebagaimana firman-Nya di awal Bab ini:

وَ نَادٰۤی اَصۡحٰبُ الۡاَعۡرَافِ رِجَالًا یَّعۡرِفُوۡنَہُمۡ بِسِیۡمٰہُمۡ قَالُوۡا مَاۤ اَغۡنٰی عَنۡکُمۡ جَمۡعُکُمۡ وَ مَا کُنۡتُمۡ تَسۡتَکۡبِرُوۡنَ ﴿۴۹ اَہٰۤؤُلَآءِ الَّذِیۡنَ اَقۡسَمۡتُمۡ لَا یَنَالُہُمُ اللّٰہُ بِرَحۡمَۃٍ ؕ اُدۡخُلُوا الۡجَنَّۃَ لَا خَوۡفٌ عَلَیۡکُمۡ وَ لَاۤ اَنۡتُمۡ تَحۡزَنُوۡنَ ﴿۵۰

Dan penghuni 'Araaf berseru kepada beberapa orang laki-laki yang dikenal mereka dengan tanda-tanda pada wajahnya sambil berkata: “Sekali-kali tidak bermanfaat bagi kamu bilanganmu yang banyak dan tidak pula apa yang kamu sombongkan itu.” Apakah orang-orang yang beriman inikah yang kamu bersumpah bahwa Allah tidak akan menyampaikan rahmat kepada mereka?” Allah berfirman: Masuklah kamu ke dalam surga, tidak ada ketakutan atas kamu dan tidak pula kamu akan bersedih.” (Al-‘Araaf [7]:49-50).

Genapnya Makna Kata Iblis (Ablasa) bagi para Penentang Rasul Allah

Oleh karena itu sebagaimana halnya Iblis telah menolak “sujud” – yakni patuh taat – kepada Adam (Khalifah Allah) ketika diperintahkan oleh Allah Swt. dengan alasan dirinya lebih mulia daripada Adam (QS.7:12-19; QS.15:33-34; QS.17:62; QS.18:51; QS.20:117; QS.38:73-75) sehingga ia diusir oleh Allah Swt. dari “surga keridhaan-Nya”, demikian pula para penentang Rasul Allah pun pada akhirnya -- baik dalam kehidupan mereka di dunia mau pun di akhirat -- akan bernasib malang seperti iblis yakni terusir dari “surga keridhaan Ilahi” dan menjadi penghuni api jahannam dengan penuh rasa putus asa, kecewa serta penyesalan, sebagaimana arti kata iblis (ablasa). Dalam Al-Quran orang-orang yang akhir kehidupannya penuh dengan penyesalan disebut mublisiin (QS.30:50) atau mublisuun (QS.6:43-46; QS.23:75-78; QS.43:75-79). Sehubungan dengan kenyataan itu Allah Swt. berfirman:

وَ لَقَدۡ جِئۡنٰہُمۡ بِکِتٰبٍ فَصَّلۡنٰہُ عَلٰی عِلۡمٍ ہُدًی وَّ رَحۡمَۃً لِّقَوۡمٍ یُّؤۡمِنُوۡنَ ﴿۵۲ ہَلۡ یَنۡظُرُوۡنَ اِلَّا تَاۡوِیۡلَہٗ ؕ یَوۡمَ یَاۡتِیۡ تَاۡوِیۡلُہٗ یَقُوۡلُ الَّذِیۡنَ نَسُوۡہُ مِنۡ قَبۡلُ قَدۡ جَآءَتۡ رُسُلُ رَبِّنَا بِالۡحَقِّ ۚ فَہَلۡ لَّنَا مِنۡ شُفَعَآءَ فَیَشۡفَعُوۡا لَنَاۤ اَوۡ نُرَدُّ فَنَعۡمَلَ غَیۡرَ الَّذِیۡ کُنَّا نَعۡمَلُ ؕ قَدۡ خَسِرُوۡۤا اَنۡفُسَہُمۡ وَ ضَلَّ عَنۡہُمۡ مَّا کَانُوۡا یَفۡتَرُوۡنَ ﴿٪۵۳

Dan sungguh Kami benar-benar telah mendatangkan kepada mereka sebuah Kitab yang telah Kami jelaskan secara terinci dengan pengetahuan Kami, sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. Tidaklah yang mereka tunggu-tunggu kecuali menjadi genap takwilnya yakni kenyataannya. Pada hari kenyataan itu datang, berkata orang-orang yang dahulu melupakannya: “Sungguh rasul-rasul Tuhan kami telah datang dengan haq, maka adakah bagi kami pemberi-pemberi syafaat supaya mereka dapat memberi syafaat untuk kami? Atau dapatkah kami dikembalikan supaya kami berbuat tidak seperti apa yang senantiasa kami perbuat?” Sungguh mereka telah merugikan dirinya sendiri dan lenyaplah dari mereka apa yang senantiasa mereka ada-adakan itu. (Al-‘Araaf [7]:52-53).

Orang-orang yang Berputus Asa

Berikut firman-firman Allah Swt. dalam Al-Quran yang di dalamnya ada kata mublisuun (mereka berputus asa):

وَ لَقَدۡ اَرۡسَلۡنَاۤ اِلٰۤی اُمَمٍ مِّنۡ قَبۡلِکَ فَاَخَذۡنٰہُمۡ بِالۡبَاۡسَآءِ وَ الضَّرَّآءِ لَعَلَّہُمۡ یَتَضَرَّعُوۡنَ ﴿۴۳ فَلَوۡلَاۤ اِذۡ جَآءَہُمۡ بَاۡسُنَا تَضَرَّعُوۡا وَ لٰکِنۡ قَسَتۡ قُلُوۡبُہُمۡ وَ زَیَّنَ لَہُمُ الشَّیۡطٰنُ مَا کَانُوۡا یَعۡمَلُوۡنَ ﴿۴۴ فَلَمَّا نَسُوۡا مَا ذُکِّرُوۡا بِہٖ فَتَحۡنَا عَلَیۡہِمۡ اَبۡوَابَ کُلِّ شَیۡءٍ ؕ حَتّٰۤی اِذَا فَرِحُوۡا بِمَاۤ اُوۡتُوۡۤا اَخَذۡنٰہُمۡ بَغۡتَۃً فَاِذَا ہُمۡ مُّبۡلِسُوۡنَ ﴿۴۵ فَقُطِعَ دَابِرُ الۡقَوۡمِ الَّذِیۡنَ ظَلَمُوۡا ؕ وَ الۡحَمۡدُ لِلّٰہِ رَبِّ الۡعٰلَمِیۡنَ ﴿۴۶

Dan sungguh Kami benar-benar telah mengutus rasul-rasul ke-pada umat-umat sebelum engkau, lalu Kami menghukum mereka dengan kemiskinan dan kesusahan supaya mereka merendahkan diri. Lalu mengapa mereka tidak merendahkan diri ketika datang kepadanya azab Kami, bahkan hati mereka semakin keras dan syaitan menampakkan indah kepada mereka apa yang senantiasa mereka kerjakan. Maka tatkala mereka melupakan apa yang telah diperingatkan kepadanya, lalu Kami membukakan untuk mereka pintu-pintu segala sesuatu, hingga apabila mereka bergembira dengan apa yang diberikan kepada mereka, Kami menghukum mereka dengan tiba-tiba, maka seketika itu juga mereka berputus-asa (MUBLISUUN). Maka dipotonglah akar-akar dari kaum yang zalim itu, dan segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam. (Al-An’aam [6]:43-46).

Kalimat Maka dipotonglah akar-akar dari kaum yang zalim itu”, kata daabir (akar-akar) berarti: sisa-sisa terakhir satu kaum; akar, asal keturunan, turunan bangsa, atau sejenisnya. Kata-kata quthi’a daabirulqaum (dipotong akar-akar kaum) berarti (1) Kaum itu punah sama sekali. (2) Pemimpin-pemimpin kaum itu binasa seperti sebatang pohon ditebang sampai ke akar-akarnya. (3) Pengikut pemimpin-pemimpin itu cerai-berai yakni, pemimpin-pemimpin itu kehilangan kekuasaan politik mereka; sebab, pada kekuatan pengikut-pengikut merekalah bergantung kekuasaan politik pemimpin-pemimpin mereka. Demikian pula nasib Iblis dan para pengikutnya akan bernasib seperti itu, yakni Maka dipotonglah akar-akar dari kaum yang zalim itu.

Firman-Nya lagi:

وَ اِنَّکَ لَتَدۡعُوۡہُمۡ اِلٰی صِرَاطٍ مُّسۡتَقِیۡمٍ ﴿۷۴ وَ اِنَّ الَّذِیۡنَ لَا یُؤۡمِنُوۡنَ بِالۡاٰخِرَۃِ عَنِ الصِّرَاطِ لَنٰکِبُوۡنَ ﴿۷۵ وَ لَوۡ رَحِمۡنٰہُمۡ وَ کَشَفۡنَا مَا بِہِمۡ مِّنۡ ضُرٍّ لَّلَجُّوۡا فِیۡ طُغۡیَانِہِمۡ یَعۡمَہُوۡنَ ﴿۷۶ وَ لَقَدۡ اَخَذۡنٰہُمۡ بِالۡعَذَابِ فَمَا اسۡتَکَانُوۡا لِرَبِّہِمۡ وَ مَا یَتَضَرَّعُوۡنَ ﴿۷۷ حَتّٰۤی اِذَا تَحۡنَا عَلَیۡہِمۡ بَابًا ذَا عَذَابٍ شَدِیۡدٍ اِذَا ہُمۡ فِیۡہِ مُبۡلِسُوۡنَ ﴿٪۷۸

Dan sesungguhnya engkau (Rasulullah) benar-benar mengajak mereka kepada ja-lan yang lurus. Dan sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat mereka benar-benar menyimpang dari jalan itu. Dan seandainya Kami mengasihani mereka dan Kami menjauhkan ke­mudaratan mereka, niscaya mereka akan bertambah dalam ke­durhakaan, mereka berkelana mem­buta. Dan sungguh Kami benar-benar telah menyergap mereka dengan azab, tetapi mereka tidak merendahkan diri di hadapan Tuhannya, dan se-kali-kali tidak pula mereka memohon [ampun] dengan merendahkan diri. Hingga apabila Kami membukakan untuk mereka pintu yang mempunyai azab keras tiba-tiba mereka putus-asa (MUBLISUUN) di dalamnya (Al-Mu’minuun [23]:74-78).

Selanjutnya Allah Swt. berfirman:

اِنَّ الۡمُجۡرِمِیۡنَ فِیۡ عَذَابِ جَہَنَّمَ خٰلِدُوۡنَ ﴿ۚۖ۷۵ لَا یُفَتَّرُ عَنۡہُمۡ وَ ہُمۡ فِیۡہِ مُبۡلِسُوۡنَ ﴿ۚ۷۶ وَ مَا ظَلَمۡنٰہُمۡ وَ لٰکِنۡ کَانُوۡا ہُمُ الظّٰلِمِیۡنَ ﴿۷۷ وَ نَادَوۡا یٰمٰلِکُ لِیَقۡضِ عَلَیۡنَا رَبُّکَ ؕ قَالَ اِنَّکُمۡ مّٰکِثُوۡنَ ﴿۷۸ لَقَدۡ جِئۡنٰکُمۡ بِالۡحَقِّ وَ لٰکِنَّ اَکۡثَرَکُمۡ لِلۡحَقِّ کٰرِہُوۡنَ ﴿۷۹۷۸

Sesungguhnya orang-orang yang berdosa itu di dalam azab Jahannam akan kekal. Tidak akan diringankan azab dari mereka dan mereka di dalamnya akan berputus-asa (MUBLISUUN). Dan Kami sekali-kali tidak berlaku zalim terhadap mereka, tetapi mereka sendirilah orang-orang zalim. Dan mereka akan berseru: "Hai Malik, biarlah Tuhan engkau mematikan kami." Ia berkata: "Sesungguhnya kamu akan tetap tinggal [di dalamnya." Allah berfirman]: "Sesungguhnya Kami membawa kepadamu kebenaran, akan tetapi kebanyakan kamu membenci kebenaran itu." (Al-Zukhruf [43]:75-79).

Kalimat "Hai Malik" dalam ayat: "Hai Malik, biarlah Tuhan engkau mematikan kami", Malik yang berarti majikan, umumnya dianggap malaikat penjaga neraka, yang kepadanya para penghuni neraka meminta agar Allah Swt. mengakhiri penderitaan mereka di dalam neraka jahannam dengan cara membuat mereka mengalami kematian seperti ketika masih berada di dunia sehingga terbebas dari penderitaan.

Permohonan mereka pasti tidak akan dikabulkan karena Allah Swt. telah menetapkan bahwa kematian itu hanya terjadi sekali saja yakni di dunia sedangkan di akhirat -- bagaimana pun hebatnya siksaan yang menimpa para penghuninya tidak akan pernam membuat mereka mati (QS.14:16-18; QS.20:75; QS.87:10-14), karena tujuan dari siksaan neraka tersebut adalah agar orang-orang berdosa merasakan sakitnya proses rehabilitasi ruhnya yang rusak di dalam neraka jahannam (QS.101:9-12), agar pada saatnya nanti para penghuni neraka tersebut layak memasuki kehidupan dalam surga, bagaikan janin bayi dalam rahim ibu setelah 9 bulan dalam kandungan siap untuk hidup di luar rahim ibunya di dunia serta mengembangkan berbagai kemampuan jasmani dan ruhani yang telah dianugerahkan Allah Swt. kepadanya (QS.95:5).

Kisah Monumental “Adam Malaikat, Iblis” dan Hubungannya dengan Surah Al-Ikhlash, Al-Falaq, dan Al-Naas

Kembali kepada Topik Utama artikel dalam Blog ini, yakni HUBUNGAN KISAH MONUMENTAL ‘ADAM, MALAIKAT, IBLIS” dengan SURAH AL-IKHLASH, AL-FALAQ, dan AL-NAAS, dari uraian mulai BAB I sampai dengan BAB LIV (54) telah dijelaskan secara rinci hubungan tersebut, yakni:

(1) ADAM sebagai KHALIFAH ALLAH melambangkan pengutusan para RASUL ALLAH, yang bertugas untuk menegakkan serta memurnikan kembali TAUHID ILAHI di kalangan umat manusia (umat beragama) yang telah dikotori oleh berbagai bentuk KEMUSYRIKAN. (QS.16:37; QS.10:48; QS.13:8; QS.25:25; QS.98:1-9). Hal tersebut sesuai dengan SURAH AL-IKHLASH

(2) MALAIKAT yang “sujud” kepada ADAM melambangkan ORANG-ORANG YANG BERIMAN kepada para RASUL ALLAH yang dibangkitkan di kalangan umat manusia dari zaman ke zaman (QS.7:35-37). Sujudnya para MALAIKAT kepada ADAM pun melambangkan BERBAGAI KEKUATAN ALAM yang mendukung perjuangan para RASUL ALLAH dalam bentuk timbulnya berbagai AZAB dan BALA BENCANA apabila para RASUL ALLAH didustakan dan ditentang (QS.6:123; QS.11:118; QS.17:16; QS.20:135; QS.26:209; QS.28:60; QS.46:22-26), atau menolong RASUL ALLAH dan ORANG-ORANG BERIMAN dalam peperangan (QS.3:124-125; QS.8:10, 13, 18-19; QS.9:40; QS.48:8).

(3) IBLIS melambangkan para PARA PEMUKA KAUM yang menentang para RASUL ALLAH, yang bangga dengan kekuasaan dan kekayaan duniawi mereka dan jumlah mereka, misalnya para pemuka kaum Nabi Nuh a.s. dan Fir’aun di zaman Nabi Musa a.s. (QS.2:247-249; QS.11:26-28 & 33; QS.23:24-26; QS.26:106-112; QS.43:52-57; QS.46:23). Akibat pendustaan dan penentangan mereka yang zalim maka banyak darah yang mengalir dan nyawa yang melayang dari kalangan pengikut para RASUL ALLAH sebagaimana halnya prediksi para MALAIKAT (QS.2:31). Kenyataan tersebut erat kaitannya dengan SURAH AL-FALAQ.

(4) SYAITAN yang merupakan golongan IBLIS juga – yang telah menipu ADAM dan ISTRINYA dari JANNAH melambangkan cara lain yang dilakukan IBLIS dalam menyesatkan para pengikut ADAM atau para RASUL ALLAH melalui IMING-IMING KEKUASAAN dan KEKAYAAN (QS.17:62-66; QS.4:121; QS.14:23; QS.25:26-32). Kenyataan tersebut erat hubungannya dengan SURAH AL-NAAS.

Kisah Monumental yang Kembali Terjadi

Karena kisah “ADAM, MALAIKAT, IBLIS” merupakan KISAH MONUMENTAL -- di samping Kisah-kisah Monumental lainnya di dalam Al-Quran – karena itu Kisah Monumental tersebut terjadi pula DI AKHIR ZAMAN ini berkenaan kedatangan RASUL AKHIR ZAMAN yang ditunggu-tunggu oleh semua pemeluk agama yang ada di dunia dengan NAMA atau SEBUTAN yang berbeda-beda tetapi pada hakikatnya merujuk pada wujud yang sama (QS.77:12), yaitu RASUL ALLAH yang akan mengajak semua umat beragama kepada AGAMA TERAKHIR DAN TERSEMPURNA, yakni AGAMA ISLAM (QS.4:5) serta TAUHID HAKIKI, yang ditandai dengan satunya IMAM (Pemimpin) dan satunya JAMAAH yang bersifat INTERNASIONAL, sesuai dengan missi KERASULAN NABI BESAR MUHAMMAD SAW. sebagai RASUL ALLAH untuk seluruh UMAT MANUSIA (QS.7:159; QS.21:108; QS.25:2; QS.34;29).

RASUL AKHIR ZAMAN yang ditunggu-tunggu oleh semua umat beragama tersebut berasal dari kalangan UMAT ISLAM, yakni pengikut dan pecinta hakiki Nabi Besar Muhammad saw., sekaligus merupakan KEDATANGAN KEDUA KALI beliau saw. di Akhir Zaman ini (QS.63:3-5) guna MENGUNGGULKAN AGAMA SEJATI atas AGAMA-AGAMA LAINNYA walau pun ORANG-ORANG MUSYRIK tidak menyukai (QS.61:10). RASUL AKHIR ZAMAN atau KHALIFAH ALLAH atau ADAM Akhir Zaman tersebut adalah MIRZA GHULAM AHMAD A.S. (1835-1908), Pendiri JEMAAT AHMADIYAH, yang pada saat artikel ini dibuat JEMAAT AHMADIYAH dipimpin oleh KHALIFATUL MASIH V, Mirza Masroor Ahmad.

Sejak MIRZA GHULAM AHMAD A.S. atas perintah Allah mendakwakan sebagai RASUL AKHIR ZAMAN yang kedatangannya ditunggu-tunggu oleh seluruh umat beragama maka KISAH MONUMENTAL “ADAM, MALAIKAT, IBLIS” kembali berlaku, karena hal tersebut merupakan SUNNATULLAH yang telah ditetapkan di dalam Kitab suci AL-QURAN, demikian juga dengan Dan bagi para anggota JEMAAT AHMADIYAH perintah Allah Swt.: “QUL (Katakanlah)” dalam SURAH AL IKHLAS, AL-FALAQ, dan AL-NAAS benar-benar merupakan KENYATAAN kebenaran KITAB SUCI AL-QURAN dan NABI BESAR MUHAMMAD SAW. yang kembali berulang.

(Bersambung)

Rujukan:

The Holy Quran, editor Malik Ghulam Farid


Tidak ada komentar:

Posting Komentar